Satu hari sesudah tragedi itu, hari ini 78 tahun yang lalu, tepatnya pada 08 Desember 1941, Roosevelt pun menabuh genderang perang terhadap Jepang setelah meminta persetujuan kepada parlemen AS dalam sebuah rapat yang cukup singkat.
Kronik Serangan Jepang di Pearl Harbor
Minggu, 07 Desember 1941, pukul 07.48 pagi, serangan pertama pesawat tempur Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut AS di Pearl Harbor, Hawaii dan mengejutkan Amerika Serikat.
Serangan gelombang kedua dilanjutkan dengan menargetkan fasilitas kapal dan galangan kapal lainnya yang berlangsung hingga 09.45 pagi. Dampak dari serangan ini menyebabkan 7 dari 8 kapal perang AS rusak, serta 188 pesawat tempur ringsek dan 159 lainnya rusak.
Amerika Serikat kehilangan 2.403 prajurit dan 1.178 lainnya luka-luka setelah bom udara seberat 798 kg di lontarkan ke Pearl Harbor dan menimbulkan ledakan dahsyat.
Sumber: Istimewa
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Pengeboman Pearl Harbor dan Prahara Perang Pasifik
Meski demikian, tiga target utama serangan, yakni kapal induk Armada Pasifik AS, Lexington, Enterprise dan Saratoga, berhasil lolos karena tidak ada di lokasi kejadian.
Berita serangan itu kemudian disiarkan ke publik Amerika melalui buletin radio pada sore harinya, dan mengakibatkan kegegeran di Amerika Serikat yang akhirnya menjadi pemicu Negeri Paman Sam untuk segera mengakhiri politik isolasi.
Pada 08 Desember, Presiden Roosevelt muncul di hadapan Kongres. Ia membuat pidato untuk meminta deklarasi perang melawan Jepang dan mengingat hari penyerangan sebagai "tanggal yang akan hidup dalam keburukan".
Pidato Franklin Delano Roosevelt
“Kemarin, (07 Desember 1941) adalah tanggal yang akan hidup dalam keburukan bagi Amerika Serikat," ungkap Roosevelt, dikutip dari laman History.
“Tiba-tiba dan dengan sengaja, AS diserang angkatan laut dan udara Kekaisaran Jepang. Tidak peduli berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengatasi invasi yang direncanakan ini, orang-orang Amerika dalam kebenaran mereka niscaya akan menang melalui kemenangan mutlak.”
Dalam pidatonya yang cukup singkat, hanya sekitar 10 menit, Roosevelt yang dipapah oleh putranya, James, disambut oleh tepuk tangan para peserta kongres. Hanya selang satu jam, Roosevelt berhasil memperoleh restu Kongres, nyaris secara bulat.
Hasil pemungutan suara di Senat adalah 82:0, sementara di Kongres 388:1. Deklarasi perang ditandatangani pada pukul 16.10. Kala itu, kain hitam melingkar di lengan Roosevelt sebagai simbol dukacita untuk Pearl Harbor.
Sumber: Istimewa
Rasa nasionalisme pun membuncah di seluruh Amerika Serikat, dari Pantai Timur ke Pantai Barat. Rakyat memobilisasi diri, bergabung dalam satuan pertahanan sipil. Di New York, Wali Kota Fiorello LaGuardia memerintahkan penangkapan warga keturunan Jepang. Mereka kemudian dikirim ke Pulau Ellis dan ditahan tanpa batas waktu.
Di California, sistem baterai anti pesawat dipasang di Long Beach dan Hollywood Hills. Laporan tentang aktivitas mata-mata warga Amerika Serikat keturunan Jepang mengalir deras ke Washington DC, meski mereka telah menyatakan kesetiaan pada AS, bukan negeri leluhurnya.
Kemenangan Sekutu
Serangan Jepang ke Pearl Harbor kemudian menyeret Amerika Serikat ke pusaran Perang Dunia II. Sebagaimana sumpah Franklin Delano Roosevelt, Amerika Serikat pun keluar sebagai pemenang perang tersebut setelah dua bom atom, Little Boy dan Fat Boy menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki.
Sumber: History
Baca Juga: Fakta di Balik Jatuhnya Bom Atom di Jepang
Satu bulan berselang, tepatnya pada 02 September 1945, Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani dokumen yang menyatakan penyerahan diri Jepang di geladak kapal perang USS Missouri, disaksikan Jenderal Richard K Sutherland yang menandai akhir dari PD II.
Berakhirnya Perang Dunia II kemudian memberikan dampak cukup besar dalam lanskap global yang meilputi semua bidang, baik politik, ekonomi, sosial dan agama di dunia.
BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini