Impor Daging Ayam Dijawab Sapi | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Katadata

Impor Daging Ayam Dijawab Sapi

Ceknricek.com -- Bicara soal impor memang rada-rada sensitif. Soalnya, sejak Joko Widodo memerintah, antara omongan dengan realitas seringkali beda. Dia bilang benci impor, nyatanya apa-apa impor. Garam impor, gula impor, jagung impor, bahkan cangkul pun impor.

Terbaru dan lagi jadi perbincangan adalah impor daging ayam. World Trade Organization (WTO) memerintahkan Indonesia membuka pintu pasarnya untuk ayam Brasil. Ini jelas masalah. Soalnya harga daging ayam di pasar domestik kini sedang terpuruk di bawah biaya produksi. Bisa dibayangkan, betapa kian tertekannya harga daging ayam di pasar domestik jika produk ayam Brasil masuk. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 268 juta jiwa. Konsumsi daging ayam Indonesia tercatat 12,13 kg per kapita per tahun. Kementerian Pertanian memproyeksikan produksi daging ayam nasional tahun ini sebanyak 3,6 juta ton, sedangkan kebutuhan daging ayam nasional mencapai 3,3 juta ribu ton. Dengan begitu terjadi surplus sebanyak 396 ribu ton.

Impor Daging Ayam Dijawab Sapi
Sumber: wto.org

Indonesia terpaksa meratifikasi ketentuan importasi daging ayam lantaran sudah kalah dalam Sidang Badan Penyelesaian Sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (DSB WTO). Sebagai informasi, Indonesia pernah digugat oleh Brasil perihal penolakan impor daging ayam. Brasil membawa permasalahan ini ke WTO pada 2014 lalu dan diputuskan memenangi gugatan pada 2017. Namun, karena Brasil menilai Indonesia masih belum juga membuka keran impor ayam untuk Brasil, mereka kembali menyeret masalah ini ke WTO Juni lalu. 

Konon, gugatan impor daging ayam itu bukan hanya dari Brasil, tetapi juga dari 18 negara seperti AS, Jepang, China, New Zealand, Norwegia, Vietnam, Paraguay, Taiwan, India, Australia, Argentina, Rusia, Kanada, Thailand, Oman dan Qatar, serta juga melibatkan Uni Eropa, sebagai pihak ketiga.

Impor Daging Sapi 

Nah, inilah yang membuat peternak ayam cemas. Lucunya, di tengah gonjang-ganjing desakan impor daging ayam, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, justru berencana menerbitkan izin impor daging sapi dari Brasil.

Pada tahap awal, pemerintah menerbitkan izin impor 50 ribu ton daging sapi dari Brasil. Izin impor diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara atau BUMN. Perum Bulog kebagian 30 ribu ton, Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan PT Berdikari masing-masing 10 ribu ton. 

Pemerintah telah mengirim tim audit untuk menilai kualitas daging asal Brasil dengan melihat aspek kesehatan dan kehalalan.

Enggar bilang keputusan impor daging sapi dari Brasil ini ditetapkan dalam rapat koordinasi Menko Perekonomian. "Saya kirim surat ke Menteri BUMN berdasarkan ketetapan rakor Menko agar Menteri BUMN memberikan penugasan. Kalau sudah, tinggal ajukan permohonan ke Kementan segala macam, nanti Kemendag tinggal surat pesetujuan impor saja," ujar Enggar, Rabu (21/8).

Impor Daging Ayam Dijawab Sapi
Sumber: Inews

Baca Juga: Harga Ayam Bikin Runyam

Selama ini, Indonesia mengandalkan impor sapi hidup dan daging sapi dari Australia, dan sebagian kecil dari Selandia Baru. Enggar mengatakan nantinya BUMN bisa bekerja sama dengan swasta untuk pemasarannya. “Yang penting importirnya BUMN," ujarnya.

Enggar berdalih, tujuan impor sapi dari Brasil adalah supaya tidak ada monopoli pasokan sapi impor dari Australia dan Selandia Baru. Sehingga harga diharapkan bisa ditekan. Enggar menargetkan dalam 3 bulan setelah impor sapi dari Brasil, harga daging di dalam negeri bisa ditekan. Menurut Enggar, harga sapi asal Australia lebih mahal, meski jaraknya lebih dekat dengan Indonesia.

Saat ini, Australia tercatat sebagai pemasok utama daging impor di Indonesia dengan volume 55-60 ribu ton setiap tahunnya.

Impor Daging Ayam Dijawab Sapi
Sumber: Istimewa

Lalu, mengapa persoalan impor daging ayam dijawab pemerintah dengan impor daging sapi? Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan, Juan Permata Adoe, menilai masuknya daging asal Brasil tidak ada kaitannya dengan perkara importasi daging ayam asal negeri Samba itu.

Maknanya, selain impor daging, Indonesia tetap harus membuka impor ayam dari Brasil.

Salmonella

Brasil adalah eksportir daging sapi terbesar dunia dengan menguasai pasar sekitar 20%. Sepanjang 2016, Brasil mengekspor 1,85 juta metrik ton sapi, dengan total nilai ekspor US$4,3 miliar. Selain itu, Brasil juga eksportir ayam terbesar di dunia, yang menguasai pangsa pasar global 40%. 

Brasil, memiliki peran penting dalam hal suplai daging sapi dan ayam. Setidaknya ada 150 negara yang menggantungkan sumber daging ayam dan sapi dari Brasil. Mulai dari Afrika Selatan, Mesir, Arab Saudi, Singapura, Filipina, hingga Rusia, mereka semua mengandalkan impor daging ayam dan sapi dari Brasil.

Hanya saja, pada tahun 2017 lalu, terbongkar skandal ekspor daging daging busuk dan daging dengan jejak salmonella di Brasil. Skandal itu melibatkan 21 perusahaan pengolahan daging dan eksportir terbesar di Brasil dari total sekitar 4.800 perusahaan. Terkuaknya skandal tersebut memicu reaksi dari sejumlah negara pengimpor. Hong Kong, Cina, Uni Eropa, dan Korea Selatan langsung menghentikan impor dari daging ayam dan sapi dari Brasil.

Impor Daging Ayam Dijawab Sapi
Sumber: CNBC

Selain Brasil, ada negara-negara lain yang menjadi eksportir daging di dunia. India misalnya, jumlah ekspor dagingnya sebenarnya melebihi Brasil, hanya saja, India bukan mengekspor daging sapi, melainkan daging kerbau. 

Selain Brasil, Australia berada di posisi kedua. Negeri ini mengekspor 1,52 juta metrik ton pada 2016. Padahal, setahun sebelumnya, Australia berada di posisi paling atas. Jumlah ekspornya mengalahkan Brasil.

Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Kanada juga merupakan negara pengekspor daging terbesar. Akan tetapi, selisih total ekspor ketiga negara ini masih jauh dari Brasil dan Australia. Selandia Baru misalnya, tahun 2016 hanya mengekspor 584 metrik ton daging sapi.

Sejak 2017, Indonesia sempat ingin mengimpor sapi hidup dari Brasil, tetapi sampai saat ini rencana itu belum terwujud. Penyakit Foot and Mouth Disease (FMD) yang beredar di negara Amerika Latin membuat Indonesia ragu untuk menjalin kerja sama impor. 

Melakukan diversifikasi pasokan daging sapi itu bagus. Selain menjadikan harga daging sapi bisa lebih murah, impor daging sapi dari Brasil diharapkan bisa menjadi alat negoisasi pemerintah dengan Negeri Samba itu terkait impor daging ayam. Jadi tidak apa impor ayam dibalas dengan impor daging sapi.

BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini. 



Berita Terkait