Ceknricek.com--Bagi musisi, lagu adalah cara dia bercerita kepada pendengarnya. Tak hanya soal hal-hal yang bahagia, tapi juga soal kedukaan hatinya. Saat ini, sedang viral cerita penyanyi Bunga Citra Lestari (BCL) soal rasa duka kehilangan mendiang suaminya, Ashraf Sinclair, lewat lagu “12 Tahun Terindah”.
Video musik lagu itu juga tengah viral atau menjadi trending di YouTube. Sejak diunggah pada Ahad (19/7/20) hingga tulisan ini dibikin, Senin (20/7/20) sore, lagu yang liriknya ditulis langsung oleh BCL itu sudah dilihat lebih dari 6 juta kali!
Begitulah cara BCL mengungkapkan kesedihan hatinya setelah ditinggal selama-lamanya oleh Ashraf Sinclair pada Selasa (18/2/20) yang lalu. Kita tahu, ia mengumpulkan begitu banyak kekuatan, setidaknya dalam rentang waktu lebih dari 5 bulan, untuk diterjemahkan ke dalam sebuah lagu.
Lagu ini menceritakan kebingungan BCL menghadapi hari-hari baru setelah ditinggal suaminya. Hidup mendadak berubah begitu cepat tanpa peringatan. Namun, harus tetap dijalani. Sebagai seorang ibu, BCL juga punya tanggungan untuk membesarkan putra semata wayangnya, Noah Sinclair, usia 9 tahun.
Baca Juga :Duet Bareng Delon, Christian Bautista Rilis 'We Are Here'
Meski harus kehilangan suami, BCL masih bisa mengungkapkan rasa syukurnya kepada Yang Maha Kuasa karena sempat diberi waktu selama 12 tahun hidup berumah tangga dengan Ashraf Sinclair, termasuk mendapatkan seorang anak.
Terus terang, lirik lagu ini terasa biasa saja. Setidaknya kalau kita bandingkan dengan karya Melly Goeslaw yang juga dinyanyikan oleh BCL, “Cinta Sejati”. Lagu itu adalah soundtrack film “Habibie & Ainun”, yang juga berangkat dari rasa kehilangan mendiang Presiden Habibie kepada istrinya, Hasri Ainun.
BCL memang bukan penulis lirik lagu yang handal seperti Melly Goeslaw. Tapi, kesedihan yang dialaminya karena kehilangan suami di usia relatif muda, tak dapat diwakili atau diterjemahkan oleh siapa pun. Sebagai istri, belahan jiwa, hanya BCL yang tahu pedihnya kehilangan Ashraf Sinclair.
Tidak salah jika kemudian lagu itu dengan mudah menarik simpati banyak orang. Mungkin tak banyak yang mendengar bagaimana musiknya dibangun oleh Ifa Fachir dengan dukungan beberapa musisi top lainnya seperti Andi Rianto. Bagi penggemarnya, lagu itu adalah sebenar-benarnya ungkapan hati BCL atas kehilangan Ashraf Sinclair. An official!
Lagu, memang menjadi salah satu alat paling efektif bagi musisi untuk bicara segala hal. Sebut saja dari persoalan remeh temeh soal cinta, kehilangan pasangan, suka cita atau duka cita, bahkan yang lebih global adalah soal urusan umat atau bangsa dan negara.
Baca Juga : Mengenal Penyanyi Filipina yang Kondang di Indonesia
Saat bercerai dengan Krisdayanti misalnya, Anang Hermansyah menulis lagu “Separuh Jiwaku Pergi”. Penikmat musik tanah air membaca lagu itu sebagai ungkapan perasaan Anang akan sebuah penghianatan. Mereka “membela” perasaan Anang. Lagu tersebut kemudian meledak, dan melambungkan kembali nama Anang Hermansyah di industri musik yang sempat meredup lama.
Kita juga masih ingat bagaimana musisi asal Inggris, Eric Clapton, yang patah hati karena kehilangan putranya, Connor, yang terjatuh dari lantai 4 apartemen dan tewas di tahun 1991. Eric sempat mengurung diri dan menjauh dari dunia musik. Tapi, ia kemudian ke panggung setelah menuangkan duka cita kehilangan sang anak lewat lagu “Tears In Heaven”.
Mendengar Eric Clapton menyanyikan lagi itu, kita seperti tercerabut dari akar-akarnya, ikut merasakan kehilangan yang sama. Di sepanjang karirnya saat itu, saya berani menyebut, ini lagu paling sepenuh hati dinyanyikan Eric Clapton. Atau, memang dia tengah mengungkapkan duka citanya kehilangan anak.
Tahun 1993, saat penyelenggaraan Gramy Award ke-35, Eric Clapton mengantongi penghargaan dari enam nominasi, termasuk tiga kategori utama yakni “Album of The Year” (album Unplugged), “Record of The Year” (“Tears In Heaven”), dan “Song of The Year” (Tears In Heaven).
Setelah itu, Eric Clapton tak banyak menyanyikan lagu “Tears In Heaven” dengan perasaan yang sama. Ia bahkan berhenti memainkan lagu yang diciptakan bersama Will Jennins itu. Tahun 2014, Eric mengatakan sudah tidak merasakan kehilangan lagi. Ia sudah “move on”, dan hidupnya telah berubah. Ia tak ingin mengundang perasaan sedih itu kembali dengan menyanyikan lagu tersebut.
Saat ini, BCL tentu masih ada dalam perasaan duka mendalam akibat kehilangan cinta sejatinya. Lewat lagu “12 Tahun Terindah”, ia curhat tentang lubang di dalam hatinya yang kosong. Semoga lagu ini sekaligus bisa menjadi penyembuh bagi BCL dalam menjalani hari-hari berikut, dengan kenyataan yang baru.
BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.