Belajar Dari Keberhasilan Selandia Baru Tanggulangi Covid 19 | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Gettyimages

Belajar Dari Keberhasilan Selandia Baru Tanggulangi Covid 19

Ceknricek.com -- Setelah lima dari empat minggu yang dicanangkan, Selandia Baru hari ini (28/4) mengakhiri lockdown dan selanjutnya turun ke siaga tingkat 3 selama dua minggu kedepan. Jika keadaan terus membaik, status akan turun ke tingkat 2 selama dua minggu, kemudian turun ke tingkat 1 untuk kemudian kembali normal. Sampai hari ini tercatat 1469 kasus dengan hanya 5 kasus baru kemaren. Jumlah yang meninggal 19 dan yang sembuh 1180. Yang dirawat di rumah sakit kurang dari sepuluh. 

Angka-angka ini menunjukkan keberhasilan Pemerintah Selandia Baru dalam menanggulangi Covid 19 di negara berpenduduk kurang lebih 5 juta ini. Kuncinya memang di pemutusan rantai penularan. Sebelum lockdown diberlakukan jumlah kasus berada diatas angka 100. Setelah distancing ketat, angkanya turun dibawah sepuluh atau single digit setiap harinya. 

Lockdown memang bukan kebijakan yang mudah, meski masyarakat diberikan subsidi. Diperlukan ketegasan dan kejelasan peraturan, dana yang tidak sedikit dan kesadaran masyarakat. Peran masyarakat menjadi faktor vital atas kesuksesan lockdown atau apapun istilah yang dipergunakan. Ketika partisipasi masyarakat diharapkan, maka persoalannya menjadi tidak sederhana karena menyangkut ekonomi, budaya dan disiplin. Membandingkan Indonesia dengan Selandia Baru tentu tidaklah bijak. Terlalu banyak perbedaan diantara keduanya. Sebagaimana yang disampaikan Presiden Jokowi, strategi yang sukses di satu negara belum tentu berhasil di negara lainnya. Yang ingin dibagi oleh penulis adalah bagaimana satu niat baik yang tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh seluruh pemangku kepentingan. 

Baca juga: Negara, Warga Negara dan Corona

Kunci sukses Selandia Baru dalam menanggulangi Covid 19 terletak pada kebijakan yang tepat, dukungan parlemen dan media serta disiplin rakyatnya. Dalam membuat kebijakan, landasan Pemerintah selalu pada ilmu pengetahuan, pendapat para ahli dan akademisi dan tentu saja aspirasi masyarakat. Kombinasi ketiga hal itu berujung pada lahirnya kebijakan yang tepat. Pemerintah sadar betul atas bahaya Covid 19, oleh karenanya dari awal mereka siap dan sigap. Ketika kasus pertama kali muncul tanggal 28 Februari, konsentrasi dan prioritas kerja Pemerintah langsung semuanya tertuju kesana. Kesehatan dan keselamatan masyarakat diatas segalanya.

Belajar Dari Keberhasilan Selandia Baru Tanggulangi Covid 19
Sumber: Istimewa

Pemerintah bisa saja all out namun tidak akan mulus jika tidak didukung oleh Parlemen terutama di anggaran, terlebih negeri ini menganut sistem parlementer. Untuk membiayai lockdown Pemerintah harus merogoh kocek sebesar NZ$ 12.1 miliar untuk 6 bulan sejak Maret yang dipergunakan untuk upah karyawan yang tidak bekerja, subsidi perusahaan-perusahaan yang merugi dan potongan pajak. Bayangkan pengeluaran dana sebesar itu jika tidak ada restu parlemen. Dimana oposisi? Disinilah hebatnya negeri ini. Kematangan demokrasi benar-benar terasa. Meski oposisi di negeri ini kuat karena sebelumnya mereka berkuasa sebagai pemerintah selama tiga periode, namun terhadap kejadian yang menyangkut nasib rakyat banyak, kepentingan partai ditanggalkan. Mereka bersatu mendukung kebijakan Pemerintah dengan tetap tidak meninggalkan sikap kritis.

Baca juga: Saling Menuding Siapa Biang Keladi Covid-19

Pemangku kepentingan lain yang tidak kalah berjasa atas kesuksesan lockdown adalah media. Merekalah yang membuat kebijakan Pemerintah terkait Covid 19 ini jelas dan selalu hadir pada waktunya di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat tidak panik karena asupan informasi yang benar selalu tersedia. Saya perhatikan media secara sungguh-sungguh memberitakan kebijakan dan capaian Pemerintah terkait Covid 19 secara masif setiap hari. Berita-berita yang menurunkan semangat masyarakat secara mandiri direduksi. Masyarakat diajak optimis wabah ini akan segera selesai dengan mengikuti ajakan dan himbauan Pemerintah. Namun demikian sikap kritis media tetap terlihat dengan dimuatnya berita-berita tentang penurunan ekonomi, ancaman pengangguran massal dan situasi negara setelah wabah.

Belajar Dari Keberhasilan Selandia Baru Tanggulangi Covid 19
Sumber: Istimewa

Faktor terakhir dan justru inilah yang menjadi kunci keberhasilan lockdown yakni dukungan masyarakat. Anjuran untuk hidup bersih, tinggal di rumah, menjaga jarak dan berperilaku optimis dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Sehebat apapun pemimpin satu negara, sebesar apapun subsidi yang diberikan, tanpa peran serta dan disiplin masyarakatnya mustahil program pemutusan penularan akan sukses.

Hari ini suasana di kota kembali sedikit hidup karena sekitar 400.000 pekerja kembali ngantor. Mereka boleh kembali bekerja di kantor namun tetap dengan disiplin tinggi diantaranya tetap menjaga jarak. Cafe dan restoran sudah boleh buka kembali walau sebatas melayani pesanan online. Mereka yang bisnisnya bersentuhan langsung dengan pelanggan seperti salon, barber dan lain lain tetap belum boleh bekerja.

Baca juga: Lockdown: Laksana Mengandangkan Harimau Ganas

Dari tempat yang jauh saya memperhatikan suasana di tanah air sejak PSBB diberlakukan di beberapa daerah. Berbagai bentuk penolakan seperti tetap hadir di kerumunan, berperilaku seolah sedang tidak terjadi apa-apa, melakukan berbagai upaya untuk tetap bisa mudik dsb menjadi berita setiap hari. Sungguh berat tantangan yang dihadapi Pemerintah. Rasanya tidak bijak jika terus menyalahkan Pemerintah seolah Pemerintah tidak tanggap dan tidak melakukan apa-apa. Tidak bijak pula jika terus melawan anjuran Pemerintah seolah Pemerintah mengekang kebebasan dan merampas kemerdekaan. Sementara belum ditemukannya vaksin, satu-satunya obat yabng bisa kita andalkan adalah memutus rantai penularan.

Saya berharap sambil berdoa kesadaran di masyarakat segera timbul. Kita bangun tekad untuk bersama-sama Pemerintah melawan virus ini. Mencontoh negara-negara yang sukses melawan wabah ini seperti Selandia Baru dan Vietnam, partisipasi masyarakatnya adalah kunci utama. Semoga. 

Tantowi Yahya (Dubes RI untuk Selandia Baru)

BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait