Ceknricek.com -- Sungguh, rakyat Australia sejak berjangkitnya wabah Covid-19 laksana burung dalam sangkar emas! Atau lebih tepat lagi “laksana harimau ganas dalam kurungan.”
Bukan apa-apa, melainkan perintah mengurung diri itu (lockdown) dikeluarkan menjelang masa liburan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umumnya rakyat Australia. Paskah, yang tahun ini jatuh pada hari Jum’at 10 April dan berlangsung sampai Senin 13 April, yang dikenal sebagai “akhir pekan panjang” di Australia.
Biasanya sehari atau bahkan dua hari menjelang liburan Paskah sudah terlihat mobil-mobil yang sarat dengan berbagai perlengkapan untuk liburan atau berkemah, dengan joran-joran pancing dan sepeda sepeda bergantungan di belakang mobil, berduyun-duyun di jalan-jalan raya (jalan toll) menuju ke luar kota, dan begitu pula halnya sesudah habis masa liburan, biasanya hari Selasa atau Rabu kembali ke pangkalan masing-masing.
Foto: Istimewa
Namun kali ini masyarakat Melbourne dan sekitarnya harus gigit jari.
Bukan saja mereka sejak diberlakukannya kewajiban “mengurung diri’ di rumah sampai tanggal 13 April, sudah laksana ikan kedaratan, namun kini, bahkan sebelum batas waktu itu tiba dan ketentuan pengurungan diri berakhir, pemerintah negara bagian Victoria, yang ibukotanya adalah Melbourne, hari Minggu 12 April mengumumkan kejutan yang memilukan: ketentuan pengurungan diri diperpanjang sampai tengah malam 11 Mei. Ala Mak! Laksana sudah jatuh dihimpit tangga pula.
Sebagaimana terjadi sebelumnya berbagai pemerintah daerah tidak sungkan mendahului arahan dari pemerintah pusat. Dan kali ini pun pimpinan pemerintah daerah Victoria, Daniel Andrews, mengeluarkan ketentuan perpanjangan masa pengurungan diri itu sebelum Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkannya.
Dengan demikian, “pedoman” atau “bimbingan” yang selama ini berlaku di Victoria dan negara-negara bagian lain di Australia akan terus berlanjut, yaitu hanya keluar rumah untuk:
*Berbelanja makanan/bahan makanan dan kebutuhan mendasar lainnya
*Memberikan pelayanan medis atau perawatan kesehatan atau pelayanan kemanusiaan lainnya, seperti mengurus seseorang yang sudah uzur
*Bergerak badan dalam jumlah hanya dua orang atau sesama anggota keluarga serumah
*Bekerja atau belajar apabila ini tidak dapat dilakukan dari jarak jauh.
Beberapa waktu sesudah keluar ketentuan dari pemda ini Perdana Menteri Scott Morrison kembali menegaskan bahwa kerumunan orang tidak boleh melebihi jumlah dua orang, kecuali:
*Orang-orang serumah
*Keperluan upacara pemakaman yang boleh dihadiri oleh hanya sepuluh orang
*Upacara pernikahan yang tidak boleh dihadiri oleh lebih dari lima orang
*Unit keluarga, yang dimaksud adalah anggota-anggota satu keluarga.
Foto: Istimewa
Baik pemerintah pusat maupun pemda memberi “nasihat tegas” agar semua penduduk melakukan pengurungan diri (self isolation) di rumah atau tempat tinggal masing-masing selama yang dimungkinkan secara manusiawiah kalau sudah berusia 70-tahun atau lebih, 60-tahun ke atas bagi yang punya masalah kesehatan dan warga pribumi yang sudah berusia 50-tahun ke atas.
Di Negara Bagian Victoria, termasuk Melbourne, jumlah yang sudah positif terjangkit COVID-19 mencapai 1268, dan yang meninggal 14. Namun kenyataannya rakyat Australia yang biasanya ta’at hukum, belakangan ini terkesan payah untuk patuh. Misalnya, ketika hampir dua pekan lalu, menjelang akhir pekan, prakira cuaca menyebutkan, “Esok hari sang surya akan bersinar dan suhu udara akan berkisar 25 derajat celcius”.
Pemda Victoria langsung mengeluarkan peringatan bahwa barangsiapa dipergoki masih berbondong ke kawasan pantai dan tidak menjaga jarak akan ditindak tegas. Ini sama saja seperti seekor harimau lapar yang dirantai melihat seekor anak rusa gemuk menyantap pucuk pepohonan di depan matanya, namun sang raja hutan tidak berdaya berbuat suatu apa.
Orang Australia memang “gila” mata hari. Itulah mungkin kenapa kasus kanker kulit (melanoma) di Australia adalah di antara yang tertinggi di dunia. Pemda Victoria mengakui bahwa kewenangan yang kini dimiliki penguasa dan sebagian besar telah diterapkan adalah yang terbesar dalam sejarah dan belum pernah ada tolok bandingnya di masa sudah-sudah.
Berdasarkan kewenangan yang belum pernah ada tolok bandingnya ini di masa lalu, pihak berwajib, seperti polisi, berkewenangan menegakkan ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh pimpinan Badan Kesehatan, termasuk melakukan penahanan dan pembatasan pergerakan warga.Ketentuan ini, meski memang luar biasa, namun berkekuatan hukum karena disahkan oleh DPRD, demi menghadapi ancaman yang sudah terbukti begitu ganas.
Foto: Istimewa
Dalam penerapan kekuasaan yang luar biasa ini, pemerintah terbantu oleh kenyataan bahwa siasat yang telah diterapkan selama ini ternyata cukup berhasil, terbukti dengan membaiknya keadaan, dalam artian jumlah kasus yang kian turun.
Lebih dari 69 ribu orang sejauh ini telah diperiksa di Victoria. Sebelumnya, dalam jangka waktu hanya 24 jam hingga pukul 11:00 Sabtu 11 April:
*Sembilan orang yang dipergoki berkerumun di sebuah apartemen sewaan jangka pendek diganjar dengan hukuman setimpal
*Sejumlah kerumunan orang di rumah/tempat tinggal pribadi
*Sembilan orang kedapatan bermain sepakbola rugby di sebuah lapangan
*Tujuh orang bermain sepakbola si kulit bundar di sebuah lapangan lainnya.
Baca Juga : WHO : 22.073 Petugas Medis Terinfeksi Covid-19
Banyak lagi kasus-kasus pelanggaran sejenis itu yang sudah ditangani polisi. Semua yang dipergoki dijatuhi hukuman denda masing-masing minimal seribu dolar, termasuk seorang menteri dalam pemda New South Wales, yang ibukotanya adalah Sydney, yang diketahui meninggalkan kediamannya di kawasan Sydney, untuk “menyingkir” ke pesenggrahannya, sekitar satu jam dari kota itu, dengan alasan kesehatan. Oleh menteri besar pemda ia diperintahkan segera kembali ke Sydney, dan oleh polisi dijatuhi hukuman denda seribu dolar. Ia kemudian mengundurkan diri dari jabatannya.
Harus diakui bahwa pengurungan diri dan pemberlakuan keadaan darurat kesehatan ini memang sangat membebani mental dan perasaan warga di Australia yang sudah begitu terbiasa berlibur di akhir pekan dan pada hari-hari warna merah dalam penanggalan lainnya, seperti Paskah.
Bukan itu saja, kebiasaan selama ini menonton pertandingan-pertandingan olahraga selama akhir pekan, harus dikorbankan, karena memang tidak ada pertandingan seperti itu. Tidak ada teater; tidak ada bioskop.
Baca Juga : Kemenkes Setujui PSBB Depok Bogor Bekasi
Karenanya pemda Victoria mengeluarkan anggaran tambahan sebesar 60 juta dolar untuk keperluan pelayanan kesehatan jiwa/mental bagi yang memerlukannya. Tidak mengherankan kalau banyak yang suntuk.
Dalam bahasa/budaya Inggris dikenal ungkapan “menenggelamkan kedukaan dalam alkohol” dan tampaknya sejak diberlakukannya ketentuan pengurungan diri di Negara Bagian Victoria ini, tingkat konsumsi miras naik sekitar 86%. Nampaknya lonjakan serupa juga tercatat di berbagai negara bagian lainnya. Menurut statistik di samping penjualan bahan makanan serta kertas toilet yang deras, miras juga sangat laris manis di semua negara bagian. Tidak mengherankan kalau KDRT juga ikut-ikutan meningkat.
Pernah ada sebuah lagu yang sangat populer di Australia berjudul “A pub with no beer” – pub (warung minum) yang tidak punya bir. Padahal bagi begitu banyak warga di Australia meringankan langkah ke dalam pub, termasuk ketika habis kerja, sudah merupakan suatu bentuk ziarah.
Foto: Istimewa
Ada pula kebiasaan di antara sesama rekan untuk saling traktir. Namun kini, pub dan restoran sudah tidak lagi menerima pelanggan. Akan halnya warung makanan, hanya menjual “take away” untuk dibawa pergi bukan dan tidak untuk dimakan di warung tersebut, begitu juga umumnya kafe. Alhasil kebebasan dan keleluasaan bergerak yang selama ini begitu dihargai oleh rakyat Australia kini harus dibekukan, semoga untuk hanya sementara. Wallahu a’lam
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.