Ceknricek.com -- Hiruk pikuk hari belanja nasional atau harbolnas, 12.12. --12 Desember-- menjadi hari panen bagi perusahaan pengiriman barang. PT SiCepat Express Indonesia, misalnya. Pemegang merek dagang pengiriman barang SiCepat Express ini memperkirakan dalam sehari itu akan mengantar 1,5 juta paket.
Perusahaan yang berdiri pada 2014 ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 138%. Saat ini sudah lebih dari satu juta pelapak bergabung menjadikan SiCepat Ekspres sebagai partnernya. Di luar harbolnas, perusahaan menargetkan mengirim satu juta paket per hari.
Sumber: Techin Asia
Perkiraan yang ambisius itu juga disampaikan perusahaan lainnya macam J&T Express, Ninja Express, dan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE).
Eric Saputra, Country Head Ninja Xpress mengatakan bahwa periode Harbolnas merupakan salah satu periode tersibuk setiap tahun. Rata-rata volume pengiriman bisa mencapai hingga tiga kali lipat dibanding hari biasa. “Kisaran peak (season) 3 kali lipat dari reguler atau normal volume. Kita prepare segitulah,” katanya, Rabu (11/12).
Ninja Express adalah pendatang dari Singapura. Perusahaan yang umurnya baru empat tahun ini sukses bersaing di pasar bisnis logistik nasional. Ninja masuk menjadi top three perusahaan layanan pengiriman di tanah air sepanjang tahun ini.
Sumber: Istimewa
Konsistensi mereka dalam mendukung ekonomi digital melalui pelaku UKM telah mengantarkan pangsa pasar Ninja Xpress semakin meningkat. Saat ini Ninja Xpress telah memiliki ribuan kurir yang telah beroperasi menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Kemudian dari satu juta paket terkirim di tahun 2017, pada 2019 sudah meningkat drastis menjadi 50 juta paket.
Baca Juga: Agnez Mo Meriahkan Shopee Birthday Sale 12.12
Saat harbolnas, para kurir lain juga sibuk. Pada saat festival belanja online 11.11 yang berlangsung pada November 2019 kemarin, penerimaan paket J&T Express melonjak hingga 70% dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Pengiriman paket J&T Express diklaim mencapai enam juta paket pada periode tersebut. Sementara untuk Harbolnas 2018 J&T mencatat rekor pengiriman baru dengan total 4,5 juta paket.
Sumber: Istimewa
Berkaca pada harbolnas pada Oktober lalu, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) juga memperoleh kenaikan pengiriman hingga 15%. Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi, mengatakan setiap harinya JNE mengalami pertumbuhan dalam pengiriman barang. Saat ini perusahaannya telah melayani lebih dari satu juta paket per harinya. "Kami yakin tahun depan akan ada pertumbuhan lagi,” katanya.
Efek Domino
Indonesia adalah pasar terbesar di Asia Tenggara bagi para pemain dagang dalam jaringan atau e-commerce dan bisnis pendukungnya. Penduduk negeri ini berjumlah 269 juta jiwa. Mereka yang memiliki smartphone tercatat 70 juta orang lebih. Alhasil bisnis e-commerce di tanah air mengalami perkembangan sangat pesat.
Tumbuhnya dagang dalam jaringan atau daring membuat pola baru dalam berbelanja. Masyarakat lebih suka belanja secara online ketimbang offline. Hal ini membuat transaksi di bisnis online menjadi besar.
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, menyebut telah terjadi revolusi industri di Indonesia. Gross Merchandise Value (GMV) atau nilai total transaksi e-commerce terus meningkat. Pada 2019, GMV e-commerce Indonesia mencapai US$21 miliar atau Rp294 triliun. “Diperkirakan tahun 2025 capai US$82 miliar atau Rp 1,1 kuadriliun," tuturnya.
Sumber: Antara
Pertumbuhan e-commerce inilah yang memberikan efek domino terhadap bisnis lain seperti jasa pengiriman barang atau logistik. Hal ini membuat munculnya para pemain baru untuk berburu "potongan kue" dari membludaknya orderan pengiriman barang.
Baca Juga: Tips Belanja Online Harbolnas 12.12 Biar Tak Kehabisan Barang
Mohamed Najib, Konsultan Keilmuan Transportasi dan Logistik Frost & Sullivan, menyebut pada tahun ini bisnis logistik Indonesia diperkirakan mencapai US$75,2 miliar, jumlah tersebut setara dengan gabungan pasar Malaysia, Thailand dan Taiwan. Pada tahun depan, angka itu akan lebih besar lagi.
Belakangan mulai banyak perusahaan berinvestasi di sektor logistik, khususnya last mile atau pengiriman ekspres. Hal ini terutama dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di sektor e-commerce. Shopee dan Lazada bahkan mulai service own delivery sendiri.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo), Mohamad Feriadi, mengatakan munculnya startup-startup logistik baru karena mereka melihat potensi yang besar di industri tersebut apalagi dengan adanya pesanan e-commerce yang terus meningkat.
Mohamad Feriadi. Sumber: Istimewa
"Investor jor-joran investasi di platform e-commerce di Indonesia. Mereka berkembang lebih cepat," sambung CEO J&T Express, Robin Lo. Kini beberapa startup logistik baru juga mulai bermunculan di Indonesia. Seperti Paxel, Iruna, Triplogic, Expedito, dan Kargo. Kelima startup itu menawarkan beragam solusi teknologinya kepada penggunanya.
Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) memprediksi potensi pertumbuhan bisnis logistik di Tanah Air bisa mencapai lebih dari 30% pada 2020. Bila dihitung secara rinci, estimasi pertumbuhan sektor ini secara menyeluruh bisa mencapai Rp40 triliun atau lebih per tahun.
Sementara itu, data Indeks Kinerja Logistik Bank Dunia mencatat logistik Indonesia telah meningkat sangat pesat dalam tiga tahun terakhir. Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-46 secara global dibandingkan pada 2016 yang berada di peringkat ke-63.
Sayangnya, bisnis logistik yang berkaitan ekspor-impor didominasi perusahaan asing. Hal yang patut disyukuri, perusahaan lokal menguasai 80% logistik khusus untuk domestik.
Perusahaan asing tidak langsung merambah seluruh wilayah Indonesia karena biaya pengiriman yang efisien hanya terdapat di Pulau Jawa dengan ongkir US$0,65 - US$2,5 per kg dalam waktu 1-5 hari pengiriman. Apalagi dengan adanya Tol Trans Jawa juga berhasil memotong cost logistik cukup signifikan di Jawa.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini