Ceknricek.com -- Hari ini, 40 tahun yang lalu tepatnya 7 Januari 1979, militer Vietnam berhasil menyerbu Kamboja dalam rangka merebut Ibu kota Phnom Penh dan mengakhiri rezim Khmer Merah.
Rezim Pol Pot menjadi salah satu rezim terkelam dalam sejarah Asia tenggara lewat revolusi "rekayasa sosial" masyarakat Kampuchae (sebutan Kamboja bagi golongan Komunis) dari semua pengaruh Barat.
Dalam sejarahnya, Khmer Merah dibangun pelan-pelan oleh Pol Pot di tengah lebatnya hutan di Kamboja pada dekade 1960-an dengan mengusung ide komunis radikal.
Gerakan ini disokong tentara Vietnam Utara, Viet Cong (organisasi penentang agresi Amerika dan Vietnam Selatan) dan Pathet Lao, gerakan komunis dari Laos dalam menentang pemerintahan Kamboja.
Sumber: Wikipedia
Setelah bertahan dari gempuran AS dalam Perang Vietnam, Khmer Merah berhasil merebut Phnom Penh pada 1975 dan menumbangkan rezim pemerintah pro-Amerika, untuk kemudian mendirikan pemerintahan Republik Rakyat Kamboja.
Pol Pot memimpin negeri itu dengan radikal lewat visi utopis pertaniannya yang ia basiskan di desa-desa. Kota dikosongkan, pabrik ditutup, masyarakat dipaksa meninggalkan profesi lama mereka untuk menjadi petani.
Baca Juga: Muammar Khadafi Sang Diktaktor yang Digulingkan Rakyat
Dia mengklaim lewat semangat ini Kampuchea akan "lahir kembali" dan memulai sebuah era swasembada pangan absolut yang akan merangsang daya produksi dan menggenjot ekonomi negara di masa depan.
Tidak hanya itu, Khmer Merah juga menghapus mata uang dan hak kepemilikan pribadi. Kaum cendekia, profesional, seniman, musisi, orang yang berbahasa asing dieksekusi mati. Para pengkhianat partai juga menerima nasib yang sama.Di bawah rezim yang dijalankan dengan sewenang-wenang dan represif pada dekade 1975 hingga 1978, diperkirakan dua juta rakyat Kamboja meninggal dunia. Beberapa di antara mereka mati akibat kelaparan, korban kerja paksa dan penyakit.
Sumebr: Istimewa
Kekuasaan Pol Pot tidak berlangsung lama. Pada 7 Januari 1979, militer Vietnam berhasil menginvasi Kamboja dan menduduki Ibu kota Phnom Penh sekaligus mengakhiri rezim Khmer Merah.
Sisa-sisa kekuatan Khmer Merah kemudian bertahan di hutan-hutan sambil terus bergerilya. Mereka tidak lagi swasembada namun berbisnis penyelundupan kayu, makanan dan berlian. Kroni mereka adalah militer China yang bekerja sama dengan Thailand.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Ketika Seymour Hersh Menguak Aib Perang Vietnam
Vietnam kemudian membentuk sebuah pemerintahan komunis yang moderat. Sementara itu, karena kelelahan bertarung dan semakin menipisnya para serdadu, perlahan anggota Khmer Merah menyerahkan diri.
Pada 1997, Pol Pot kemudian diadili oleh organisasinya sendiri setelah konflik internal yang berlarut-larut. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh "pengadilan rakyat" yang dikritik sebagai sebuah pengadilan yang sudah diatur.
Sumber: Gabareki.blog.jp
Meski demikian, komunitas internasional berharap Pol Pot diekstradisi agar dapat diadili terkait kejahatannya terhadap kemanusiaan. Namun hal ini tak pernah terjadi, Pol Pot meninggal selang tak lama setelah ia menjadi tahanan rumah pada 1998.
BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar