Kepala BPOM Penny Lukito Jelaskan Hasil Uji Klinis Vaksin COVID-19 | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Logo BPOM (bpom.go.id)

Kepala BPOM Penny Lukito Jelaskan Hasil Uji Klinis Vaksin COVID-19

Ceknricek.com -- Perkembangan uji klinis vaksin COVID-19 yang dilakukan di Tanah Air hingga kini masih mengundang rasa penasaran masyarakat. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selaku otoritas yang berwenang memberikan izin sudah melakukan analisis dan evaluasi terhadap vaksin keluaran Sinovac tersebut.

Bagaimana hasil uji klinis fase 3 vaksin Sinovac?

Dalam keterangannya pada rapat terbatas di Istana Negara Jakarta, Senin, (23/11/20) Kepala BPOM Penny Lukito menegaskan bahwa vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat harus memenuhi aspek khasiat keamanan dan efektivitas.

“Sehingga itu menjadi komitmen BPOM untuk terus menjaga, menganalisis pada waktunya dan sekarang proses itu sedang berjalan. BPOM akan memberikan emergency use authorization (EUA) pada waktunya,” paparnya.

Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI YESSY GUSMAN

Ia melanjutkan, saat ini pihaknya sedang menganalisis data-data dari hasil uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 dari Sinovac. Vaksin yang diberi nama CoronaVac itu proses uji klinis fase 3 dilakukan di Indonesia.

“Walua uji klinis sudah selesai dan Alhamdulillah aspek keamanan dalam uji klinis, pantauannya baik. Aspek mutu dari vaksin Sinovac juga baik,” kata Penny.

Penny Lukito mengungkapkan saat ini BPOM sedang menunggu proses analisis sehingga aspek keamanan dan efikasi bisa didapatkan.

Seperti diketahui bahwa pemerintah Indonesia telah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal China yaitu Sinovac, Sinopharm dan CanSino masing-masing 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin. Vaksin itu rencananya akan diproduksi oleh BUMN PT Bio Farma.

Uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 Sinovac sedang dilakukan oleh tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran sejak Agustus 2020 dan sudah ada 1.620 orang relawan yang mendapatkan suntikan pertama dan belum ditemukan efek samping.

Bio Farma diminta untuk mulai menyiapkan vaksin COVID-19 siap edar sebanyak tiga juta dosis mulai November 2020 tapi penggunaannya tetap menunggu persetujuan dari BPOM. BPOM bertugas untuk mengeluarkan izin guna darurat yang menyatakan vaksin aman untuk diproduksi dan disuntikkan kepada masyarakat. Tahapan ini menurut standar WHO memerlukan waktu sekitar tiga minggu.

Selain dengan China, Indonesia menjalin kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) pertengahan Agustus dengan memasok 10 juta dosis vaksin melalui kerja sama dengan PT Kimia Farma. Selanjutnya masih ada 100 juta dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi AstraZeneca diharapkan dapat dilakukan pengiriman pertama pada kuartal kedua 2021.

Baca juga: Ini 4 Kandidat Vaksin COVID-19 yang Diklaim Efektivitasnya Capai 90 Persen

Baca juga: Indonesia Disebut Miliki Infrastruktur Memadai untuk Distribusi Vaksin COVID-19



Berita Terkait