Ceknricek.com -- Dari sekian banyak nama Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterzoon Coen merupakan salah satu orang paling berpengaruh dalam sejarah perjalanan Nusantara dalam cengkeraman imperialisme Belanda.
Lahir pada 8 Januari 1587, atau tepat hari ini 432 tahun silam, J.P Coen adalah seorang pendiri imperium di Hindia Timur yang dikenal berpikiran jauh alih-alih megalomania dalam mengeksploitasi alam Nusantara.
Dilahirkan di kota Hoorn, Belanda, Coen sejak remaja sudah mulai mempelajari ilmu perdagangan di Roma, Italia dengan magang pada pedagang bernama Joost de Visscher untuk membukukan aktivitas dagang dan belajar berbagai bahasa asing.
Sempat pulang kembali ke Belanda, Coen kemudian mendaftar di Verenigde Oostindie Compagnie (VOC) dan mulai berlayar ke wilayah timur jauh untuk melanjutkan misi gold and glory kerajaan Belanda dan memonopoli perdagangan.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Jelang Tahun Baru VOC Runtuh Akibat Korupsi
Coen melakukan pelayaran perdananya pada 22 Desember 1607 di bawah arahan armada kapal Pieter Willemszoon Verhoeff untuk berniaga di wilayah-wilayah Nusantara. Inilah kali pertama Coen menginjakkan kaki di Nusantara.
Namun, malangnya, Verhoef kemudian terbunuh di Banda akibat perselisihan dengan masyarakat lokal. Coen yang saat itu dipekerjakan sebagai juru tulis berhasil menyelamatkan diri dan memimpin armada menuju Banten.
Misi Ambisius J.P Coen
Coen diangkat menjadi Gubernur jendral Hindia pada 1618, menggantikan Laurens Reael yang mundur dari jabatan karena persaingan dagang dengan Inggris yang bekerja sama dengan Kesultanan Banten. Pengangkatan Coen baru disahkan setahun kemudian.
Sebagai penentu vital, Coen memiliki misi yang ambisius. Dia ingin menaklukkan Jayakarta yang menjadi pelabuhan paling sibuk pada waktu itu. Tak heran ia mengintimidasi Heeren XVII ( 17 Tuan-Tuan) untuk menyiapkan suplai penting baginya di tanah jajahan.
“Tuan-Tuan secepatnya mengirimkan pasukan, kapal dan dana dalam jumlah besar serta berbagai kebutuhan lain. Jika permintaan ini dipenuhi, semuanya akan baik-baik saja; jika tidak, Tuan-Tuan akan menyesalinya!” tulis Coen mengutip Susan Blackburn dari Jan Pietersz Coen: Levens Beschrijving, dalam Jakarta Sejarah 400 Tahun (2011).
Armada tempur Coen sebelumnya memang sempat kalah dari Inggris dalam persaingan dagang yang sengit antara mereka hingga terjadi perang agregasi terbuka di wilayah perairan Banten, Jawa Barat pada 1618.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Sultan Haji Menandatangani Kesepakatan Dengan VOC
Ambisi Coen untuk menaklukkan Jayakarta terbukti pada 30 Mei 1619, di mana ia berhasil menaklukkan kota pelabuhan yang tersebut dan merubahnya menjadi Batavia untuk menghormati leluhur orang Belanda meski namanya baru dikukuhkan dua tahun kemudian.
Pada saat yang hampir bersamaan, tulis Joko Darmawan dalam Sejarah Nasional: Ketika Nusantara Berbicara (2017) Coen juga mengirimkan 17 kapal perang untuk menyerang pelabuhan Banten. Belanda pun menang mutlak, Inggris kabur, Banten tunduk, Jayakarta pun berpindah tangan.
Dari Batavia ke Jakarta
Di bekas puing-puing Jayakarta, Coen memerintahkan pembangunan benteng baru yang lebih besar dan kuat. Maka dibangunlah kanal- kanal, jalan dan tempat mukim untuk orang Belanda yang sebelumnya ikut bertempur dengannya.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Adrian Valckenier dan Rapat Darurat Dewan Hindia Belanda
Pada 4 Maret 1621, Batavia resmi dikukuhkan menjadi pemerintahan pusat VOC di kepulauan Nusantara. J.P Coen pun menjabat sebagai Gubernur Jenderal dan memilih tinggal di dalam benteng. Ia memegang tampuk selama dua periode, (1619-1623) dan (1627-1629).
Di masa akhir jabatannya pada tanggal 21 September 1629, Coen meninggal dunia dalam usia 42 tahun. Sejumlah referensi meyakini pendiri Batavia ini tewas akibat wabah kolera yang saat itu melanda Batavia, namun versi lain menyebut ia dibunuh oleh intelijen Sultan Mataram.
BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Farid R Iskandar