Biografi Pablo Escobar, Dicintai Warga, Dibenci Amerika | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Businessinsider

Biografi Pablo Escobar, Dicintai Warga, Dibenci Amerika

Ceknricek.com -- Bagi sebagian orang, khususnya masyarakat Kolombia, sosok Pablo Escobar tak ubahnya seorang Robin Hood. Dirinya dianggap merampok dari orang-orang kaya, lalu membagikannya kepada orang-orang miskin. Sayang, bisnisnya itu adalah bisnis tak halal, yakni penjualan kokain.

Hal ini yang membuat dirinya diburu oleh Gabungan Komando Operasi Khusus Amerika Serikat pada 2 Desember 1993, atau sehari setelah ulang tahunnya yang ke 44. Ya, seandainya Escobar masih hidup hingga hari ini, Minggu (1/12), maka pria bernama lengkap Pablo Emilio Escobar Gaviria akan genap berusia 70 tahun.

Pada masa puncak kariernya sebagai gembong narkoba, Escobar dan kartelnya disebut-sebut menyediakan 80 persen dari kokain yang diselundupkan ke Amerika Serikat. Total keuntungan yang didapatkannya sebesar US$22 miliar setahun.

Lantas bagaimana sepak terjang pria kelahiran Rionegro ini, hingga akhirnya harus meregang nyawa di Medellin, kampung halamannya? Berikut biografi singkat sang Raja Kartel itu.

Bisnis Ilegal Sejak Kecil

Pablo Emilio Escobar Gaviria itu lahir di Desa Rionegro, Antioquia, Kolombia. Pria yang akrab disapa Pablito itu adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara. Ayahnya, Abel de Jesus Dari Escobar Echeverri adalah petani, sedangkan Hilda de Los Dolores Gaviria Berrio, sang ibu seorang  guru sekolah dasar.

Sejak kecil, Escobar dibesarkan di kota Medellin, kota yang di era kolonial adalah pusat pertambangan di Kolombia. Sebagai wilayah yang terletak di daerah dataran tinggi, kota ini dianggap memiliki tradisi dalam hal penyelundupan.

Pablo Escobar, Dicintai Warga, Dibenci Amerika
Sumber: History101.com

Escobar diperkirakan telah memulai karier kriminalnya saat berumur remaja. Escobar diduga mencuri batu nisan dan mengamplasnya untuk dijual kembali ke penyelundup lokal.

Hal ini dibantah saudaranya, Roberto Escobar, yang mengklaim bahwa batu nisan berasal dari pemilik kuburan yang kliennya telah berhenti membayar untuk perawatan di lokasi tersebut.

Baca Juga: Kiprah John Lie: Sang Penyelundup yang Menjadi Pahlawan

Sementara putra Escobar, Sebastian Marroquin, mengklaim bahwa karier kriminal ayahnya dimulai dengan praktik menjual ijazah palsu, melalui kampus Universidad Autonoma Latinoamerican, Medellin, tempat Escobar sempat belajar selama beberapa waktu tanpa mendapatkan gelar akademik.

Manapun yang benar, yang pasti bakat-bakat kriminal Escobar sudah tercium sejak masih remaja. Hingga menginjak usia kepala dua, Escobar kerap bekerja sama dengan Oscar Benel Aguirre, untuk melakukan penipuan jalanan, seperti menjual rokok selundupan, tiket lotre palsu, dan mencuri mobil.

Pablo Escobar, Dicintai Warga, Dibenci Amerika
Sumber: History101.com

Ia juga kerap menjadi preman, seperti menculik dan menahan seorang eksekutif Medellin untuk tebusan senilai US$100.000. Escobar juga mulai bekerja untuk Alvaro Prieto, penyelundup kawakan yang beroperasi di sekitar Medellin.

Menurut buku Pablo Escobar, My Father (2004) yang ditulis anaknya Sebastian (dulu bernama Juan Pablo), saat berusia 26 tahun, Escobar telah memiliki tabungan bank sebesar COL$100 juta atau sekitar US$3 juta. Semuanya tentu didapat dari hasil pekerjaan ilegal dan tidak haramnya itu.

Pasar Narkotika

Memasuki era 70-an, Medellin menjelma sebagai tempat para sindikat kejahatan terorganisir menghasilkan banyak uang dari penyelundupan berbagai jenis barang. Salah satunya adalah narkotika.

Sebelum tahun 1973, sebagian besar produk kokain dibuat di Chili, dengan bahan baku daun koka dari Peru dan Bolivia. Peran Medellin (Kolombia) sendiri adalah mediator dari produsen itu ke Amerika Serikat.

Layaknya hukum pasar, dimana ada permintaan maka ada penawaran, begitu pula sebaliknya. Produk-produk kokain sedang tren di era 70-an, khususnya di kalangan anak muda Amerika Serikat.

Pablo Escobar, Dicintai Warga, Dibenci Amerika
Sumber: History101.com

Sejak Jenderal Augusto Pinochet menguasai Chili di tahun 1973, ia mengakhiri bisnis kokain di Chili. Hal ini membuat para penyelundup Kolombia mengambil alih produksi kokain ke negaranya, khususnya di Medellin. Saat itu bahan baku daun koka masih tetap berasal dari Peru dan Bolivia. Tak lama berselang, Escobar masuk ke dunia perdagangan narkotika.

Tiga tahun berselang, Escobar ditangkap bersama sepupunya saat  melintasi perbatasan Ekuador, setelah kedapatan membawa 39 pon kokain (sekitar 18 kilogram). Ia berusaha memberi uang sogokan kepada petugas hingga hakim di Medellin, namun upaya itu tidak berhasil.

Setelah berbulan-bulan menempuh jalur hukum, Escobar memerintahkan pembunuhan terhadap dua petugas yang menangkapnya. Tak lama, kasus itu kemudian dihentikan. Roberto Escobar menyebut pola ini digunakan sebagai cara berurusan dengan pihak berwenang, jika tidak bisa dengan suap maka alternatif lainnya adalah pembunuhan.

Uang Haram untuk Donasi

Pertengahan 1980-an menjadi puncak kejayaan dari Escobar dan Kartel Medellin miliknya. Escobar dkk dipercaya mampu meraup hingga US$420 juta dollar per minggu, atau sekitar US$22 miliar dollar per tahunnya.

Dengan uang sebanyak itu, Escobar mewajibkan kartel Medellin membelanjakan US$1.000 per minggunya untuk membeli gelang karet guna membungkus tumpukan uang dan disimpan di gudang mereka. Bahkan, 10 persen dari tumpukan tersebut dilaporkan rusak karena dimakan tikus, terendam air, atau dilaporkan hilang karena kebingungan untuk tempat penyimpanannya.

Nah, disinilah Escobar mendapat julukan Robin Hood. Karena tak berhasil menghabiskan hasil keuntungan dari bisnis narkoba untuk diri sendiri dan keluarga, Escobar membangun berbagai fasilitas umum dan membagikan uang tunai kepada orang miskin. Tindakannya ini membuat dirinya mendapat simpati dari masyarakat.

Pablo Escobar, Dicintai Warga, Dibenci Amerika
Sumber: History101.com

Pada tahun 1982, Escobar terpilih sebagai anggota alternatif dari Kamar Perwakilan Kolombia sebagai bagian dari Partai Liberal Kolombia. Melalui ini, dia bertanggung jawab untuk pembangunan banyak rumah sakit, sekolah, dan gereja-gereja di Kolombia barat, yang memberikannya popularitas dalam Gereja Katolik Roma lokal, serta dengan penduduk setempat dari kota-kota yang sering dikunjunginya.

Pamor Escobar dan Kartel Medellin meroket secara internasional dengan menguasai sebagian besar pasar narkoba yang masuk ke Amerika Serikat, Meksiko, Puerto Rico, Republik Dominika, Venezuela, dan Spanyol. Pemerintah Kolombia sendiri sebenarnya mengetahui bisnis haram dari Escobar dan kartelnya.

Meski demikian, mereka berusaha keras untuk menutup operasi bawah tanah yang dimiliki Escobar guna menghindari bentrokan antara pemerintah dan para pedagang narkoba. Apalagi, pamor Escobar saat itu yang begitu dicintai rakyat Kolombia khususnya Medellin.

Pablo Escobar, Dicintai Warga, Dibenci Amerika
Sumber: Themobmuseum

Baca Juga: Kiprah Sutan Mohammad Rasjid, Buronan Negara Penyelamat Negeri

Tentu saja, Escobar juga menyuap para pejabat, hakim, dan politisi. Yang berani menentangnya, siap-siap saja mereka menghilang. Escobar disebut-sebut terlibat dalam kematian ratusan orang termasuk warga sipil, polisi dan pejabat negara.

Boston Globe menyebut 600 polisi tewas mengenaskan di tangan anak buah Escobar. Sementara salah satu politisi yang menjadi korban kegarangan Escobar ialah calon presiden Luis Carlos Galan, yang difavoritkan menang dalam pemilu Kolombia tahun 1990, sebelum akhirnya tewas pada 18 Agustus 1989.

Di tahun 80-an, Escobar juga mendukung gerakan kelompok gerilyawan sayap kiri M-19, untuk menyerbu Mahkamah Agung guna menentang perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat. Dikabarkan setengah dari seluruh hakim di tempat tersebut tewas, dan semua dokumen yang berisi daftar para penyelundup kokain (termasuk Escobar) yang akan diekstradisi ke Amerika Serikat lenyap begitu saja.

Dikepung Pasukan Gabungan Komando

Banyaknya korban akibat penyalahgunaan narkotika di AS juga membuat Negeri Paman Sam ikut campur. Apalagi, 80 persen produk narkotika di AS berasal dari distribusi Kartel Medellin. Dibantu AS sejak 1991, operasi pemerintah Kolombia terhadap Escobar mulai mendapatkan hasil.

Raja Kartel itu menyerah dengan syarat, ia ditahan di penjara yang didesainnya sendiri di dataran tinggi dekat Medellin. Meski bangunan depannya terlihat seperti sel penjara, namun di dalamnya, bangunan ini bergelimang fasilitas mewah, termasuk pusat kebugaran untuk Escobar dan anak buahnya.

Tahun 1992, pemerintah Kolombia menemukan bukti Escobar masih bisa menjalankan bisnis terlarangnya itu di balik jeruji. Saat melakukan penggerebekan, Escobar sudah melarikan diri dan sebagian besar menghabiskan waktunya bersembunyi di hutan-hutan belantara. Rumor menyebutkan Escobar pernah membakar uang tunai sebanyak sekitar US$2 juta hanya untuk menghangatkan dirinya dari cuaca dingin.

Pablo Escobar, Dicintai Warga, Dibenci Amerika
Sumber: History101.com

Pemerintah AS tak tinggal diam. Mereka mengirimkan Gabungan Komando Operasi Khusus Amerika Serikat yang terdiri dari Delta Force and Centra Spike (DEVGRU), guna melatih unit khusus kepolisian Kolombia pemburu Escobar bernama Search Bloc.

Di luar itu, pesaing-pesaing bisnis dari Kartel Medellin juga mulai berupaya mengambil alih tampuk kekuasaan pasar dari Escobar yang semakin melemah. Salah satunya ialah Los Pepes yang melakukan serangan berdarah dan membabi buta ke kelompok Medellin.

Rumor yang beredar, Los Pepes sendiri telah bekerja sama dengan Searc Bloc untuk melakukan pencarian Escobar dan kartelnya secara bersama-sama. Escobar akhirnya terpojok di Los Olivio, sebuah kampung kelas menengah di Medellin.

Hingga kini, kronologi kematiannya juga tidak dijelaskan secara jelas. DEA AS, (U.S Drug Enforcement Administration) menyebut Escobar bersama pengawalnya, Alvaro de Jesus Agudelo tertembak di kaki dan tubuh bagian atas, serta telinga.

Pablo Escobar, Dicintai Warga, Dibenci Amerika
Sumber: History101.com

Escobar ditembak dan dibunuh oleh Polisi Nasional Kolombia, di kampung halamannya, 24 jam setelah ulang tahun ke-44 nya, 1 Desember 1993. Tidak ada yang mengetahui pasti siapa yang berhasil melepaskan tembakan mematikan itu. Sementara beberapa kerabat Escobar percaya, bahwa sang Raja Kartel itu yang “suka rela” mengakhiri hidupnya dengan menembakkan diri tepat di telinga.

Hingga kini, warisan yang ditinggalkan Escobar masih kontroversi. Sementara banyak yang mengecam sifat keji dari kejahatannya, Escobar dipandang sebagai sosok Robin Hood bagi banyak orang di Kolombia.

Pembunuhannya diratapi masyarakat Medellin dan pemakamannya dihadiri oleh lebih dari 25.000 orang. Pablo dimakamkan di Pemakaman Monte Sacro, Itagui. Tak hanya itu, tanah pribadinya Hacienda Napoles, kini telah diubah menjadi taman hiburan. Kehidupannya pun juga menjadi inspirasi atau didramatisasi dalam film, televisi, hingga musik.

BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait