Meluruskan Kembali Demokrasi Indonesia: Wasiat dari Faisal Basri | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Istimewa

Meluruskan Kembali Demokrasi Indonesia: Wasiat dari Faisal Basri

Ceknricek.com--Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Indonesia berduka atas kehilangan salah satu putra terbaiknya. Faisal Basri, seorang ekonom dan pejuang demokrasi ekonomi, meninggal dunia pada Kamis, 05 September 2024, pukul 03.50 dini hari karena serangan jantung mendadak. Kabar kepergian beliau bukan hanya berita duka bagi keluarga dan sahabat, tetapi juga bagi bangsa ini yang kehilangan sosok yang selalu mencurahkan cinta dan pemikirannya untuk kemajuan Indonesia.

Faisal Basri adalah seorang yang berdedikasi tinggi dalam memperjuangkan kebaikan bersama, terutama melalui konsep demokrasi ekonomi. Beliau percaya bahwa ekonomi seharusnya menjadi alat untuk mengangkat derajat hidup masyarakat miskin, bukan sekadar pembenaran bagi elit untuk mempertahankan kekuasaan. "Ilmu ekonomi harus menjadi alat untuk mengangkat harkat hidup si miskin, bukan untuk menjadi pembenaran kelas elit mendikte kemauannya," ujar Faisal dalam berbagai kesempatan. Prinsip inilah yang menjadi landasan perjuangannya hingga akhir hayat.

Jasa dalam Perjuangan Demokrasi Ekonomi

Faisal Basri bukan hanya seorang ekonom, tetapi juga tokoh penting dalam sejarah politik Indonesia. Pada era Reformasi, Faisal Basri menjadi salah satu tokoh kunci melalui MARA (Majelis Amanat Rakyat), yang kemudian melahirkan Partai Amanat Nasional (PAN), di mana beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. Namun, ketika beliau merasa bahwa partai telah menyimpang dari nilai-nilai perjuangan, Faisal memilih mundur. Ia menegaskan sikap independensinya dengan menjauh dari politik praktis yang menurutnya telah berubah menjadi "mesin kompromi kekuasaan."

Sikap independen Faisal semakin terlihat saat ia maju sebagai calon independen dalam Pilkada DKI Jakarta 2013. Keputusan ini diambil sebagai bentuk protes terhadap politik elektoral yang menurutnya harus dilawan meskipun hanya secara moral. Faisal selalu mengingatkan bahwa perjuangan politik tidak boleh menjadi ajang kompromi yang mengorbankan nilai-nilai moral dan integritas.

Warisan Pemikiran tentang Demokrasi dan Kesejahteraan

Salah satu warisan terbesar Faisal Basri adalah pemikirannya yang tajam tentang hubungan antara demokrasi dan pembangunan ekonomi. Faisal percaya bahwa demokrasi bukan hanya sebuah sistem politik, tetapi juga prasyarat penting untuk menciptakan kesejahteraan yang merata. Dalam bukunya, "Menuju Indonesia Emas 2045," Faisal merumuskan peta jalan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan melalui demokrasi yang inklusif.

Faisal mengutip pemikiran Douglass C. North, seorang pemenang Nobel yang menegaskan bahwa institusi memainkan peran fundamental dalam menentukan kinerja ekonomi jangka panjang suatu negara. Demokrasi, menurut Faisal, memiliki korelasi positif dengan pembangunan ekonomi. Namun, demokrasi yang hanya prosedural tidak cukup; yang dibutuhkan adalah demokrasi substansial yang mampu mengakomodasi aspirasi rakyat dan mendorong kebijakan yang pro-rakyat. Untuk lebih jelas pembaca bisa mengaksesnya di www.faisalbasri.com.

Faisal juga sering menyoroti kemunduran demokrasi di Indonesia. Berdasarkan Democracy Index 2020 yang diterbitkan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU), Indonesia mengalami penurunan skor yang signifikan dalam komponen “budaya politik” dan “kebebasan sipil.” Meski demokrasi prosedural mengalami kemajuan, namun demokrasi substansial justru menunjukkan kemunduran. Hal ini berdampak langsung pada perlambatan pertumbuhan ekonomi dan melemahnya produktivitas. Faisal memperingatkan bahwa kemerosotan demokrasi ini akan berdampak buruk pada kesejahteraan rakyat jika tidak segera diluruskan.

Demokrasi dan Ekonomi: Dua Sisi Mata Uang

Hubungan antara demokrasi dan pembangunan ekonomi telah menjadi kajian penting dalam berbagai disiplin ilmu. Faisal merangkum berbagai hasil penelitian yang menunjukkan bahwa demokrasi yang kuat dan stabil memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Sebaliknya, rezim otoriter sering kali gagal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Faisal menyoroti pentingnya institusi yang kuat untuk memperkuat demokrasi dan ekonomi. Institusi politik dan ekonomi yang inklusif akan mendorong partisipasi masyarakat dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, institusi yang eksklusif hanya akan melanggengkan ketimpangan dan ketidakadilan. Faisal mengingatkan bahwa tantangan terbesar Indonesia adalah melakukan transformasi dari institusi yang bersifat ekstraktif menuju institusi yang inklusif.

Pemikiran Faisal sejalan dengan kajian-kajian terbaru yang menunjukkan bahwa demokrasi mampu meningkatkan pendapatan per kapita hingga 20 persen dalam jangka panjang. Demokrasi juga menjamin perekonomian yang lebih stabil dan mampu melakukan koreksi terhadap kebijakan yang salah melalui mekanisme checks and balances. Hal ini berbeda dengan rezim otoriter yang sering kali terjebak dalam siklus krisis karena kurangnya kontrol dan akuntabilitas.

Pelajaran bagi Indonesia

Wasiat pemikiran Faisal Basri bagi bangsa ini adalah bahwa demokrasi dan ekonomi tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling memengaruhi dan harus dikelola secara bijaksana untuk mencapai kesejahteraan bersama. Faisal mengingatkan pentingnya memperkokoh institusi politik dan ekonomi, serta mengedepankan pendekatan pembangunan yang inklusif.

Pembangunan yang semakin membatasi kebebasan, menurut Faisal, hanya akan menimbulkan ancaman sosial dan mengganggu keberlanjutan pembangunan jangka panjang. Faisal juga menekankan pentingnya memperkuat kelas menengah dan memastikan mobilitas sosial yang sehat. Pendidikan dan kesehatan yang layak harus menjadi prioritas agar masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk maju.

Faisal Basri telah meninggalkan kita, tetapi pemikirannya tetap hidup. Wasiatnya tentang pentingnya meluruskan kembali demokrasi Indonesia harus menjadi panduan bagi kita semua. Sebagai bangsa, kita harus terus berjuang untuk memperkuat demokrasi dan memastikan bahwa kebijakan ekonomi yang diambil selalu berpihak pada rakyat. Warisan Faisal adalah pengingat bahwa demokrasi adalah jalan terbaik menuju kesejahteraan dan keadilan yang hakiki.

Selamat jalan Bang Faisal Basri. Terima kasih atas segala jasamu bagi bangsa ini. Semoga pemikiranmu terus menjadi inspirasi bagi perjuangan demokrasi dan ekonomi Indonesia di masa depan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu anhu.

#Rahmat Mulyana (Dosen IAI Tazkia, Associate INDEF)


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait