Alangkah Lucunya Negeri Ini | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Istimewa

Alangkah Lucunya Negeri Ini

Ceknricek.com --Saya geli sendiri mendengar pernyataan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, di ILC TVOne, Selasa ( 7/4) malam. Dalam acara yang dipandu wartawan senior Karni Ilyas, Laoly  tampil sebagai pembicara pertama.

Dia bilang, keputusannya  membebaskan lebih 30 ribu napi di seluruh Indonesia karena wabah corona sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa mereka di Lembaga Pemasyarakatan. Rupanya, selama lima tahun jabatannya terdahulu, belum beres juga itu urusan. Referensi yang digunakan membebaskan tahanan antara lain banyak negara maju juga melakukan hal sama (membebaskan tahanan).

Baca Juga : Pulih dari Covid-19, John Taylor Beri Semangat Penggemar

Ini yang bikin geli. Geli atau menggelikan dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artinya sesuatu yang menimbulkan rasa lucu. Padahal, kita tahu pemerintah menolak lockdown di Tanah Air dengan alasan kita tidak harus mengikuti kebijakan banyak negara lain yang menerapkan itu. Amerika, Italia, dan beberapa negara itu disebut Menkumham di ILC. 

Empat Kali Direncanakan

Laoly memang  dihantam kiri kanan karena sempat mau mengikutkan juga napi koruptor, teroris, dan bandar narkoba dalam program pembebasannya. Ada jejak jejak digital  ketika ia bicara di depan Komisi III DPR-RI— meskipun dibantah berkali-kali.

Selesai Yasonna bicara, saya tidak ikut lagi acara ILC. Mungkin karena perasaan geli itu yang membuat perasaan nyaman. Peredaran darah pun lancar. Membuat saya cepat tertidur pulas. Lebih cepat dari biasanya.

Pagi, sepulang jogging,  saya mengikuti ILC-TVOne semalam, melalui Youtube. Menyimak pandangan Refly Harun. Pakar hukum tata negara itu tampil sebagai penutup. Pandangannya bagus. Serius. Ada juga bagian lucunya. Bagian yang menanggapi Laoly. Menurut catatan Refly, sejak menjabat Menkumham, sudah empat kali Laoly merencanakan revisi PP no 9 Tahun 2012 mengenai pengetatan hukuman bagi tahanan koruptor. Maksudnya mau dilonggarkan. PP itu memang lahir di masa pemerintahan Presiden SBY.

Menjaga Immunitas

Mengikuti anjuran para pakar,  khususnya psikiater, kita semua memang harus memelihara semangat dan ketenangan di masa genting wabah corona. Jangan sampai dapat “panic attack”. Kendalikan emosi,  jangan sampai mengalami  psikosomatik akibat kecemasan dan ketakutan berlebihan. Ini akan merugikan diri kita sendiri. Modal immunitas dan modal antibody dalam tubuh bisa terkuras habis.

Padahal, salah satu cara menjaga modal itu, ialah mencari aktifitas yang bisa menyenangkan diri, dan menghibur selama masa karantina. 

Terus terang,  sejak tiga minggu saya berburu itu. Memburu yang lucu-lucu. Lihat meme Menkes Terawan omong “entar juga sembuh sendiri” bisa bikin geli. Di jajaran pejabat negara saja pernyataannya banyak yang sudah dibuat meme. Tak kurang diucapkan sendiri oleh Menkopolhukam, Mahfud MD dan Mendagri Tito Karnavian. Anda pasti tahu itu. Presiden Jokowi juga ada, waktu memuji Terawan karena menjamin wabah corona tidak masuk di Indonesia. Kurang seminggu sebelum  akhirnya Presiden Jokowi tampil didampingi Terawan mengumumkan pasien positif corona nomer 1 dan 2. Data per 8 April  di Indonesia, ada 2596 kasus positif corona; 222 sembuh; dan 240 yang meninggal.

Banyak WAG

Saya punya banyak group WhatsApp (WAG). Puluhan. Isinya dari berbagai komunitas.  Dari WAG keluarga, warga komplek perumahan,  kantor,  dan WAG yang membernya beberapa pejabat negara. Dari WAG sekolah, teman seprofesi, teman gaul, dan WAG para artis senior. Boleh dikatakan, artis-artis yang sangat populer pada zamannya.

Penghuni WAG itu , ada artis yang mantan Wakil Gubernur Jawa Barat  Deddy Mizwar, mantan Gubernur Banten, Rano Karno, yang kini anggota DPR-RI. JUga  anggota DPR-RI Nurul Arifin dari Fraksi Golkar. Lainnya,  Roy Marten,  Marini, Camelia Malik, , Lenny Marlina, Lidya Kandou, Yenny Rahman, Yessy Gusman dan Cok Simbara.

Foto: Istimewa

Ada juga  August Melasz, Widyawati, Eva Arnaz, El Manik, Debbie Chintya  Dewi, Leroy Oesmani, Zairin Zein, Nugraha, Leily Sagita, Connie Sutedja, Wieke Widowati,  Hengky Tornando, Ucy Bing Slamet, Baby Zelvia, Wieke Widowaty, Harry Capry, Dwi Yan, Alicia Johar, Ninik L Karim, Tetty Liz Indriati, Yatie Octavia, Rico Tampatty, Paramitha Rusyadi, Pangky Suwito, dan lain-lain. Anda tidak sangsikan bukan, popularitas mereka di zamannya?

Bagaimana interaksi mereka di WAG itu, tunggu. Saya mau cerita dulu WAG lainnya. Di WAG yang ada pejabat, lebih sering senyap sekarang. Saya bisa memahami. Rata- rata mereka sibuk. Fokus pada urusan penanganan corona. Beberapa pemred ada di situ. Kawan-kawan inilah yang sering meramaikan dengan posting link berita terkait corona sejak virus itu pandemi. Sekali- sekali bertukar pikiran, dan berdebat.  Di sini ikut bergabung peneliti yang di masa pilgub dan pilpres sering bikin survey. Pernah dia posting survey yang menunjukkan hasil 62 % rakyat percaya pemerintah bisa atasi corona. Iya, memang agak berbanding terbalik dengan opini media mainstream, apalagi di media sosial.

Ada group  WhatsApp para alumni berbagai kegiatan. Di sini ada ASN. Selalu sibuk menjawab semua komentar berita yang mengkritik pemerintah. Ibarat dalam diskusi, siapa saja yang melontarkan kritik tajam, dia seakan mau loncat  mengigit paha pembicara. Di sini ada juga “polisi WAG” nya. Rajin menegur yang menurut anggapan sendiri member tidak mengutarakan pendapat yang memberi semangat banyak anggota. Bisa menurunkan antibodi katanya. Siang malam mereka berinteraksi.

Foto: Istimewa

Saya cuma sekali-sekali mengintip, mengikuti percakapan mereka. WAG pemimpin redaksi dan pengurus PWI ada lima, meski sebagian  kurang lebih anggotanya sama. Di sini seru. Perdebatan bisa panjang dan memuncak. Di seling dengan canda. Tapi lebih banyak seriusnya. Maklum mengolah pemikiran kadang sampai kening berkerut.

Jangan salah, ada juga satu dua yang aktif  memuji pemerintah di tengah kritik member terhadap lambatnya antisipasi pemerintah terhadap wabah yang sudah jadi pandemi global sejak lebih sebulan lalu. Tadi pagi ada yang posting berita dari Wuhan,Tiongkok.  Warga Wuhan sudah memenuhi tempat umum setelah 70 hari lockdown. Wuhan adalah kota pertama penularan corona di dunia. Puluhan ribu yang terjangkit virus. Lebih 3000 jiwa meninggal.

Saya cuma mengomentari dalam hati. Andai saja  sejak pasien positif 1 dan 2 diumumkan, langsung diberlakukan karantina wilayah, mungkin ceritanya bisa lain. Di Tanah Air dokter saja sudah mencapai angka 30 yang gugur. Paling tidak, ambillah waktu 15 Maret saat Presiden Jokowi mengumumkan kebijakan social distancing, langsung melarang warga ke luar rumah — bukan hanya mengimbau. Mungkin hasilnya Indonesia tidak separah sekarang.

Ada juga WAG yang paling santun, yang saya ikuti. Postingan anggota lebih banyak tausiyah dan kata - kata bijak. Bagus juga. Ada pendekatan religius. Saya geli juga kalau ternyata yang mereka posting itu ada yang hoax. Comot dari medsos.

Di WAG para penulis lain lagi. Ada member menjerit jerit tiap kali menemukan  berita seram tentang corona nyelonong masuk di WAG. Terus terang dia minta non aktif dulu. Secara umum percakapan di sini serius. Maklum para penulis. Membernya merencanakan menerbitkan buku seratus tulisan dari para member WAG.

Foto: Istimewa

Kembali ke WAG C’Nior tempat bercakap-cakap para artis. Siang malam. Kuncennya : Deddy Mizwar, Leroy Oesmani, dan Cok Simbara. Saya beruntung diundang jadi membernya. Di WAG ini saya mendapatkan yang menjadi kebutuhan saat ini: panggung komedi. Lucu-lucuan. Ketawa-ketawa. Bisa sampai guling. Tidak percaya? Ikut saja.

Pagi- pagi, seperti umumnya WAG, masih saling menyapa ucapan selamat pagi. Matahari bergerak sedikit, beredar foto- foto menu sarapan. Camelia Malik menyajikan video pemandangan tempat isolasinya di atas bukit. Di halaman kediamannya yang rimbun, ada monyet tengah bergelayutan di pohon dalam tangkapan video. Tak syak lagi, itu bisa berhari -hari jadi bahan guyonan Deddy Mizwar.

Pagi, Deddy biasanya masih tidur setelah salat subuh. Berangkat siang Deddy baru muncul. Segera setelah itu WAG kembali riuh.“Naga habis ronda,” kata Ninik Karim yang rajin mengingatkan member untuk salat malam.

Ucy Bing Slamet paling sering memposting foto atau video tengah memasak. Juga saat dia menjemur cucian dan badan. “ Ucy enak,” komen Leroy. Salah menuliskan kata memang bisa menimbulkan asosiasi berbeda. Di sinilah muncul duet Cok dan Deddy Mizwar menggoreng “isu enak” sampai berhari -hari. Yessy Gusman diangkat sebagai EO WAG ini. Dia memang ligat  mengkoordinir acara pengiriman berbagai makanan dari donatur ke semua member. Dari durian Darty sampai keripik singkong  Leily Sagita.  Donaturnya sejauh ini baru Deddy Mizwar. Mungkin dia punya nazar. Sinetron strippingnya selamat. Berhasil dirampungkan sebelum polisi melarang kegiatan syuting.

Pemeran “ Naga Bonar” itu mendapat julukan “Mr Share Loc” dari Widyawati. Ada sejarah kelahiran julukan itu. Suatu hari member WAG ini sepakat berkumpul di resto Leroy di Kebayoran Baru. Seminggu sebelum social distancing.Ditunggu sampai sore, Deddy tak muncul. Padahal, dia yang paling sering minta “ share location”. 

Baca Juga : Musisi John Prine Meninggal Karena Covid-19

Deddy ini bisa melucu sampai berjam-jam. Bahannya banyak. Pantaslah dulu bikin film “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Saya pernah menyangka, itu  tindak kompensasi karena ketakutan membaca berita corona yang seram. Tapi ternyata tidak.

Segala macam dijadikan obyek lelucon. Celana pink Cok Simbara sampai sekarang masih jadi bahan leluconnya. Ucy dan Baby Zelvia jadi bahan candaannya paling aman, karena keduanya merespons. Keduanya sama lucunya. Tidak heran jika WAG setiap hari anggotanya bertambah.

Paling seru waktu mereka menginisiasi penghargaan buat dokter dan tenaga medis yang berada di lini terdepan. Dibuatlah materi poster maupun video pendek. Juga  penyebaran pesan - pesan untuk masyarakat menghadapi corona. Ajakan pakai masker, diam di rumah, jaga jarak, dan sebagainya. 

Baca Juga : Efek Lockdown, Himalaya Terlihat dari Jauh Sejak 30 Tahun Terakhir

Seminggu WAG itu menjadi bengkel kerja memproduksi macam macam sebaran untuk masyarakat. Tapi nanti pada kesempatan lain saya tulis lebih panjang “ making off” nya itu. Yang mengerjakan produksi poster dan video itu Zairin Zain, yang berpengalaman bikin film iklan. Dia lah produser film “ Alangkah Lucunya Negeri ini”. Salam, sekalian izin kepada Deddy, judul filmnya jadi judul tulisan ini.

BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait