Ceknricek.com -- Hari ini, 103 tahun, tepatnya pada 23 Desember 1916, pertempuran Magdhaba pecah di Gurun Sinai antara pasukan Australia, Inggris dan Selandia Baru melawan pasukan Turki Ottoman. Pertempuran Magdhaba merupakan bagian dari Great War alias Perang Dunia I.
Perang ini nantinya memicu pertempuran lain di wilayah Mesir dan Palestina, lainnya yang bertujuan untuk memperebutkan Semanjung Sinai.
Latar Belakang Pertempuran Magdhaba
Tahun 1915, Turki Ottoman bergabung dengan Blok Sentral (Jerman, Austria-Hongaria, Bulgaria) setelah PD I berkobar dengan menandatangani perjanjian rahasia dengan Jerman pada Agustus 1914, untuk melawan rival mereka Blok Sekutu (Perancis, Rusia, Serbia, Inggris).
Perang ini semakin berkobar setelah pembunuhan Pangeran Austria, Franz Ferdinand von Habsburg yang mengakibatkan banyak wilayah di Eropa terpecah belah. Sekutu berhasil membuka fron di seberang laut setelah melakukan kampanye di Gallipoli dan Mesopotamia pada 1915 serta menghalau tentara Ottoman dari Baghdad.
Sumber: Istimewa
Sementara itu, Kesultanan Utsmaniyah hanya mampu mengusir tentara gabungan Sekutu dari Mesopotamia. Pertahanan mereka kedodoran di segala lini, hingga terjadi puncak serangan Sekutu yang berhasil memblokade Terusan Suez pada tahun 1915-1916.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Deklarasi Perang Inggris-Prancis Picu Ottoman Terjun Dalam PD I
Tidak hanya itu, Blok Sentral juga kebobolan dalam Pertempuran Romani pada Agustus 1915, ketika pasukan Inggris berhasil mengalahkan aliansi Jerman-Ottoman hingga mereka terpaksa mundur ke Semenajung Sinai. Titik ini untuk sementara menandai berakhirnya serangan terhadap Ottoman di Terusan Suez.
Sumber: Australian War Memorial
Meski demikian, tak lama kemudian divisi Australia dan Selandia Baru (Anzac) yang dikomandoi oleh Mayor Jenderal Henry George Chauvel dan Letnan Jenderal Charles Macpherson Dobell kembali melakukan serangan terhadap Ottoman yang pada waktu dipimpin oleh Kress von Kressenstein di daerah tenggara Bir Lahfan, Gurun Sinai.
Kemenangan Telak Sekutu
Pada 21 Desember 1916, pasukan yang ditugaskan Dobell kembali mendesak ke arah timur untuk merebut kota pesisir El Arish, namun sesampainya di sana mereka mengetahui bahwa kota telah kosong sehingga mereka kembali lagi ke Magdhaba.
Keesokan harinya Jenderal Henry Chauvel memerintahkan untuk membawa Divisi Anzac dan Korps Unta menuju ke wilayah selatan Magdhaba yang berjarak 23 mil (23 km) dari mata air terdekat di wilayah tersebut.
Sumber: Istimewa
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Perang Balkan I Pecah
Setelah melakukan perjalanan semalaman, pasukan Chauvel akhirnya berhasil menemukan posisi tentara Turki dan mereka mengepung pasukan tersebut. Akibatnya, pertempuran keras dan cukup bengis yang melibatkan strategi darat dan udara tak terhindari. Hal ini menyebabkan garnisun Turki menyerah kalah dan sebagian lainnya melarikan diri.
Pertempuran Magdhaba sendiri mengakibatkan 97 tentara Turki terbunuh dan 300 lainnya luka-luka, serta menyisakan 1.282 tawanan perang baik sipil maupun yang lain. Seementara itu, dari divisi Aznac sebanyak 22 orang terbunuh dan 121 terluka sebagaimana ditulis laman veteransSA.
Dengan penangkapan Magdhaba, pasukan Sekutu (yang didominasi prajurit Inggris) akhirnya mampu melanjutkan dorongan mereka melintasi Sinai menuju Palestina hingga menyusul Pertempuran Rafa di perbatasan antara Sinai Mesir serta Palestina satu bulan kemudian, pada Januari 1917.
BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.