Sejarah Hari Ini: Revolusi Berdarah di Rumania  | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Sejarah Hari Ini: Revolusi Berdarah di Rumania 

Ceknricek.com -- Hari ini, 30 tahun yang lalu, tepatnya pada 16 Desember 1989, protes besar-besaran pecah di Rumania untuk menumbangkan rezim komunis Nicolas Ceauşescu yang sudah lebih dari 22 tahun berkuasa. 

Aksi protes yang dikenal dengan Revolusi Rumania ini berlangsung hingga akhir Desember 1989. Ceauşescu dan istrinya, Elena, akhirnya dieksekusi mati setelah revolusi berakhir. 

Pers Barat memperkirakan setidaknya 64.000 korban tewas sewaktu protes yang dibunuh aparat pro-pemerintah. Sedangkan versi pemerintah menyatakan jumlah korban jiwa tak sampai 1.000 orang. 

Pemerintahan Diktator Ceauşescu

Rumania, negeri di sebelah utara semenanjung Balkan ini merdeka pada 30 Desember 1947, setelah dibebaskan Uni Soviet dari cengkeraman Nazi pasca Perang Dunia II dan menjadi negara komunis.

Nicolas Ceauşescu yang sedari awal sudah aktif dalam pergerakan bawah tanah lalu didapuk menjadi Menteri Agrikultur dalam negara tersebut.

Kariernya moncer setelah ia berhasil mengorganisasi petani dan buruh hingga menempati posisi tertinggi kedua dalam hierarki partai pada 1954. Setelah kematian Gheorghiu-Dej, pemimpin Partai Pekerja Rumania, ia pun menjadi sekretaris jenderal partai tersebut pada 1965. 

Revolusi Berdarah di Rumania 
Sumber: Istimewa

Tak lama berselang, Ceauşescu mengubah nama partai itu menjadi Partai Komunis Rumania dan menyatakan negaranya sebagai Republik Sosialis Rumania. Pada 1967, Ceauşescu sebenarnya sudah menjadi Presiden Rumania secara de jure. Namun baru pada 28 Maret 1974 ia “resmi” terpilih dan mengubah istilah kepemimpinannya menjadi Presiden Dewan Negara. 

Pada awal pemerintahan, ia banyak disanjung rakyat karena telah membuat perubahan cukup baik di Rumania. Ia sering menemui buruh dan petani di ladang-ladang, dan sangat dekat dengan ilmuwan serta seniman. Tidak hanya itu, dengan tangan dan hati terbuka ia juga menerima kritik dan membuka kran pers di sana.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Demonstrasi Menentang Perang Vietnam

Akan tetapi semua itu berubah di era 1970-an. Ambisi kediktatorannya muncul secara perlahan. Kejahatan kemanusiaan mulai ia lakukan untuk menggetok oposisi dan demonstran yang mencoba mengkritiknya. Pemerintahannya pun mulai tersandung korupsi dan menumpuk utang dari luar negeri untuk kantong masing-masing. 

Pada saat itulah rakyat mulai geram terhadap Ceauşescu, hal ini juga ditambah kasus lain dimana ia dianggap tidak dapat bersikap tegas dalam kasus Laszlo Tokes, seorang pemuka agama asal Hungaria yang sering menghasut kebencian antar etnis. Selain itu, ia juga telah dikhianati oleh Ion Pacepa, seorang pemimpin dinas rahasia Rumania yang akhirnya membelot pada Amerika. 

Revolusi Berdarah di Rumania 
Sumber: Istimewa

Pacepa yang melarikan diri ke Amerika kemudian menulis buku tentang kegilaan pemerintah Ceauşescu dalam  Red Horizons: Chronicles of a Communist Spy Chief (1986) dimana ia membuka borok rezim Ceauşescu, mulai dari kegiatan mata-mata terhadap industri Amerika hingga upaya pembungkaman terhadap oposisi dengan melanggar HAM.

Atas dasar kemuakan inilah rakyat akhirnya turun  ke jalan, mengepung istana dan melemparinya dengan batu serta menuntut diktator itu untuk segera melepaskan jabatan. Merasa keselamatannya terancam Ceaușescu melarikan diri bersama istrinya dengan menggunakan helikopter.

Awalnya mereka mengungsi ke kediaman Ceaușescu di Snagov, lalu pindah lagi ke Targoviște. Namun, usai keduanya turun dari helikopter dan hendak melanjutkan kabur lewat jalur darat, sekelompok polisi berhasil menangkap mereka dan menyerahkannya pada tentara. 

Dieksekusi di Hari Natal

Setelah Ceaușescu dan istri tertangkap pada 22 Desember 1989, ia sempat diadili lebih dahulu secara hukum meski pada waktu itu seluruh rakyat di jalanan menuntut agar mereka dihukum mati. Adalah Gelu Voican, seorang politisi Rumania, pada waktu itu yang mencoba meredam emosi rakyat.  

Dalam buku Kisah-kisah Diktator Psikopat: Kontroversi Kehidupan Pribadi dan Kebengisan Para Diktator, (2009) dituliskan bagaimana Voican sempat menghubungi dua orang hakim satu jaksa penuntut dan pengacara untuk mengadili Ceaușescu dan istrinya pada 25 Desember 1989 pagi.

Revolusi Berdarah di Rumania 
Sumber: Istimewa

“Anda tahu situasi negeri ini, kekurangan obat-obatan, makanan, dan listrik. Siapa yang memberi perintah pembantaian di Timisoara?,” tanya jaksa penuntut yang hanya ditanggapi diam oleh Ceaușescu.

Setelah berjam-jam disidang hingga berakhir pada sore harinya, dengan suara bulat hakim membacakan putusan bahwa Ceaușescu dan Elena dijatuhi hukuman mati berdasarkan pasal hukum yang berlaku di sana serta harta kekayaannya disita untuk kepentingan negara.

Baca Juga: Muammar Khadafi Sang Diktaktor yang Digulingkan Rakyat

Maka, pada Natal 1989 digiringlah Ceaușescu dan Elena menuju ruang eksekusi dari pengadilan. Sebelumnya, para anggota tentara juga sempat melakukan undian siapa sajakah yang berhak mengeksekusi mereka karena banyak yang bersedia menjadi algojo dalam eksekusi tersebut. 

Revolusi Berdarah di Rumania 
Sumber: Istimewa

Para algojo kemudian mendorong tubuh mereka berdua untuk berjejer di tembok  barak. Lalu terdengarlah bunyi rentetan tembakan yang menyusul matinya diktator tersebut beserta istrinya. Jenazah mereka lalu dimakamkan di pemakaman bersama Ghencea, Bukares. 

Hukuman mati itu menjadi yang terakhir kalinya di Rumania. Sejak 7 Januari 1990, negeri tersebut melarang hukuman mati. Selain itu, pasca kematian Ceaușescu kerusuhan juga belum mereda di Rumania hingga Dewan penyelamat Nasional (DPN) membentuk pemerintahan sementara di sana, di mana Ion Iliescu terpilih sebagai presiden Rumania yang berkuasa hingga 2004.

BACA JUGA: Cek BUKU & LITERATUR, Berita Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait