Sejarah Hari Ini: UNICEF Dibentuk Pasca Perang Dunia II | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Istimewa

Sejarah Hari Ini: UNICEF Dibentuk Pasca Perang Dunia II

Ceknricek.com -- Hari ini, 73 tahun lalu, tepatnya pada 11 Desember 1946, United Nations Children’s Fund (UNICEF) didirikan. Lembaga internasional ini dibentuk sebagai respons Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap anak-anak yang menjadi korban perang.

Perang Dunia II (1939-1945) memakan korban lebih dari 50 juta jiwa dan menjadikannya konflik dengan dampak destruktif dalam sejarah. Sebagian besar yang menjadi korban jiwa adalah anak-anak, apabila mereka selamat, maka dihantui trauma dan beban psikologis sepanjang hidup.

Sejarah Pembentukan UNICEF

Akhir Perang Dunia II sudah mulai terlihat sejak tahun 1942, saat negara-negara Blok Poros; Jerman, Italia, dan Jepang sudah mengalami sejumlah kekalahan perang dalam melawan Sekutu. Konflik berkepanjangan ini kemudian ditutup dengan menyerahnya kekaisaran Jepang pada tahun 1945.

Sementara itu di Eropa tengah mengalami masa-masa suram. Musim dingin berlangsung selama satu tahun (1946-1947). Jutaan orang tidak memiliki tempat tinggal, bahan bakar, pakaian atau makanan layak. Anak-anak pun menjadi kelompok paling menderita: setengah dari semua bayi yang lahir, meninggal sebelum ulang tahun pertama mereka.

Sumber: unicef.org

Pihak Sekutu, sebenarnya sudah mengantisipasi akibat dari akhir perang. Mereka telah mendirikan United Nations Relief and Rehabilitation Administration (UNRRA), yang merupakan sebuah lembaga untuk memberikan bantuan umum terhadap wilayah terdampak perang. 

Meski demikian, Amerika Serikat menolak memberikan bantuan pada Eropa Barat dan Eropa Timur. Dari sinilah kemudian awal mula pembentukan UNICEF. Saat UNRRA hendak ditutup, sebuah pertemuan digelar di Jenewa, Swiss.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Hari Disabilitas Internasional Diproklamirkan di PBB

Melalui sidang Majelis Umum PBB pada 11 Desember 1946, akhirnya ditetapkanlah pembentukan organisasi dana darurat untuk anak-anak dengan nama organisasi UNICEF (United Nations International Children’s Emergency Fund).

Sumber: unicef.org

Dokter Ludwik Rajchman, seorang delegasi dari Polandia kemudian dipilih untuk menjadi pemimpin pertama dalam organisasi ini. Pada tahun 1947, Maurice Pate, dari Amerika Serikat lalu diangkat menjadi direktur eksekutif  UNICEF atas saran dari Dokter Ludwik Rajchman.

Tugas awal dari UNICEF adalah memberikan bantuan makanan dan kesehatan darurat di negara-negara yang terkena dampak Perang Dunia II di Eropa, sekaligus membantu pemulihan kondisi anak-anak korban peperangan baik yang menang ataupun kalah dalam perang.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Perang Musim Dingin Uni Soviet Finlandia

Sumber: unicef.org

Program awal mereka kemudian didirikan di negara-negara Eropa Timur seperti Polandia, Rumania, dan Yugoslavia. Sebagian besar bantuan adalah susu kering yang diberikan untuk mengatasi masalah anak kurang gizi.

Di akhir periode 1940-an, UNICEF mulai memperluas wilayah kerjanya ke Cina dan Yunani, yang saat itu sama-sama tengah dilanda perang saudara. Mereka juga memberi bantuan kepada anak-anak di Timur Tengah akibat pendudukan oleh Israel.

Perjuangan Belum Selesai

Pada tahun 1950, sejumlah negara anggota PBB berniat untuk menghapus UNICEF karena menganggap situasi sudah kondusif sehingga UNICEF dianggap sudah tidak memiliki tugas darurat pasca perang. Namun sebuah lobi berhasil memperpanjang keberlangsungan lembaga tersebut.

Pakistan, pada waktu itu angkat bicara mengenai jutaan anak di Afrika, Asia dan Amerika Latin yang tengah dilanda penyakit dan kelaparan, bukan karena perang melainkan karena kemiskinan  yang mengakar kuat negara-negara itu.

Sumber: britanica.com

“Dapatkah aksi internasional ini dianggap selesai dengan adanya fakta tersebut?,” tanya delegasi pakistan dalam sidang PBB kala itu.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Pengeboman Pearl Harbor dan Prahara Perang Pasifik

Tahun 1953 UNICEF akhirnya ditetapkan sebagai Organisasi internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bermarkas besar di kota New York, Amerika Serikat. Tugas mereka pun diperluas, tidak hanya membantu anak-anak yang terkena dampak perang dan konflik, tapi juga kekeringan, kelaparan, dan keadaan darurat lain.

Awal tahun 1960-an, angin perubahan kembali menyapa UNICEF ketika Presiden AS John F. Kennedy mendesak untuk mengakhiri kemiskinan di negara-negara yang baru merdeka dan berkembang. Anak-anak kemudian dipilih sebagai fokus utama program karena mereka menjadi kelompok yang paling menderita akibat kemiskinan. 

Sumber: unicefusa.org

Peristiwa ini  kemudian menjadi  titik balik utama kedua dalam sejarah UNICEF. Setelah sebelumnya mereka bergulat melawan epidemi penyakit seperti TBC, Frambusia, Trakoma, Kusta, dan Malaria di negara-negara berkembang. 

Pada era 1980-an UNICEF kemudian membantu Komisi Hak Asasi Manusia PBB dalam penyusunan Konvensi Hak-hak Anak. Setelah diperkenalkan ke Majelis Umum PBB pada tahun 1989, Konvensi tentang Hak Anak lalu menjadi perjanjian hak asasi manusia yang paling banyak diratifikasi dalam sejarah, dan UNICEF pun memainkan peran kunci dalam memastikan penegakannya.

Sumber: unicefusa.org

Kini, setelah lebih dari 70 tahun sejak UNICEF didirikan mereka masih fokus dalam meningkatkan kesehatan, gizi, pendidikan, dan kesejahteraan umum untuk anak-anak. Peranan terbesar mereka adalah memasok vaksin untuk negara-negara berkembang di dunia. 

Mereka mengalokasikan seperempat anggaran untuk program penyediaan  vaksin dan imunisasi di negara berkembang dan mengalami konflik. Ribuan nyawa anak-anak di dunia pun berhasil diselamatkan  dalam program vaksinasi darurat di negara dengan krisis kemanusiaan yang kompleks, seperti di Ethiopia, Uganda, Afghanistan, Sudan, dan yang lain.

Atas kiprah UNICEF inilah mereka dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1965 dan Prince of Asturias Award of Concord pada tahun 2016.

BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait