Si Corona:Kecil-kecil Cabai Rawit | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Istimewa

Si Corona:Kecil-kecil Cabai Rawit

Ceknricek.com -- Lancar kaji karena diulang. Begitu petuah orang tua-tua kita, sementara orang Inggris mengatakan, “Practice make perfect” (latihan menyempurnakan kemampuan).

Kita sama tahu dan mengakui bahwa virus corona (novel coronavirus) adalah musuh terbesar umat manusia sekarang ini. Upaya pembasmiannya banyak disebut sebagai “peperangan melawan corona”.

Nah kita juga tahu dan mengakui bahwa untuk berperang harus latihan, meski pun musuh yang hendak dilibas tidak dapat dilihat dengan kasat mata.

Namun gegara musuh yang siluman alias tidak terlihat oleh kasat mata ini, Pasukan Pertahanan Australia terpaksa membatalkan latihan rutin yang sudah sejak lama diselenggarakan dengan sejumlah negara lain, termasuk Indonesia.

Baca Juga : Kisah Dua Mahasiswa UI yang Menjadi Relawan Menangani Pasien COVID-19

Agar diketahui selama ini sejumlah negara, termasuk Australia, setiap dua tahun sekali menyelenggarakan latihan perang-perangan di laut di sekitar Hawai, dikenal dengan nama RIMPAC.

Latihan yang biasanya diselenggarakan dalam bulan Juni dan Juli ini diikuti oleh Indonesia, Australia, Brunei, Kanada,Chile, Kolombia, Prancis, Jerman, India, Israel, Jepang Malaysia, Meksiko, Belanda, Selandia Baru, Peru, Korea Selatan,Filipina, Sri Lanka, Thailand, Tonga, Inggris, Amerika Serikat dan Vietnam.

Dalam latihan tahun 2018 Australia mengikutsertakan empat kapal perang, sebuah kapal selam, pesawat patroli maritime dan lebih dari 1.600 tentara. Kalau Australia saja sudah mengikutsertakan begitu banyak perangkat dan personil, bisa dibayangkan jumlah seluruh peserta RIMPAC setiap kali diselenggarakan latihan bersama.

Baca Juga : Ungkap Kematian Terkait Corona di RI Lebih dari 1.000 Kasus, Ini Penjelasan IDI

Namun gegara si kecil corona, latihan tahun ini harus dibatalkan. Ini adalah akibat permintaan gubernur Hawai yang menyampaikan kepada pihak militer Amerika agar membatalkan latihan ini.

Pihak militer Australia juga memutuskan bahwa di tengah-tengah krisis corona ini semua latihan “yang tidak mendesak” dibatalkan demi memastikan agar kemampuan militer Australia jangan sampai terganggu.

Dapat dipahami keprihatinan pihak militer Australia ini.

Kapal-kapal induk Amerika dan Prancis sudah ada yang terkapar tidak dilayarkan karena ratusan awaknya terjangkit COVID-19.

Kapal induk Amerika USS Teddy Roosevelt dan kapal induk Prancis Charles de Gaulle kini laksana “ikan baung kedaratan”. Dan Australia tidak ingin mengalami gangguan yang sama, meski Australia tetap menjaga agar kemampuannya jangan sampai tergerogoti oleh virus ini, dan hal-hal tertentu terus dilakukan dengn secara cermat dan seksama memperhatikan segi-segi kesehatan para personil.

Agar diketahui, belakangan ini yang cukup rentan terhadap COVID-19 adalah kapal laut.

Baca Juga : Ratu Elizabeth Batalkan Rencana Perayaan Ulang Tahun akibat Pandemi Covid-19

Misal saja, kapal pesiar dengan ribuan penumpang (mereka menyebutnya tamu) dan sekitar seribu orang awak, Ruby Princess, yang bersandar di Sydney bulan Maret lalu, sempat menurunkan sejumlah besar penumpang yang membawa serta virus COVID-19, dan sejumlah di antaranya meninggal dunia. Di samping kapal Ruby Princess ada pula Artania yang melego jangkar di lepas Fremantle, Australia Barat, dengan penumpang yang diketahui terjangkiti COVID-19, membuat sakit kepala pemda Australia Barat yang akhirnya mengambil semacam jalan tengah.

Yang sudah positif sakit dirawat di negara bagian itu, yang masih sehat dipersilahkan kembali ke negara asal masing-masing.

Langkah ini yang tidak diambil pemda Negara Bagian New South Wales yang mengizinkan seluruh penumpang turun ke darat. Dan akibatnya memang sangat gawat.

Pada hal sebelumnya sudah ada kasus yang dapat dijadikan pedoman, yakni kapal Diamond Princess yang dikarantina dengan ketat oleh Jepang.

Para pakar menyimpulkan kapal penumpang merupakan situs yang ideal bagi virus ini untuk berkembang biak karena keterkurungan manusia di dalamnya. Dan nampaknya ini jugalah yang menyebabkan kapal induk Amerika dan Prancis akhirnya tidak dapat berkutik.

Baca Juga :Teater Broadway Bakal Dipentaskan Secara Virtual Mulai Bulan Depan

Sampai tulisan ini dibuat sudah 32 orang personil Pasukan Pertahanan Australia yang diketahui terjangkit COVID-19, namun semuanya, kecuali 3 yang telah pulih, sementara puluhan, bahkan mungkin ratusan lainnya, diwajibkan melakukan pengasingan diri, setelah bersentuhan dengan mereka yang ternyata positif COVID-19.

“Namun kesiapan operasional sama sekali tidak terpengaruhi oleh keadaan ini,” kata seorang perwira tinggi Australia.

Pihak pertahanan Australia juga terpaksa membatalkan latihan pertempuran udara besar-besaran serta latihan infantri yang sedianya akan diselenggarakan tahun ini, gegara si virus halus.

Selama ini Australia sering melakukan latihan militer bersama dengan berbagai negara, di antaranya dengan satuan marinir Amerika yang selama ini ditempatkan di wilayah utara Australia. Kali ini, satuan marinir Amerika yang sedianya akan ditugaskan menggantikan satuan yang sebelumnya ditempatkan di wilayah utara, tidak jadi datang ke Australia karena COVID-19.

Baca Juga : Kanada Wajibkan Penumpang Pesawat Kenakan Masker

Juga jadi korban COVID-19 adalah latihan Perisai Bersama yang biasanya juga diikuti oleh pasukan dari Malayia, Singapura, Selandia Baru, Inggris di samping Australia.

Bayangkan segala peralatan perang yang begitu canggih, dan mahal, dan personil yang sudah begitu terlatih, tidak berkutik dibuat si COVID-19.

Bak kata sebagian lirik lagu Selimut Putih (berupa peringatan agar manusia jangan angkuh, jangan sombong karena pada hakikatnya manusia itu sebenarnya dha’if biar berapa pun bintang sedang/pernah bersusun di bahunya):

“Janganlah mau disanjung-sanjung

Engkau disebut manusia agung

Sadarlah diri tahu di untung

 Sebelum keranda diusung”. Wallahu a’lam.

 BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait