"Biasanya kalau ada satu kasus mereka berhasil, cepat ke yang lain. Tak lama di Aceh (gajah) mati juga, biasanya mereka begitu," kata Anggota Forum Gajah Indonesia, Wishnu Sukmantoro, ketika dihubungi dari Pekanbaru, Jumat (29/11), dilansir dari Antara.
Menurut Wishnu, kejadian serupa juga pernah terdeteksi terjadi pada 2010 dan 2016. Di tahun itu, kelompok pemburu gading mengeksekusi gajah di Riau, Aceh sampai Lampung. Kemudian pada 2016 juga sama dua titik di Riau, yakni di Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan. Meski kelompok terakhir yang disebut sebagai kelompok Fadli, berhasil diringkus.
"Proses eksekusinya sama, artinya mereka juga. Motif mereka begitu, tidak hanya satu titik, dua titik. Kalau berhasil eksekusi hari ini, pasti lima hari kemudian eksekusi di tempat lain," ujarnya.
Wishnu, yang juga pernah menjabat sebagai manajer program WWF Sumatera Tengah ini mengatakan, setidaknya ada tiga kelompok pemburu gading gajah di Riau dan Jambi. Mereka secara spesifik mengincar gading gajah dan bisa beroperasi sampai ke Aceh dengan melibatkan oknum kepala desa.
Baca Juga: 8 Gajah Korban Konflik Dikembalikan ke Habitatnya di Lahat
Menurutnya kelompok pemburu biasanya terdiri dari pemodal, satu orang penembak selaku eksekutor. Mereka mengumpulkan gading dan tidak langsung menjualnya, melainkan lewat perantara (broker) ditampung dulu di Malaysia untuk kemudian dijual di Thailand. "Itu yang penampung besar jual sampai Thailand, termasuk kulit-kulit harimau," katanya.
Wishnu pun mengatakan, solusi untuk mencegah perburuan gajah adalah dengan memperketat pengawasan terhadap kawasan. Apalagi terkait dua kasus di Riau dan Aceh terjadi belakangan ini, kasus ini terjadi di dalam konsesi perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri.
Selain itu, Wishnu menilai perlu ada hukuman yang memberi efek jera, demi menjaga kelestarian hewan tersebut. "Kenapa kelompok (pemburu) ini masih ada, ya karena uang. Ketika mereka berhasil jual (gading), dengan hanya dihukum dua tahun enam bulan kalau tertangkap, mereka masih bisa makan dipenjara," katanya.
BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.