Ceknricek.com -- Tepat tanggal hari ini, 21 Agustus 74 tahun silam, Pasukan Angkatan Laut Indonesia berhasil mengalahkan Pasukan Jepang yang menguasai lautan Indonesia.
Sumber: tirto
Dalam sejarah, keberhasilan itu kemudian diperingati sebagai Hari Maritim Nasional. Namun, beberapa tahun kemudian, lewat SK Nomor 249/1964 Hari Maritim Nasional ditetapkan menjadi 23 September, sejalan dengan tekad Soekarno untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim.
Dualisme Hari Maritim
Beberapa hari sesudah naskah Proklamasi digaungkan dari Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta, Kantor Oeroesan Laoet yang berlokasi di seberang Stasiun Gambir didatangi oerang-orang Indonesia yang sehari-hari bekerja di pelabuhan dan pelayaran.
Sumber: Istimewa
Ditemani oleh siswa-siswa dari sekolah Pelayaran di Jakarta, mereka kemudian mengambil alih kantor tersebut dari tangan-tangan orang Jepang. Peristiwa itu kelak menjadi momen penting bagi dunia pelayaran Indonesia karena telah menegakkan kedaulatan laut Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Pengesahan UUD 1945
Hari dan tanggal itu kemudian diperingati sebagai Hari Maritim Nasional Indonesia. Namun, tanggal tersebut kemudian berubah tatkala Presiden Soekarno pada 1964 --setahun setelah Musyawarah Nasional (Munas) Maritim I--menerbitkan Surat Keputusan Nomor 249 tahun 1963 mengenai Hari Maritim.
Sumber: wikipedia
Presiden Soekarno menetapkan hari jadi Maritim bukan di bulan Agustus, melainkan pada 23 September. Meskipun demikian, latar belakang sejarah peristiwa kekalahan Jepang itulah oleh sebagian kalangan masih dirayakan sebagai Maritim Nasional.
Sejarah Maritim Indonesia
Sudah bukan rahasia lagi memang Indonesia merupakan negara maritim, dengan wilayah perairan mencapai 70 persen lebih dari total luas Nusantara.
Sejak zaman nenek moyang, Indonesia sudah dikenal sebagai kekuatan maritim dunia. Tengok saja berjayanya Kerajaan Sriwijaya di Sumatera.
Sumber: Nusantara maritim
Kala itu, banyak pelabuhan Kerajaan Sriwijaya yang digunakan sebagai tempat transit bagi pedagang dari barat (India) yang ingin menuju timur (Tiongkok) atau sebaliknya.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Peristiwa Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok
Hegemoni Indonesia sebagai negara maritim kembali berlanjut di era Kerajaan Majapahit dimana Nusantara bersatu armada laut andal di bawah pimpinan Mpu Nala. Sementara, pada era kerajaan Islam, kita mengenal kesultanan Banten.
Sumber: Pemuda Maritim
Pada zaman kesultanan Banten poros maritim Nusantara memiliki kota pelabuhan yang banyak disinggahi pedagang dari Eropa, Timur Tengah, India, dan Tiongkok dikarenakan sarana serta pra-sarana yang sangat memadai di masa tersebut. Kota pelabuhan inilah kelak yang menjadi cikal bakal dari kota Jayakarta atau Jakarta.
BACA JUGA: Cek SENI & BUDAYA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.