Sejarah Hari Ini: KLM, Maskapai Penerbangan Tertua Didirikan | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Celebrate The Future

Sejarah Hari Ini: KLM, Maskapai Penerbangan Tertua Didirikan

Ceknricek.com -- Tepat pada tanggal hari ini, 1 abad silam, 7 Oktober 1919, sebuah maskapai penerbangan pertama di dunia Koninklijke Luchtvaart Maatschappij voor Nederland en Koloniën (KLM) didirikan di Belanda.

Sesuai dengan namanya, maskapai kerajaan untuk Belanda dan koloni-nya tersebut pada awalnya ditujukan untuk mepermudah akses ke wilayah koloni negeri Kincir Angin di seluruh dunia, termasuk Hindia Belanda.

Kini, setelah satu abad berdiri, perusahaan tersebut menjadi salah satu maskapai penerbangan paling ikonik di dunia dengan kantornya yang beroperasi di Bandara Amsterdam Schipol serta menjadi anggota aliansi maskapai Sky Team.

Royal Maskapai Belanda

Pada 1919, Albert Plesman salah satu pionir kedirgantaraan Belanda mensponsori sebuah pameran dirgantara Eerste Luchtverkeer Tentoonstelling Amsterdam (ELTA) di Amsterdam.

Pameran ini menuai kesuksesan dan mendapatkan pujian yang sangat besar dari beberapa maskapai penerbangan dunia serta menarik minat mereka untuk berinvestasi. 

Dari sinilah kemudian cikal bakal maskapai KLM didirikan. Namun yang unik dari maskapai ini adalah, satu bulan sebelumnya, gelar royal atau kerajaan sudah diberikan oleh Ratu Wilhelmina pada September 1919. 

Sumber: beeldbank.amsterdam.

Maskapai ini didirikan oleh beberapa orang dari berbagai konsorsarium dan pebisnis di Belanda, salah satunya Anton Kröller yang dikenal sebagai pendiri Taman Nasioanal De Hoge Voluwe.

Meskipun demikian, setelah berdiri, perusahaan ini tidak langsung beroperasi. KLM baru menerbangkan pertama kali pesawatnya setelah tujuh bulan berdiri, tepatnya pada tanggal 17 Mei 1920. 

Pada penerbangan perdana ini, pilot Jerry Shaw ditunjuk untuk menerbangkan De Haviland DH-16 yang merupakan pesawat sewaan dari Bandara Croydon di London ke Bandara Schipol di Amsterdam. 

Penerbangan KLM perdana ini memuat dua orang jurnalis. Tak hanya itu, pesawat tersebut juga mengangkut setumpuk surat dari Wali Kota London yang ditujukan kepada rekannya di Amsterdam, serta setumpuk surat kabar.

Baca Juga: Orient Express, Kereta Mewah yang Tinggal Kenangan

Kesuksesan penerbangan perdana tersebut dilanjutkan dengan mengoperasikan layanan menggunakan pesawat miliknya sendiri pada 4 April 1921. Dengan menggunakan pesawat Fokker F.II dan Fokker F.III. Sejak tahun ini pula, KLM pun memulai penerbangan mereka secara terjadwal.

Penerbangan Perdana Lintas Benua

Empat tahun setelah KLM berdiri, pada tahun 1924 perusahaan ini mulai melakukan penerbangan uji coba dengan melayani rute jauh dan melintasi benua untuk menghubungkan Belanda dengan koloni terbesarnya, Hindia Belanda.

Rute Fokker V.II. Sumber: Dutch Aviation

Menggunakan pesawat Fokker F. VII dengan kode registrasi H-NACC dan dipiloti oleh Jan Thomassen à Thuessink Van der Hoop mereka kemudian lepas landas dari Bandara Schiphol, Amsterdam pada 1 Oktober 1924 untuk menuju Batavia.

Dalam penerbangan yang belum komersial dengan menggunakan pesawat terbang buatan Anthony Fokker, seorang insyinyur yang lahir di Blitar, Jawa Timur ini, selain Van deer Hoop juga memuat dua penerbang lain, Van Weerden Poelman, serta satu teknisi mereka Van de Broeke.

Pada saat itu, perjalanan jarak jauh melintasi benua bukanlah penerbangan normal, melainkan penerbangan penuh marabahaya. Alasan utamanya adalah penerbangan hanya dapat dilakukan siang hari, karena belum adanya sarana navigasi yang memadai di berbagai tempat.

Bayangkan saja, di waktu sekarang penerbangan normal dengan jarak tempuh 15.000 km dari Jakarta ke Amsterdam membutuhkan waktu 14 jam 35 menit dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia. 

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Eksekusi Mati dengan Guillotine Terakhir Kali Digunakan di Perancis

Sementara itu, pada tahun 1924  KLM merencanakan penerbangan menuju koloninya itu berlangsung selama 22 hari. Namun, sepertinya sejarah berkata lain.

Drama Berlangsung

Mengutip situs Situs KLM, berdasarkan catatan Comité Vliegtocht Nederlandsch-Indies, sejumlah persiapan pun dilakukan untuk mewujudkan penerbangan antar benua yang cukup ambisius tersebut.

Sebelum penerbangan dilakukan, misalnya, Fokker sampai merasa harus membuat tipe pesawat baru: yakni Fokker F. VII. H-NACC yang dimodifikasi secara drastis. Salah satunya dengan mengganti kapasitas bahan bakar dari 66 ke 224 galon. 

Fokker F.VII. Sumber: aviatioan History

Tidak hanya itu, untuk mengatasi cuaca panas di tempat tujuan, radiator tambahan pun dipasang di bawah mesin. Di sisi lain, perencanaan-perencanaan terkait  keadaan kahar juga disiapkan, seperti dimana pesawat harus transit, serta bagaimana jika terjadi sesuatu di perjalanan.

Empat hari setelah lepas landas dari Schipol, pada 4 Oktober 1924, keadaan yang dikhawatirkan Fokker memang benar-benar terjadi. Sistem mesin pesawat mereka mati, dan sayap pesawat mengalami kerusakan. Mereka pun terpaksa mendarat darurat di Philippopolis, Bulgaria.

Yang terparah dari keadaan itu adalah ketika kerusakan mesin tersebut tidak dapat diatasi oleh mereka, dan mengharuskan untuk  mengganti mesin pesawat dengan yang baru. Misi ambisius ke Batavia pun terancam gagal. Namun mereka tetap tidak berputus asa.

Setelah disibukkan dengan berbagai macam drama sebagaimana dikutip dari buku Door De Lucht Naar Indie--Menembus Langit Menuju Hindia Belanda (1925) karya Van deer Hoop. lewat contoh-contoh konyol seperti penduduk lokal yang tidak dapat berbahasa Inggris, Perancis, ataupun Belanda untuk dimintai pertolongan, hingga keajaiban surat kabar lokal yang akhirnya mengadakan penggalangan dana untuk mesin yang baru terhadap pesawat. Perjalanan pun dapat diteruskan.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Tank Pertama Kali Digunakan dalam Pertempuran

Akhirnya pesawat kembali mengudara pada 2 November 1924, atau 30 hari setelah mengalami kerusakan di Bulgaria. Tiga awak KLM tersebut pun melanjutkan perjalanan. Mereka sempat transit di 20 kota di dunia, seperti Konstantiniopel, Baghdad, Bangkok, hingga Medan, Sumatera Utara.

Tiga awak fokker. Sumber: klm

Hingga tibalah kemudian hari bersejarah itu. Setelah menempuh perjalanan 22 hari dari Bulgaria, pada 24 November 1924, pesawat Fokker F.VII mendarat dengan mulus di Bandar Udara Tjillilitan (kini Halim Perdanakusuma). Kisah burung besi dari Belanda itu juga sempat dituliskan Fred Ed Douglas dalam bukunya Volume One: paradise..!:From East to West. 

Fokker mendarat di batavia. Sumber Tropenmuseum

"Setelah tahun-tahun pasca-perang yang penuh turbulensi, antara pukul 15.00 hingga 16.00 sore, pesawat KLM tiba di Batavia-Djakarta,” tulis Douglas.

BACA JUGA: Cek AKTIVITAS KEPALA DAERAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini



Berita Terkait