Ceknricek.com -- Republik Finlandia dikenal sebagai negara paling bahagia di dunia menurut survei World Happiness Report pada 2018. Tidak hanya itu, negara di kawasan Eropa Utara ini juga dianggap memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia serta menghasilkan sumber daya yang unggul.
Meski demikian, jalan yang ditempuh negeri empat musim ini tidaklah semulus salju di negeri dekat kutub utara tersebut. Semenjak kemerdekaan mereka hari ini, 102 tahun yang lalu, tepatnya pada 6 Desember 1917, mereka harus menjalani berapa rintangan kelam dalam sejarah.
Finlandia Pra Kemerdekaan
Orang-orang Finlandia menyebut diri mereka Bangsa Suomi. BBC menuliskan tidak ada versi resmi mengenai asal-usul nama "Suomi" bagi bangsa Finlandia. Salah satu teori menyebutkan, Suomi berasal dari kata "Suomaa" yang berarti "rawa-rawa" dalam bahasa Finlandia.
Beberapa teori lain juga mengatakan bahwa Suomi berasal dari kata "Suomu" yang berarti "sisik" (ikan). Hal ini merujuk pada orang Finlandia zaman dahulu yang mengenakan pakaian mereka yang terbuat dari sisik ikan.
Finlandia memiliki kronik yang cukup panjang. Sejak Abad Pertengahan negara ini telah menjadi kawasan dari bagian Kerajaan Swedia hingga abad ke-18. Finlandia kemudian diduduki oleh Tentara Rusia sejak penaklukan oleh Kaisar Aleksander I pada 1808.
Oleh pemerintah Rusia, Finlandia kemudian dijadikan daerah otonomi yang memiliki badan pemerintahannya sendiri hingga pecah Perang Dunia I pada 1914. Rusia pun ikut terlibat dalam perang dan mengalami kekalahan sehingga mengakibatkan Tsar Nicholas II harus turun tahta pada 15 Maret 1917.
Sumber: Istimewa
Dari sinilah kemudian badan pemerintahan baru yang berhaluan republik kemudian dibentuk tak lama setelah Tsar turun. Pada bulan Juli, badan pemerintahan yang telah dibentuk lalu mengeluarkan perintah untuk segera menggelar pemilu parlemen. Perlu diingat, pada waktu itu, Finlandia terbagi menjadi 2 kubu utama, yakni kubu putih (non komunis) dan kubu merah (komunis).
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Perang Musim Dingin Uni Soviet Finlandia
Menyusul keluarnya perintah tersebut, kedua kubu yang saling bertentangan itu kemudian saling berkonflik hingga akhirnya muncul ke permukaan menyentuh massa akar rumput. Hal ini juga ditingkahi sikap pemerintah pusat yang cenderung lepas tangan terhadap memanasnya situasi di Finlandia.
Setelah pemilu di Finlandia berhasil dilaksanakan, kemenangan ternyata berpihak pada kubu putih di parlemen. Namun seiring Revolusi Bolshevik di Rusia pada bulan November 1917, kubu merah di Finlandia merasa terinspirasi untuk segera melakukan revolusi serupa di negeri mereka. Dengan memanfaatkan kesenjangan sosial dan ketimpangan ekonomi, mereka berhasil menarik simpati rakyat.
Mereka kemudian melakukan aksi mogok massal selama kurun waktu enam hari (14-20 November 1917) yang akhirnya melibatkan bentrokan antar dua kubu yang berseberangan, dan baru berhenti setelah muncul imbauan untuk menghentikan mogok dari petinggi kubu merah.
Satu bulan berselang, pada 6 Desember 1917, pemerintah Finlandia mendeklarasikan kemerdekaannya yang diakui oleh pemerintahan Rusia pada akhir tahun yang sama. Namun, deklarasi itu tidak diakui oleh kubu komunis, dan mereka melakukan perlawanan dengan membentuk sayap militer bernama Punakaarti.
Perang Sipil dan Musim Dingin
Akhir bulan pertama di tahun 1918, para anggota garda merah menyerbu gedung pemerintahan pusat di Helsinki dan mengumumkan adanya revolusi di Finlandia. Selain itu mereka juga mendirikan badan pemerintahan sendiri yang bernama kansanvaltuuskunta atau Delegasi Komisariat Rakyat. Meski demikian peristiwa tersebut tidak mengakhiri riwayat pemerintahan pusat yang telah mengungsi ke Vaasa.
Finlandia kemudian terbagi menjadi dua wilayah: selatan yang dikuasai komunis dan utara yang dikuasai non komunis. Peperangan pun terus berlanjut hingga dimenangkan kubu putih setelah mendapat bantuan dari Jerman. Namun, menyusul berakhirnya PD I dan kekalahan Jerman dalam Great War, Finlandia tidak menjadi wilayah kekuasaan mereka.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Pidato Paus Urbanus II Picu Perang Salib I
Berpuluh tahun setelah perang sipil, Finlandia kembali terseret dalam gelombang perang menyusul pecahnya Perang Musim Dingin pada 1939. Pasukan Soviet pada waktu itu menggempur wilayah mereka untuk digunakan sebagai pangkalan militer menghadapi Jerman.
Sumber: Istimewa
Namun, hal ini sepertinya membawa keberuntungan pada Finlandia. Kedua kubu yang sebelumnya saling membenci akhirnya akur kembali dalam memerangi Joseph Stalin dan tentaranya. Perang ini sendiri baru berakhir pada 13 Maret 1940, lewat Perjanjian Perdamaian Moskow, yang kemudian juga mengeluarkan Uni Soviet dari. Liga bangsa-bangsa.
Meski Finlandia harus menelan kenyataan pahit karena harus menyerahkan sebagian wilayah mereka pada Soviet. Namun, mereka masih tetap merdeka dan berdaulat di wilayah sendiri. Perjanjian ini ditandatangani oleh Vyacheslav Molotov, Andrey Zhdanov, Aleksandr Vasilevsky (Uni Soviet), Risto Ryti, Juho Kusti Paasikivi, Rudolf Walden, dan Väinö Voionmaa (Finlandia).
Finlandia Masa Kini
Setelah melewati lipatan-lipatan sejarah yang cukup panjang, Finlandia perlahan tumbuh menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, meskipun sempat mengalami penurunan ekonomi pada saat krisis global pada tahun 1990-an dan mengalami puncak resesi pada 1993.
Meski demikian, dalam waktu satu dekade, ekonomi negara di sebelah utara Norwegia ini mengalami geliat yang yang cukup trengginas setiap tahunnya, terlebih setelah mereka bergabung dengan Uni Eropa pada 1995, dan Zona Euro pada 1999. Sebagian besar pertumbuhan ekonomi negeri ini dituai dari kesuksesan fenomenal produsen telepon genggam Nokia yang cukup fenomenal pada waktu itu.
Sumber: Istimewa
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: India Merdeka Dari Inggris
Belakangan negara yang kini diperintah oleh Perdana Menteri Juha Sipila ini juga sempat menarik mata dunia lewat survei-survei global mengenai kualitas hidup terbaik. Newsweek menasbihkan Finlandia sebagai negara dengan kualitas hidup nomor1 di dunia tahun 2010.
Selain itu, sistem pendidikan nasional di Finlandia juga telah menerima banyak pujian dan pengakuan dari dunia internasional karena di beberapa tahun belakang pelajar-pelajar Finlandia mendapatkan skor tes tertinggi sedunia pada 2011.
Meski demikian, dari data yang disusun oleh International Student Assessment (PISA) pada 2018, Finlandia harus berada di tingkat tujuh di bawah China pada posisi pertama dan Kanada di posisi keenam dalam tingkat membaca, matematika, dan sains.
BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini