Jalan Tol: Utang, Bikin, Lalu Jual | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Antara

Jalan Tol: Utang, Bikin, Lalu Jual

Ceknricek.com -- Menjual jalan tol ternyata tidak bisa cepat. Sudah dua tahun lebih PT Waskita Karya (Persero) Tbk., menawarkan konsesi tolnya kepada investor. Hasilnya baru kelihatan Rabu lalu. Melalui si anak, PT Waskita Toll Road (WTR), perusahaan ini sukses melego dua ruas tol miliknya kepada perusahaan Hongkong, Kings Key Limited (KKL). Perjanjian jual beli  atau sales purchase agreement (SPA) dilakukan di Jakarta, Rabu (18/12).

Waskita melakukan divestasi saham masing-masing 40% di dua ruas tol tersebut. Jika ditotal nilainya setara Rp2,5 triliun. KKL adalah anak perusahaan Road King Expressway International Holdings Limited.

Sejak 1993 hingga saat ini, Road King telah mengelola lima ruas tol sepanjang 340 kilometer di China. Portofolio jalan tol ini tersebar di empat provinsi, yakni Anhui, Shanxi, Hebei, dan Hunan.

Direktur Utama PT WTR, Herwidiakto, menegaskan bahwa SPA tersebut bukan untuk jual beli aset, melainkan konsensi. "Aset tol tetap milik negara. Jangan sampai isu yang merebak ke luar adalah pemerintah baru jual aset (tol) ke asing," imbuhnya.

Jalan Tol: Utang, Bikin, Lalu Jual
Sumber: Alinea

Baca Juga: Cucu Usaha Waskita Karya Tersangkut Gugatan Wanprestasi

Pernyataan Herwidiakto seperti itu perlu disampaikan. Soalnya berita yang viral di medsos memang seolah-olah Waskita menjual aset negara ke asing.

Kendati demikian, tidak bisa dimungkiri, bahwa kerja Waskita memang tampak sederhana: menggali utang, membangun jalan tol, lalu menjualnya. Begitu terus dan berputar. Tol perlu didivestasi atau dijual antara lain untuk membayar utang. Setelah itu utang lagi untuk membangun tol yang lain, dan seterusnya.

Utang Waskita per Juni 2019 tercatat Rp103,719 triliun atau seratus tiga triliun, tujuh ratus sembilan belas miliar rupiah. Sedangkan aset BUMN ini, menurut Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan, berjumlah Rp132 triliun. 

Infrastruktur Baru

Dua ruas tol yang dilepas konsesinya kepada Road King adalah Tol Solo-Ngawi dan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri. Ini adalah bagian dari jaringan tol Trans Jawa. Ruas Tol Solo-Ngawi dengan panjang 90,10 kilometer memiliki nilai investasi senilai Rp5,138 triliun dan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri sepanjang 87,02 kilometer bernilai Rp3,83 triliun.

Jalan Tol: Utang, Bikin, Lalu Jual
Sumber: Okezone

CEO Road King Expressway International Holdings Limited, Willy Chow, mengatakan dua ruas tol tersebut dipilih sebagai labuhan investasi perdana di Indonesia karena termasuk dalam jaringan tol Trans Jawa.

"Di Indonesia, paling potensial untuk berinvestasi adalah di Pulau Jawa dan untuk jalan tol di Trans Jawa. Kami melihat China yang sudah banyak berinvestasi di bidang ini dan kami berharap juga bisa ikut mendukung pengembangan sosial dan ekonomi melalui infrastruktur yang baik," ujarnya. 

Jalan Tol: Utang, Bikin, Lalu Jual
Sumber: Kompas

Perusahaan Hongkong itu hanya salah satu saja. Sebelumnya, sudah ada perusahaan asing yang masuk di bisnis jalan tol di Indonesia, yakni perusahaan asal Kanada. Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB) membeli konsesi PT Bhaskara Utama Sedaya (BUS) pada ruas tol Cikopo-Palimanan. 

Baca Juga: Jalan Tol: Mari Melayang

Tak hanya untuk bayar utang, Waskita menjual tol untuk mendanai proyek jalan tol baru. Menurut Herwidiakto, divestasi merupakan strategi bisnis perusahaan. "Setelah tol beroperasi kan pasti mengalami gap minus, tapi kami harus setoran ke pemegang saham. Sebagian dari situ [Rp2,5 triliun], sebagian lagi kami mau masuk di [Jembatan] Teluk-Balikpapan. Itu untuk modal di sana," ujarnya.

Jalan Tol: Utang, Bikin, Lalu Jual
Sumber: Suryamalang

Pada tahun depan, Waskita berancang-ancang menjual empat ruas tol lainnya. Empat ruas tol yang bakal dilego itu adalah Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo. Sementara satu ruas tol lagi akan dipilih antara Medan-Kualanamu, Semarang-Batang, dan Pemalang-Batang. "Sudah ada 7 sampai 10 investor yang ingin masuk di tiga ruas, Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo. Investor-investor tersebut campuran antara swasta lokal dan asing," ungkapnya. Pastinya, Waskita telah mengantongi izin untuk melepas 9 jalan tolnya.

BUMN ini menargetkan pada April 2020 bisa dilakukan penandatanganan SPA pada tiga ruas tol tersebut. Untuk saat ini, Waskita tengah memilah mana saja investor swasta terbaik yang akan membeli konsesi tiga ruas tol tersebut.

Sudah Biasa

Konsesi jalan tol berpindah tangan sudah biasa. Tengok saja Jalan Tol Kanci-Pejagan yang menghubungkan Kanci (Cirebon) hingga Pejagan (Brebes). Pada awalnya, jalan tol ini dioperatori oleh PT Semesta Marga Raya, anak usaha Bakrie Toll Road dan dibangun oleh PT Adhi Karya. Investasinya Rp2,2 triliun. Sejak November 2012, jalan tol ini diambil alih PT MNC Infrastruktur Utama, anak perusahaan MNC Group.

Jalan Tol: Utang, Bikin, Lalu Jual
Sumber: Istimewa

Pada September 2015, Waskita Karya mengambil alih sebagian besar kepemilikan saham PT Semesta Marga Raya. Proses akuisisi berbarengan dengan akuisisi dua Badan Usaha yang mengelola dua jalan tol lainnya, yakni PT Pemalang Batang Toll Road pengelola jalan Tol Pemalang-Batang, serta PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol, pengelola jalan Tol Pasuruan-Probolinggo.

Dalam perusahaan gabungan tersebut, Waskita menguasai 61,5% saham dan MNC Infrastruktur menguasai 38,5%. Menjelang akhir 2015, Waskita menambah porsi kepemilikannya di PT Waskita MNC Trans Jawa Toll Road, sehingga porsi yang dikuasai perusahaan konstruksi pelat merah ini menjadi 99,99%. Nah, kini giliran Waskita yang ingin menjual jalan tol sepanjang 35 kilometer itu. Masalahnya, publik memang seakan tak rela jika jalan tol itu dijual kepada asing.

BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait