Ceknricek.com -- Toriq Hadad adalah junior saya di majalah TEMPO. Saya masih ingat di tahun 1980-an, di tengah kejayaan majalah TEMPO, perusahaan membutuhkan anak muda unggulan untuk lebih memajukan majalah TEMPO.
Ribuan lamaran masuk. Akhirnya perusahaan menyeleksi para pelamar. Hanya lamaran tamatan perguruan tinggi terbaik yang diikutkan tes lanjutan. Tes terakhir tes psikologi yang dipercayakan ke lembaga tes Fakultas Psikologi UI.
Tim penguji UI akhirnya membawa nama 10 orang kandidat ke majalah TEMPO. Mereka mempresentasikan hasil tes ke 10 kandidat ke rapat pimpinan TEMPO. Saya yang waktu itu menjabat Redaktur Pelaksana diikutkan dalam rapat penentuan itu.
Berapa kandidat gugur di rapat itu. Tapi dari sisanya ada dua kandidat paling unggulan yaitu Toriq Hadad, yang kabarnya masih kerabat cendekiawan Ismid Hadad dan Bambang Harimurty yang putra perwira tinggi AL, Siapa yang paling terbaik.
Debat seru terjadi di antara peserta rapat. Ada yang memilih Toriq, ada yang memilih Bambang. Keduanya diakui peserta rapat sebagai kandidat unggulan. Terbukti belakangan karir keduanya mencapai jenjang tertinggi di TEMPO, Pemred Majalah TEMPO.
Toriq dan Bambang memang mengukir karir dengan cemerlang. Untuk Toriq yang juga menarik perhatian saya adalah kerajinan almarhum berolahraga. Dia hobi sepak bola, lari, bahkan tenis. Dia salah satu wartawan yang gemar menyandang raket tenis ke kantor.
Sebab itu setelah saya berpisah dengan majalah TEMPO 1996, saya kaget Toriq yang olahragawan operasi by pass jantung. Dan hari ini adikku Toriq Hadad mendahului kita semua. Selamat jalan Adikku Toriq Hadad. Semoga arwahmu diberi tempat yang baik di sisi-Nya.