Sejarah Hari Ini: Kongres Pemuda dan Lahirnya Sumpah Pemuda | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Kompas

Sejarah Hari Ini: Kongres Pemuda dan Lahirnya Sumpah Pemuda

Ceknricek.com -- Tanggal 28 Oktober 2019 diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda yang ke-91. Ada makna sejarah yang harus diingat dalam perjalanan bangsa yang dicetuskan pada 28 Oktober 1928 ini. Saat itu pemuda berikrar bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu: Indonesia. 

Kelak, setelah beberapa dekade kemudian, kalimat itu berubah menjadi pekik "Merdeka!" dari para pemuda sambil mengangkat tangan kirinya bila bertemu sesama. Sebuah kalimat sakral untuk segera lepas dari belenggu penjajahan. 

Pemuda memang memiliki peranan penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Meminjam istilah Sukarno, pemudalah yang seharusnya mengguncang dunia. Bangkit dan bergerak sebagai motor pergerakan negara. Untuk menyikapi hal tersebut mari kita kembali ke tanah silam. 

Kongres Pemuda I

Sejarah Sumpah Pemuda II yang dicetuskan pada 28 Oktober 1928 sebenarnya dimulai dua tahun sebelumnya, yakni pada 30 April sampai 2 Mei 1926 yang dinamakan Kongres pemuda I atau kerapatan Besar Pemuda di Batavia (Jakarta).

Kongres Pemuda I ini dihadiri oleh perwakilan pemuda/pemudi dari Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, kemudian Jong Bataks Bond dan Pemuda Kaum Theosofi dan masih banyak lagi. 

Tujuan Kongres Pemuda I, menurut laman resmi kemendikbud, adalah mencari jalan untuk membina perkumpulan pemuda yang tunggal, yaitu membentuk sebuah badan sentral dengan maksud memajukan persatuan dan kebangsaan, serta menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan-perkumpulan pemuda kebangsaan. 

Kongres Pemuda dan Lahirnya Sumpah Pemuda
Sumber: Kemdikbud

Namun, Kongres Oemida I berakhir tanpa hasil yang memuaskan bagi semua pihak lantaran masih adanya perbedaan pandangan. Setelah itu dilakukanlah berbagai pertemuan antar pemuda demi menyatukan kesatuan pemikiran.  

Maka disepakatilah bahwa kongres Pemuda II harus segera dilaksanakan setelah rangkaian pertemuan akhir mereka berlangsung pada 23 April 1927. Dalam rapat tersebut mereka memutuskan beberapa keputusan penting. 

Pertama, Indonesia merdeka harus menjadi ideal segala anak Indonesia. Kedua, segala perserikatan pemuda harus berdaya upaya menuju mempersatukan diri (gagasan peleburan,fusi) dalam satu perkumpulan, berasaskan satu jiwa, bangsa Indonesia.

Kongres Pemuda II

Kongres pemuda II dilangsungkan selama dua hari, pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Batavia. Rapat ini berlangsung di tiga tempat. Rapat hari pertama, Sabtu 27 Oktober 1928, di Gedung Katholikee Jongelingen Bond atau Gedung Pemuda Katolik.  

Sedangkan rapat hari kedua pada Minggu 28 Oktober 1928, diadakan di Gedung Oost Java Bioscoop (sekarang di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat), dan di Gedung Indonesische Clubgebouw (sekarang Museum Sumpah Pemuda). 

Kongres Pemuda dan Lahirnya Sumpah Pemuda
Sumber: Berdikari

Tujuan Kongres Pemuda II : Pertama, melahirkan cita cita semua perkumpulan pemuda pemuda Indonesia. Kedua, membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia. Dan ketiga, memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.  

Kongres ini diikuti oleh lebih banyak peserta dari kongres pertama, termasuk Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Pemuda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Katholikee Jongelingen Bond, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun dan lainnya. 

Kongres Pemuda dan Lahirnya Sumpah Pemuda
Sumber: Merahputih

Baca Juga: Kiprah Muhammad Yamin, Tokoh Pencetus Sumpah Pemuda

Hadir pula beberapa orang perwakilan dari pemuda peranakan kaum Tionghoa di Indonesia dalam Kongres Pemuda II ini, seperti Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie, namun asal organisasi/perhimpunan mereka belum diketahui. 

Kongres Pemuda II digelar, dengan kepanitiaan dari berbagai perkumpulan. Sugondo Djojopuspito dari PPPI sebagai ketua, Djoko Marsaid dari Jong Java wakil ketua, Mohammad Yamin dari Jong Sumatranen Bond sekretaris, dan Amir Sjarifuddin dari Jong Batak sebagai bendahara. 

Dalam rapat itu hadir pula Wage Rudolf Soepratman yang pada hari Minggu petang memainkan notasi lagu “Indonesia” kelak dikenal dengan "Indonesia Raya" lewat permainan biolannya dan berduet dengan Dolly Salim (piano) yang meraka mainkan sebelum rumusan putusan hasil rapat dibacakan oleh Muhammad Yamin. 

Sumpah Pemuda 

Setelah melakukan rapat selama dua hari, 27-28 Oktober 1928, deklarasi pun dilakukan oleh para pemuda lewat Ketua Panitia Kongres Pemuda Kedua Soegondo Djojopoespito membacakan hasil putusan rapat yang hari ini dikenal sebagai ikrar Sumpah Pemuda. 

Isi putusan rapat tersebut adalah:  

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia mengaku, bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. 

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. 

Menurut Azyumardi Azra, seperti dikutip oleh Asvi Warman Adam dalam buku Menguak Misteri Sejarah (2010), Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan.

Kongres Pemuda dan Lahirnya Sumpah Pemuda
Sumber: Republika

Baca Juga: Mengenang  A.R Baswedan, Pencetus Sumpah Pemuda Keturunan Arab Indonesia

Ikrar yang dibacakan oleh para pemuda itu kelak dikenal dengan nama "Sumpah Pemuda". Istilah itu sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya, yakni beberapa tahun setelah kemerdekaan.  

Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yaitu pada 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. 

Sumpah Pemuda dimaknai sebagai momentum bersatunya para pemuda, yang kemudian bergerak bersama dan berjuang menuju Indonesia merdeka. 

Tentu saja momentum ini dapat menjadi refleksi para pemuda untuk melihat ke belakang sejenak agar jangan terpecah belah dalam bermacam konflik antar sesama anak bangsa, Indonesia.

BACA JUGA: Cek HEADLINE Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait