Ceknricek.com -- Saat ini publik diramaikan dengan perbincangan Agnes Monica di salah satu acara daring di Amerika Serikat. Agnes menjelaskan soal bloodline-nya yang disebutkan tidak memiliki pertalian dengan bloodline Indonesia. Hal ini memantik perdebatan bahwa Agnes tidak memiliki semangat nasionalisme. Tidak tanggung-tanggung banyak akademisi yang membedah secara ilmiah soal bloodline Indonesia ini.
Hakikatnya Indonesia memang adalah tempat bertemunya puluhan atau bahkan ratusan suku yang tersebar di 18.000 pulau di Indonesia. Akan sulit bahkan mustahil buat kita untuk mengecek secara genetik, mana sebenarnya bloodline asli orang Indonesia. Perdebatannya terlalu kecil kalau kita mencari asal usul sejarah genetik bangsa Indonesia, yang perlu kita gali saat ini adalah apa yang membentuk Indonesia sampai saat ini?
Sumber: Build
Baca Juga: Heboh “Darah Indonesia”, Agnez Mo Cuma Jelaskan Keturunannya
Perdebatan dan upaya mempersatukan ratusan genetik di Indonesia ini bukanlah perkara gampang, sejarahnya akan ribuan tahun lalu, bagaimana setiap suku membentuk sebuah kerajaan, bagaimana kerajaan mempersatukan diri dalam kawasan yang lebih besar, bagaimana kerajaan bertransformasi menjadi kerisedanan, menjadi sebuah wilayah, provinsi dan akhirnya sebuah bangsa.
Ada hal kasat mata yang mempersatukan semua etnis di tiap wilayah dalam sebuah payung kebangsaan bernama Indonesia. Menurut saya hal kasat mata tersebut adalah perasaan senasib sepenanggungan. Hampir seluruh wilayah di Indonesia saat itu merasakan pedihnya penjajahan dan penindasan, perasaan senasib sepenanggungan inilah yang mempersatukan simpul-simpul etnis tersebut, bahwa kita semua harus bangkit melawan.
Sumber: Instagram @agnezmo
Para pendiri bangsa ini paham benar, kekuatan penjajah terlalu besar untuk dilawan sendirian, maka bersatu adalah cara membongkar penindasan. Tanpa perasaan senasib sepenanggungan ini sulit rasanya kita menjadi satu. Perasaan senasib sepenanggungan ini diejawantahkan Soekarno dan Hatta dengan nama nasionalisme. Bahwa kita semua bersama-sama memiliki satu rasa yang sama, penderitaan yang sama, perjuangan yang sama dan karena itu kita berdiri dalam satu payung bangsa (nation).
Baca Juga: Jernih Melihat Agnez Mo Serta Tugas Wishnutama
Saya merasa saat ini kita memang mulai kehilangan rasa kebersamaan ini, bangsa ini terbelah sangat hebat beberapa kali karena urusan politik. Perasaan bersama itu menjadi sulit dipahami, yang satu seolah tidak menjadi bagian dari yang lain. Banyak perdebatan selalu memunculkan kami dan mereka, bukan kita sesama anak bangsa.
Sumber: Build
Kita harus mau menghilangkan tembok perbedaan dan mencari kembali kesamaan-kesamaan kita sebagai sebuah bangsa. Karena saat ini, kita mulai lupa semangat kebangsaan itu. Kita harus mau memunculkan perasaan senasib sepenanggungan itu agar, kita tidak bertepuk tangan saat ada anak bangsa yang susah, dan juga tidak benci ketika ada yang sukses dan berhasil.
Kita harus menempatkan semangat itu kembali ke porsi yang benar, sebagai sebuah bangsa yang diperjuangkan melalui keringat, darah dan air mata. Bangsa ini harus bangkit, dan bangkit dalam persatuan.
*Penulis adalah wakil ketua IDST The Habibie Center dan co-founder Jaringan Alumni Luar Negeri
BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Thomas Rizal