Ceknricek.com -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memperingatkan Presiden Turki Tayyip Erdogan melalui surat terkait serangan Turki ke Suriah. Surat bertanggal 9 Oktober dirilis oleh Gedung Putih, Rabu (16/10), saat Trump berjuang mengendalikan konflik politik menyusul keputusannya untuk menarik pasukan AS dari Suriah utara, sehingga membuka jalan bagi serangan Turki terhadap Kurdi.
"Mari kita capai kesepakatan dengan baik! Anda tidak ingin bertanggung jawab atas pembantaian ribuan orang, dan saya tidak ingin bertanggung jawab atas hancurnya ekonomi Turki. Saya sudah pernah memberi Anda sebuah contoh sederhana dengan segala hormat ke Pastor Brunson,” tulis Trump seperti tertera dalam surat yang dilansir dari Reuters, Kamis (17/10).
Sumber: Reuters
Andrew Brunson adalah Pendeta Evangelis AS yang dipenjara di Turki pada tahun 2018 karena dituduh bekerja sama dengan Partai Buruh Kurdistan (PKK), di samping kelompok yang dipimpin ulama di pengasingan Fethullah Gulen--yang dituding melakukan usaha kudeta gagal. Presiden Trump mendesak Presiden Erdogan untuk membebaskan Brunson, dan akhirnya Brunson dibebaskan dan kembali ke AS.
Baca Juga: Trump Utus Menteri Transportasi AS Hadiri Pelantikan Presiden Jokowi
“Saya sedang berkerja keras untuk menyelesaikan masalah Anda. Jangan mengecewakan dunia. Anda bisa membuat kesepakatan yang baik. Jenderal Mazloum (pemimpin Kurdi) sudah mau bernegosiasi dengan Anda dan dia bersedia membuat konsesi yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Saya secara rahasia melampirkan isi suratnya kepada saya, yang baru saya terima,” tulis Trump pada paragraf berikutnya.
Sumber: Getty Images
“Sejarah akan berpihak padamu jika Anda melakukan ini secara benar dan cara yang berkemanusiaan. Mereka akan melihat Anda selamanya sebagai iblis jika hal baik tidak terjadi. Jangan jadi orang keras kepala. Jangan bodoh! Saya akan menghubungi Anda lagi nanti. Salam hormat,” tutup Trump.
Pada hari “surat cinta” itu diterima, Turki melancarkan serangan lintas perbatasan terhadap pasukan pimpinan Kurdi. Menurut laporan dari BBC, sumber kepresidenan Turki mengatakan Presiden Erdogan menerima surat itu, menolaknya dengan seksama dan memasukkannya ke tempat sampah.
Beberapa hari sebelumnya, Trump mengancam akan menghancurkan ekonomi Turki jika negara itu melakukan penyerangan militer kepada kelompok Kurdi, yang merupakan sekutu AS di Suriah.
"Sebagaimana yang saya nyatakan dengan keras sebelumnya, dan untuk menegaskan kembali, jika Turki melakukan apapun yang menurut saya anggap keterlaluan, saya akan hancurkan dan lenyapkan ekonomi Turki (Saya pernah melakukan sebelumnya)!. Mereka harus, bersama dengan Eropa, berjaga-jaga,” kata Trump dalam sebuah cuitan di Twitter pribadinya, @realDonaldTrump, 7 Oktober 2019.
Erdogan menyatakan serangan mereka akan terus dilancarkan hingga tujuannya tercapai dan menambahkan bahwa ia tidak takut dengan sanksi.
“Mereka meminta kami mengumumkan genjatan senjata. Kami tidak akan mendeklarasikan gencatan senjata. Mereka mendesak kami untuk menghentikan operasi. Mereka mengumumkan sanksi. Tujuan kami jelas. Kami tidak takut dengan sanksi apapun," kata Erdogan seperti dilansir Reuters.
BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar