Sejarah Hari Ini: Akhir Pertempuran Chamdo, Awal Mula Tibet Dikuasai China | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Alchetron.com

Sejarah Hari Ini: Akhir Pertempuran Chamdo, Awal Mula Tibet Dikuasai China

Ceknricek.com -- Kham merupakan perbatasan antara wilayah China dan Tibet. Di tahun 1950, Tibet masih secara de facto sebagai negara yang merdeka, bukan menjadi Wilayah Otonomi dari China seperti di era modern ini. Sebelum pendirian RRC (Republik Rakyat China), provinsi ini secara bersamaan bertepatan dengan Provinsi Sikang di bawah Republik China yang dikuasai Kuomintang. Sementara bagian baratnya, yang dikenal sebagai Chamdo, diduduki dan dikendalikan oleh pemerintah Tibet di bawah pimpinan Lhasa sejak 1930-an.

Pertempuran Chamdo berakhir pada 19 Oktober, 69 tahun lalu ini merupakan bagian dari upaya militer RRC untuk merebut kembali Wilayah Chamdo dari Tibet, yang secara de facto merupakan pemerintahan Meredeka. Negosiasi antara China dan Tibet sebelumnya telah dilakukan berbulan-bulan namun gagal mencapai kesepakatan terkait status Tibet.

Akhir Pertempuran Chamdo, Awal Mula Tibet Dikuasai China
Sumber: Alchetron

Pada 7 Maret 1950, delegasi pemerintah Tibet tiba di Kalimpong untuk membuka dialog dengan Republik Rakyat China yang baru saja merdeka pasca Perang Dunia II, 1 Oktober 1949. Pertemuan ini bertujuan untuk menjamin bahwa mereka akan menghormati integritas wilayah Tibet. Dialog itu tertunda oleh debat antara Tibet, India, Inggris, dan delegasi RRC mengenai lokasi pembicaraan.

Delegasi Tibet akhirnya bertemu dengan duta besar RRC, Jenderal Yuan Zhongxian di Delhi pada 16 September 1950. Yuan mengajukan tiga proposal yakni Tibet dianggap sebagai bagian dari Cina, bahwa Cina bertanggung jawab atas pertahanan Tibet, dan bahwa Cina bertanggung jawab atas hubungan perdagangan dan luar negeri Tibet.

Akhir Pertempuran Chamdo, Awal Mula Tibet Dikuasai China
Sumber: Alchetron

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: China Luncurkan Manusia Pertama ke Luar angkasa

Hanya ada dua opsi bagi Tibet, menerima yang akan mengarah pada pembebasan yang damai atau menolak yang berujung pada perang. Rakyat Tibet berupaya menjaga hubungan antara China dan Tibet, dan kepala delegasi mereka, Tsepon WD Shakabpa, pada 19 September merekomendasikan kerja sama, namun dengan beberapa ketentuan tentang perubahan implementasi. Salah satunya adalah pasukan China tidak perlu ditempatkan di Tibet, dengan alasan tidak ada ancaman.

Negosiasi antar kedua belah pihak ini ternyata tak mudah membalikkan kedua tangan. Pasalnya, pasukan China yang berasal dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) ternyata sudah masuk ke area Tibet beberapa bulan sebelum negosiasi itu berlangsung.

Setelah kekalahan pasukan Kuomintang dalam Perang Sipil Tiongkok, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengalihkan perhatiannya ke wilayah Republik Tiongkok di pedalaman. Kham Timur adalah bagian Sikang yang dikuasai Tiongkok dan pintu gerbang ke wilayah Tibet.

Invasi Tibet

Pada Juni 1950, PLA dan tentara Tibet bertempur untuk pertama kalinya di Dengke. Dengke terletak di samping jalan utama dari Garze ke Yushu, sekitar 100 mil timur laut Chamdo. Mantan gubernur Chamdo, Lhalu Tsewang Dorje telah mendirikan stasiun radio di sana.

PLA melacak sumber sinyal radio dan melancarkan serangan di Sungai Jinsha dan menghancurkan stasiun radio. Dua minggu kemudian (Juli), 800 milisi Khampa (termasuk 300 biksu) menyerbu Dengke, dan membunuh 600 tentara PLA. Pada akhirnya, PLA berhasil menduduki Kham timur.

Akhir Pertempuran Chamdo, Awal Mula Tibet Dikuasai China
Sumber: Historicaldocs.com

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Tragedi Angke, Pembantaian Orang China di Batavia

Setelah negosiasi menemui jalan buntu Lhasa berupaya mendapatkan dukungan dan bantuan asing. Pada saat itu, sebagian besar negara di dunia, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui Tibet sebagai bagian dari Republik China. Hal ini menambah kepercayaan diri PLA untuk mengepung Tibet.

Pertempuran di Chamdo sendiri lebih bertujuan bukan untuk menginvasi Tibet semata, tetapi untuk menangkap tentara Lhasa yang menduduki Chamdo, melemahkan moral pemerintah Lhasa, dan untuk memberikan tekanan agar perwakilan Tibet menyetujui negosiasi di Beijing dan menandatangani persyaratan mengakui kedaulatan China atas Tibet.

PLA menyeberangi Sungai Jinsha pada 6 atau 7 Oktober 1950 ke Chamdo yang dikendalikan Lhasa, melintasi perbatasan de facto di 5 tempat. Dua unit PLA dengan cepat mengepung pasukan pemerintah Tibet yang kalah jumlah dan merebut kota perbatasan Chamdo pada 19 Oktober, dimana saat itu 114 PLA dan 180 tentara Tibet telah terbunuh atau terluka.

Akhir Pertempuran Chamdo, Awal Mula Tibet Dikuasai China
Sumber: Omniatlas.com

Gubernur Chamdo dan komandan pasukan Tibet, Ngabo Ngawang Jigme, menyerah dengan 2.700 pasukannya. Setelah melucuti senjata mereka, para prajurit PLA menanamkan paham sosialis dan memberi mereka sejumlah kecil uang, lalu mengizinkan mereka untuk kembali ke rumah mereka.

Dengan jatuhnya Chamdo pada 19 Oktober, PLA mendeklarasikan bahwa tujuan telah tercapai, dan akhirnya menghentikan keadaan perang. Mereka mengirim negosiasi ulang ke Lhasa untuk menyepakati ketentuan negosiasi, serta menunggu perwakilan Tibet untuk merespons melalui delegasi ke Beijing.

Kesepakatan Bergabung

Pada 21 Oktober, Lhasa menginstruksikan delegasinya untuk segera pergi ke Beijing untuk berkonsultasi dengan pemerintah RRC, dan menerima ketentuan pertama jika status Dalai Lama dapat dijamin, sambil menolak dua syarat lainnya. Pada 24 Oktober, semua operasi militer berakhir.

Setelah berita tentang kekalahan pada Pertempuran Qamdo mencapai Lhasa, Bupati Ngawang Sungrab Thutob mengundurkan diri, dan Dalai Lama ke-14 (masih berstatus sebagai Dalai Lama hingga saat ini) dinobatkan. Pada bulan Februari 1951, lima perwakilan Tibet dikirim ke Beijing untuk bernegosiasi dengan pemerintah RRC, yang dipimpin oleh kepala perwakilan Ngabo.

Akhir Pertempuran Chamdo, Awal Mula Tibet Dikuasai China
Sumber: Wikipedia

Pada akhir April 1951, delegasi Kashag Tibet pergi ke Beijing untuk menyepakati pembicaraan damai. Terdapat 17 kesepakatan yang akhirnya ditandatangani antara Cina dan Tibet. Tibet sendiri akhirnya masuk menjadi bagian dari China pada 23 Mei 1951.

Setelah melepaskan para tentara yang ditangkap, China berjanji bahwa setelah Tibet dibebaskan secara damai, para elit Pemerintahan Tibet masih memiliki posisi dan kekuasaan mereka. Beberapa pejuang Khampa melanjutkan perlawanan mereka. Panglima perang lokal kemudian membentuk Chushi Gangdruk yang disebut-sebut mendapat bantuan dari CIA.

BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait