Ceknricek.com -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) angkat bicara mengenai melambungnya harga masker di pasaran buntut merebaknya wabah virus korona.
YLKI mengaku banyak menerima pengaduan dan pertanyaan dari masyarakat terkait naiknya harga masker di pasaran, baik masker N95 dan atau masker reguler.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menilai, melambungnya harga masker di pasaran hingga ratusan persen, jelas sangat memprihatinkan.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh sekelompok orang merupakan tindakan yang tidak bermoral, karena bentuk eksploitatif terhadap hak-hak konsumen untuk mengambil untung secara berlebihan di saat terjadinya musibah.
Sumber: Tribun
"Terkait hal itu, YLKI meminta Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) untuk mengusut kasus tersebut, karena mengindikasikan adanya tindakan mengambil keuntungan berlebihan atau extensive margin, yang dilakukan oleh pelaku usaha atau distributor tertentu," ujar Tulus, Kamis (6/2).
Baca Juga: Kalau Epidemi Berakhir, Mahasiswa Indonesia Dipersilakan Kembali ke China
Melansir Antara, ia juga meminta pihak kepolisian mengusut terhadap adanya dugaan penimbunan masker oleh distributor tertentu demi mengeruk keuntungan yang tidak wajar tersebut.
Menurutnya, aksi penimbunan akan mengacaukan distribusi masker di pasaran dan dampaknya harga masker jadi melambung tinggi.
“Konsumen dalam mengonsumsi barang atau jasa, termasuk masker, berhak atas harga yang wajar. YLKI meminta konsumen untuk membeli masker dalam jumlah yang wajar, jangan berlebihan, tak perlu melakukan panic buying karena kan mendistorsi pasar," tandas Tulus.
Sekadar informasi, dari data yang dihimpun harga masker N95 di Pasar Pramuka saat ini bervariasi mulai dari Rp75 ribu hingga Rp100 ribu per buah dari yang sebelumnya pada kondisi normal seharga Rp20 ribu hingga Rp50 ribu.
BACA JUGA: Cek EKONOMI & BISNIS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Farid R Iskandar