Ceknricek.com -- Hari ini 58 tahun lalu, tepatnya 13 Agustus 1961, Pemerintah Jerman Timur (yang saat itu diduduki Soviet), membangun Tembok Berlin.
Pembangunan tembok ini akhirnya menjadi pemisah antara Berlin Barat dengan Berlin Timur yang bertahan sekitar hingga 30 tahun.
Selain membangun tembok, Jerman Timur juga mendirikan menara di sepanjang jalan dan pendirian daerah terlarang yang dipasang ranjau anti-kendaraan.
Awal Mula Pembangunan
Abad ke-19 dan ke-20 merupakan periode perubahan yang besar dalam sejarah manusia. Setelah Perang Dunia ke-II berakhir, efek dari perang tersebut juga mengubah tatanan negara-negara di dunia.
Sumber: The Heritage Foundation
Setelah kekalahan mereka di PD II terhadap Sekutu (Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris) pemerintah Jerman melakukan diplomasi untuk menyelesaikan masalah dengan Sekutu.
Atas dasar diplomasi tersebut, kedua belah pihak menyetujui Perjanjian Postdam yang ditandatangani oleh kedua belah pihak pada 2 Agustus di Jerman.
Baca Juga: Hari Ini Dalam Sejarah: Menjemput Kemerdekaan ke Vietnam
Isi dari perjanjian Potsdam, salah satunya membagi wilayah Jerman menjadi dua bagian. Yakni, wilayah barat (Republik Federal Jerman) dikuasai Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, sementara wilayah timur (Republik Demokratik Jerman) dikuasai Uni Soviet.
Kota Berlin yang terletak di Jerman Timur juga dibagi menjadi dua. Bagian barat dikuasai Amerika Serikat, sedangkan Berlin Timur di bawah Uni Soviet. Hal ini dimaksudkan untuk menghancurkan atau meminimalkan kekuatan Jerman sebagai negara besar karena dikuasai dua kutub yang berbeda.
Jika Jerman Barat menerapkan sistem kapitalis dengan sebuah ekonomi pasar sosial, Jerman Timur menganut suatu pemerintahan otoriter dengan gaya ekonomi khas Uni Soviet.
Dalam perjalanannya, banyak rakyat Jerman yang tidak setuju dengan terpecahnya negara mereka. Terutama rakyat Jerman Timur yang tidak ingin menganut sistem pemerintahan komunis.
Meski dalam perjalanannya, Jerman Timur menjadi negara paling maju di Blok Timur, namun banyak warganya yang masih melihat ke Barat karena kebebasan politik dan kemakmuran ekonomi.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Hitler Menjadi "Fuhrer", Pemimpin Absolut Jerman
Puncaknya terjadi pada tahun 1950 ketika standar hidup Jerman Barat yang semakin baik. Sejarah kemudian mencatat sepanjang 11 tahun dari 1945 hingga 1956, hampir dua juta rakyat Jerman Timur menyebrang ke Jerman Barat.
Inilah yang kemudian mendorong Republik Demokratik Jerman membangun Tembok Berlin pada 1961 untuk mencegah penduduknya lari ke pasar pedagangan Jerman Barat. Sayangnya, langkah ini malah membuat perekonomian Jerman Timur mengalami krisis.
Pembangunan Tembok
Pada 13 Agustus 1961, pemimpin komunis Jerman Timur, Walter Ulbricht memulai penyegelan dari semua akses antara Berlin Timur dan Barat. Para tentara meletakkan kawat berduri sepanjang 100 mil di perbatasan Berlin Timur yang kemudian memisahkan Berlin Timur dan Barat.
Namun beberapa hari kemudian kawat itu segera diganti dengan dinding permanen dengan kawat berduri di atasnya. Seiring waktu, tembok Berlin semakin diperkuat dengan dinding kedua dari beton yang memanjang 155 km dengan tinggi 4 meter.
Di sepanjang dinding dibangun ratusan menara pengawas yang dipersenjatai senapan otomatis, serta pagar sinyal untuk mendeteksi orang-orang yang melakukan penyebrangan.
Akibat dibangunnya tembok itu, hubungan warga Berlin pun akhirnya terputus satu sama lain. Warga Berlin Barat kemudian melakukan aksi demonstrasi yang dipimpin oleh Wali Kota Will Brand. Namun, aksi ini kurang mendapatkan respons dari otoritas tertinggi Jerman Barat.
Pada tahun 1989, terjadi perubahan politik radikal di kawasan blok Timur. Pengaruh komunis Soviet mulai melemah di negara kekuasaannya. Salah satunya adalah reformasi di Hungaria, yang akhirnya mengakibatkan dihancurkannya perbatasan fisik Austria-Hungaria.
Sumber: CNN
Dihancurkannya perbatasan ini membuka jalan lebar bagi warga Jerman Timur untuk melakukan eksodus atau melarikan diri ke Jerman Barat. Selama kurun waktu Tembok Berlin berdiri, total ada sekitar 5.000 orang yang berhasil melarikan diri. Sementara itu, jumlah yang tewas diperkirakan sekitar 200 orang.
Pemerintah Jerman Timur pun bereaksi keras menyikapi hal tersebut. Mereka menganggap rakyatnya yang melarikan diri adalah para penghianat serta kaum kriminal. Pemerintah bahkan menegaskan, mereka tidak membutuhkan oreng-orang seperti itu dan akan menyediakan kereta bagi yang ingin pergi ke Jerman Barat.
Pernyataan itu justru semakin menyulut kaemarahan mayoritas rakyat Jerman Timur. Mereka akhirnya melakukan demonstrasi besar-besaran yang berlangsung kurang lebih hingga dua bulan.
Puncaknya pada 4 November 1989, setengah juta demonstran berkumpul di Alexanderplatz dalam aksi damai memprotes pernyataan pemerintah.
Jejak Tembok Berlin. Sumber: DW
Runtuhnya Tembok Penghalang
Akibat situasi yang semakin kacau dan tidak kondusif, para pemimpin Soviet kemudian mendesak pimpinan Jerman Timur yang pada waktu itu berkuasa, Erich Honecker, mengundurkan diri untuk diganti oleh Egon Krenz.
Sumber: News.clickhole
Efek dari gerakan demonstrasi tidak berhenti di situ saja. Pada 7 November 1989 terjadi pengunduran diri besar-besaran para anggota kabinet Jerman Timur.
Sehari kemudian, pemerintahan yang baru di bawah kendali Mikhail Gorbachev menghapuskan peraturan pembatasan tembok Berlin dan melakukan langkah-langkah reformasi ekonomi di Uni Soviet.
Gorbachev juga mempertimbangkan pelucutan senjata serta mengakhiri konfrontasi Perang Dingin di Eropa sebagai prasyarat yang diperlukan untuk menjalankan reformasi tersebut.
Baca Juga: Fakta di Balik Jatuhnya Bom Atom di Jepang
Pembatas pun akhirnya dibuka. Jutaan rakyat berbondong-bondong melewati perbatasan tembok Berlin pada 9 November 1989. Mereka mulai memanjat dan bahkan memberanikan diri untuk membongkarnya.
Sumber: Citi.Io
Seiring waktu, rakyat terus melakukan penghancuran tembok Berlin. Puncaknya terjadi pada 13 Januari 1990 saat tembok tersebut dihancurkan oleh pemerintah Jerman Timur.
Aksi ini pun menjadi awal reunifikasi atau penyatuan kembali Jerman Timur dan Jerman Barat menjadi satu negara yang ditandatangani pada 3 Oktober 1990.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.