Sejarah Hari Ini: Pidato Paus Urbanus II Picu Perang Salib I | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Istimewa

Sejarah Hari Ini: Pidato Paus Urbanus II Picu Perang Salib I

Ceknricek.com -- Hari ini, 924 tahun yang lalu, tepatnya pada 27 November 1095, Paus Urbanus II berpidato di depan umat kristiani di konsili Clermont, Prancis untuk merebut tanah suci, Yerusalem dari orang-orang Islam. Seruan pidato yang disampaikan pimpinan umat Katolik (saat itu masih Kristiani secara keseluruhan) ini kemudian berdampak besar pada Abad Pertengahan serta memicu Perang Salib I (1095-1099) yang akan terus berlanjut hingga beberapa abad ke depannya.

Pada akhir abad ke-11 Tanah Suci, yang kini kita kenal sebagai wilayah Timur tengah telah menjadi sengketa antara umat Islam dan Kristen di Eropa. Dalam sejarahnya, sejak ribuan tahun lalu, peristiwa berdarah yang menelan korban jiwa tak terhingga pun sering terjadi dalam memperebutkan Yerusalem.

Sejak Abad ke-6, orang-orang Kristen sering melakukan ziarah ke Yerusalem yang notabene merupakan tempat kelahiran agama mereka. Tetapi, ketika orang-orang Turki Seljuk mengambil kendali atas Yerusalem, mereka meperketat izin ziarah bagi orang-orang Kristen yang ingin pergi ke sana.

Foto: Istimewa

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Ketika Seymour Hersh Menguak Aib Perang Vietnam

Karena susahnya izin tersebut, hal ini mendorong umat Kristen untuk mendapatkan kebebasannya kembali dengan berusaha merebut Yerusalem dari tangan kaum Muslim. Pada tahun 1095, Kaisar Alexius Komnenus meminta Paus Urbanus II untuk mengobarkan semangat perang salib kepada umat Kristen di Eropa. 

Seruan Peperangan

Untuk menyatukan kekuatan, Paus Urbanus II lalu menyerukan peperangan dengan tujuan menundukkan gereja-gereja di Timur yang dikuasai oleh umat Islam. Ia pun memberikan jaminan kepada siapa pun yang ikut dalam perang apabila gugur, mereka akan masuk surga, meski mempunyai banyak dosa ketika hidup.

Di konsili Clermont, di Prancis, Paus Urbanus II lalu menyampaikan pidato yang membakar semangat, orang kaya dan miskin untuk segera menghentikan perselisihan antar mereka dan memulai perang untuk membantu rekan-rekan Kristen di Timur dan mengambil kembali Yerusalem.

Seruan perang Paus Urbanus pun segera menyebar. Para pastor lalu memobilisasi keadaan tersebut untuk menggalang dukungan di seluruh Eropa. Dikabarkan antara 60.000 dan 100.000 orang menanggapi panggilan Urbanus untuk berbaris dan bergerak menuju Yerusalem setelah dikumandangkannya pidato.

Foto: Istimewa

Bahkan saking bersemangatnya, beberapa kelompok berangkat ke Yerusalem sebelum kelompok utama diorganisir melakukan long march. Mereka meyakini bahwa Tuhan akan meruntuhkan tembok Yerusalem begitu mereka tiba di sana, jadi mereka tidak perlu bertempur atau membawa senjata dan membawa bekal yang memadai.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Deklarasi Perang Inggris-Prancis Picu Ottoman Terjun Dalam PD I 

Meski demikian, tidak semua kalangan menanggapi seruan tersebut sebagai alasan religius. Banyak bangsawan di Eropa pada waktu terjadinya perang malah meningkatkan prospek peningkatan hak kepemilikan tanah dan kekayaan dari hasil penaklukan. 

Sebagaimana selalu ada sisi lain dalam sejarah, para bangsawan  yang bertanggung jawab atas kematian banyak orang yang tak berdosa ketika Perang Salib berlangsung malah mengambil keuntungan dari orang-orang yang mereka anggap lawan dan menumpuk pundi-pundi kekayaan untuk mereka sendiri.

Pada musim gugur 1096, pasukan salib utama kemudian berangkat ke Yerusalem. Mereka menggunakan rute yang berbeda-beda, sebagian pergi lewat darat dan sebagian lewat laut, menuju Konstantinopel. 

Kemenangan Umat Kristen

Pasukan salib tiba di Yerusalem pada Mei 1098.  Setelah melakukan perjalan yang panjang mereka terkejut melihat betapa beradabnya kota Yerusalem pada waktu itu, di mana di sana  terdapat masjid Kubah Batu, pemandian air panas, dan kedokteran Islam yang maju.

Foto: Istimewa

Selain karena pasukan yang tidak terorganisir dan kurangnya pengalaman para pasukan Kristen yang berlatar belakang petani, menyebabkan angka kematian di kubu mereka melonjak, terlebih, ketika mereka harus melawan tentara profesional terlatih Muslim. Namun kemenangan sepertinya berpihak pada mereka.

Dinasti Seljuk pada saat itu sedang bertempur melawan dinasti Fatimiyah, yang kelak menandai runtuhnya kekhalifahan Islam, sehingga mereka tak mampu mempertahankan Yerusalem dengan baik. Pasukan salib berhasil merebut Yerusalem, serta beberapa kota penting lainnya di pesisir Mediterania. 

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: India Merdeka Dari Inggris

Mereka kemudian menetap di sana sebagai raja-raja Yerusalem, di negara baru mereka. Banyak orang Eropa yang pergi bolak-balik Eropa-Timur Tengah, mempelajari matematika dan pengobatan dari para ilmuwan Islam, serta membawa makanan baru, seperti gula, ke Eropa. 

Perang Salib Pertama kemudian menjadi suatu kesuksesan bagi orang Eropa dan umat Kristiani. Setelah kemenangan ini Paus Urban kemudian meninggal pada 1099, empat tahun setelah ia menyerukan Perang Salib I dan dua pekan setelah pasukan Kristen berhasil merebut Yerusalem dari Muslim.

Meski begitu, Urban tutup usia sebelum berita kemenangan Kristen berhasil sampai ke Eropa. Dan yang paling penting, kebijakan Paus Urban menyulut fenomena Perang Salib yang berlarut-larut hingga beberapa abad kemudian. 

Pada abad modern, peperangan yang disebut sebagai Perang Salib atau the Crusades ini dalam historiografi selalu menunjukkan betapa berdarahnya konflik peperangan yang efeknya masih bisa kita rasakan hingga sekarang.

BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Thomas Rizal


Berita Terkait