Oleh Redaksi Ceknricek.com
11/25/2023, 14:36 WIB
Ceknricek.com--Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Israel mengatakan pertumbuhan ekonomi negaranya bisa mengalami stagnasi atau terhenti di 0,2% bila perang melawan Hamas di Jalur Gaza, Palestina terus berlangsung.
Melansir dari Reuters, Sabtu (25/11/23), saat ini Kemenkeu Israel sudah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi negara itu, dari yang sebelumnya 2,7% menjadi 2% pada 2023 ini imbas perang dengan Hamas.
Padahal sebelum perang, negara itu menargetkan pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 3,4%. Namun sentimen konsumen yang buruk akibat perang dinilai menjadi penyebab utama yang membebani pertumbuhan ekonomi Israel.
"Faktor utama yang membebani pertumbuhan adalah sentimen konsumen yang buruk yang kemungkinan besar akan berdampak pada belanja swasta yang datar, yang merupakan pendorong pertumbuhan utama Israel. Sementara ekspor diperkirakan akan turun 0,6% tahun ini," ungkap Kemenkeu Israel.
Sedangkan untuk 2024, pertumbuhan ekonomi Israel diproyeksikan hanya berada di 1,6%. Perkiraan itu didasarkan pada asumsi perang yang akan terus berlanjut sepanjang tahun atau dengan perang paling sengit yang berakhir pada kuartal I, di mana sebagian besar terjadi di perbatasan selatan dengan Gaza.
Jika perang berakhir pada awal 2024, pemulihan ekonomi Israel kemungkinan bisa lebih cepat dan tumbuh menjadi 2,2%. Namun, jika perang ini terus berlanjut sampai 2025 mendatang, pertumbuhan ekonomi Israel akan terhenti di angka 0,2%.
Hal tersebut kemungkinan besar akan berdampak pada belanja swasta yang stagnan, di mana menjadi pendorong utama pertumbuhan Israel. Sementara itu, ekspor diperkirakan turun 0,6% tahun ini.
"Situasi perang dengan ketidakpastian yang sangat tinggi sehingga dampaknya terhadap perekonomian lebih dari sekedar peristiwa keamanan yang dialami oleh negara Israel selama dua dekade terakhir," kata sebuah laporan dari kantor Kepala Ekonom Kementerian.
Pada bulan lalu, Bank Israel menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonominya. Pada 2023 turun menjadi 2,3% dari 3%. Sementara pada 2024, turun menjadi 2,8% dari 3%.
Editor: Ariful Hakim