Ceknricek.com -- Lonjakan kasus positif COVID-19 yang jamak terjadi seusai libur panjang dan cuti bersama membawa beban tersendiri bagi para tenaga kesehatan khususnya tim medis yang merawat pasien COVID-19.
Setiap kali ada penambahan pasien, praktis pekerjaan para dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya makin sibuk dan berat.
Atas dasar itu, dr. Deddy Herman Sp.P yang sehari-hari merawat pasien corona di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta menyarankan agar Pemerintah meniadakan libur bersama agar pandemi COVID-19 mereda.
“Beberapa kali libur bersama terbukti membuat infeksi COVID-19 meningkat. Maka ke depan libur bersama perlu ditiadakan dulu. Kita tenaga kesehatan yang sehari-hari merawat pasien merasakan betul peningkatan itu,” katanya di Jakarta, Jumat, (27/11/20).
Dokter spesialis paru ini mengaku tenaga kesehatan harus berjuang ekstra keras saat jumlah pasien COVID-19 melonjak.
“Betapa sulitnya posisi kita sebagai tenaga kesehatan yang harus mengenakan APD selama 8 jam sehari untuk merawat pasien. Kita mengunjungi pasien dari lantai 1 hingga lantai 32 setiap hari,” tambahnya.
Perjuangan dan pengorbanan tenaga kesehatan tanpa kenal lelah dan seakan tanpa akhir.
Sebelumnya para tenaga kesehatan sempat bersukacita lantaran grafik COVID-19 sempat melandai namun seketika berubah tiba-tiba angka pasien corona melonjak setelah masyarakat menikmati libur dan cuti bersama.
Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI EKO PATRIO
Kondisi tersebut menyebabkan tidak ada pilihan lain bagi para tenaga kesehatan yang bertugas di RSD Wisma Atlet kembali membungkus rapat tubuh mereka mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Mereka adalah kelompok yang paling rentan tertular COVID-19 karena harus merawat ribuan pasien. Memakai hazmat lengkap dua lapis masker standar tinggi untuk melindungi mulut dan hidung bukan perjuangan yang mudah.
Para tenaga kesehatan ini sadar betul bahwa mereka adalah benteng terakhir dalam perang melawan COVID-19. Apabila pemerintah tetap memberlakukan libur dan cuti bersama pada Natal dan Tahun Baru, maka harapan para tenaga medis untuk sejenak beristirahat dan berkumpul kembali dengan keluarga bakal sirna.
Terkait lonjakan pasien seusai libur panjang diakui sendiri oleh Koordinator RSD Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI Dr dr Tugas Ratmono. Poin jaga jarak menjadi masalah utama.
“Pada saat libur bersama, interaksi masyarakat makin intens yang mengabaikan jaga jarak. Ini yang potensial terjadinya infeksi COVID-19,” kata Mayjen Tugas yang juga Kepala Pusat Kesehatan TNI.
Apa yang dikatakan Mayjen TNI Tugas Ratmono, bukan sekadar asumsi. Terbukti, pasien COVID-19 di RSD Wisma Atlet kembali melonjak pasca libur bersama pada 28 Oktober-1 November 2020.
Pada 15 November 2020, dua minggu setelah libur bersama angka hunian pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan sedang di RSD Wisma Atlet Kemayoran meningkat menjadi 53,8 persen.
Padahal pada Oktober 2020 sempat menyentuh angka terendah 32 persen, menurun tajam dari angka tertinggi pada 27-29 September di angka 92 persen.
Peningkatan infeksi COVID-19 kemudian terus terjadi, pada 23 November 2020, pasien COVID-19 di RDC Wisma Atlet Kemayoran meningkat menjadi 72,83 persen.
Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Letkol Laut drg M Arifin mengungkapkan banyak klaster COVID-19 tercipta pasca libur panjang 28 Oktober-1 November 2020 lalu.
“Dari berbagai Puskesmas banyak yang lapor dan sebagian di kirim ke Wisma Atlet ini,” katanya.
Letkol Arifin berharap masyarakat kembali disiplin menjalankan protokol kesehatan yang terbukti sebelumnya sukses menurunkan infeksi COVID-19.
“Sebelumnya pada Oktober, angka sudah turun. Jadi kita sebenarnya bisa menurunkan angka infeksi COVID-19 jika disiplin menjalankan protokol kesehatan,” pungkasnya.
Baca juga: Perlunya Pendampingan Psikososial Bagi Pasien COVID-19 dan Tenaga Kesehatan
Baca juga: BPOM Libatkan Tenaga Kesehatan Observasi Keamanan Vaksin COVID-19