Ceknricek.com -- Sosok Bupati Minsel DR. Christiany Eugenia Paruntu, SE., yang akrab disapa Tetty viral. Tetty tampil mengenakan pakaian putih bercelana hitam di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10). Kehadiran Tetty sontak menjadi topik perbincangan dan pemberitaan sebagai salah satu Srikandi kandidat Menteri Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf.
Awalnya kedatangan Tetty di Istana Negara tak terduga bagi sebagian orang yang belum mengenalnya. Tetty yang lahir pada 25 September 1967, hadir di urutan kedua setelah Prof. DR. Mahfud MD. Kehadirannya sontak membuat publik terkejut. Siapa gerangan wanita ini?
Satu kata yang tepat menggambarkan sosok Tetty Paruntu, wanita yang "fenomenal". Kehadirannya praktis telah menggoncang publik dan jagat netizen. Berbagai publisitas pemberitaan di media cetak dan elektronik bak "gayung bersambut" mengekspos dirinya. Tetty diasumsikan sebagai representasi keterwakilan gender, keterwakilan Indonesia Timur, representasi Kepala Daerah berprestasi, representasi Partai Golkar, wajah baru kabinet dan lain-lain.
Sumber: Kompas
Kehadiran Tetty di Istana, secara otomatis menimbulkan euforia yang membuat masyarakat Sulawesi Utara (Sulut), khususnya Minahasa Selatan (Minsel) larut dalam kegembiraan. Kendati harapan masyarakat menginginkan Tetty tetap berkarya di Minsel, bahkan memimpin Sulawesi Utara, namun kawanua (rakyat Sulut) pasti sepakat dan merelakan jika akhirnya Tetty mendapat mandat untuk mengemban tugas sebagai menteri. Ia pantas mengikuti jejak Srikandi lain yang berjuang di Kabinet seperti Susi Pudjiastuti, Retno Marsudi dan Sri Mulyani. Kapan lagi ada Srikandi Sulut yang pantas menjadi seorang menteri.
Seni dan Embrio Politik Tetty
Tentu ada beberapa parameter yang objektif kenapa Tetty Paruntu layak dan menduduki kursi kabinet. Sebagai Bupati Minahasa Selatan selama dua periode (2010-sekarang), Tetty lahir dan dibesarkan dari keluarga terpandang di Sulut. Ayahnya Alm. Prof. Joppie Paruntu, adalah mantan Rektor Universitas Sam Ratulangi Manado, seorang tokoh yang sangat disegani. Begitu juga ibunya, Jenny Johanna Tumbuan, SE., seorang politikus andal yang telah lama dipercaya beberapa periode mengemban tugas sebagai anggota DPRD, bahkan Ketua DPRD Minsel sampai saat ini.
Sumber: Tribunnews
Baca Juga: Tetty Paruntu, Ada yang Jegal Saya
Darah dan jiwa politik keluarga ini pun terus mengalir. Tetty memiliki seorang putra tunggal, Adrian Joppie Paruntu, yang baru saja dilantik sebagai Anggota DPR RI termuda periode 2019-2024. Adik bungsu Tetty, Dr. Michaela Elsiana Paruntu, MARS, seorang Dokter, pekerja sosial, merupakan kandidat kuat suksesor Bupati Minsel yang diharapkan meneruskan kepemimpinan Tetty ke depan. Bahkan adik ipar Tetty, James Kojoingan, ST, MT., merupakan politikus muda, harapan Sulut, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Propinsi Sulut.
Melihat silsilah dan rekam jejak keluarga ini, kita bisa memastikan Tetty paham benar seni politik. Kemampuan dan kematangan berpolitik Tetty telah tumbuh dan mengakar kuat pada dirinya sejak kecil. Keluarga Paruntu sangat dicintai dan terbukti telah banyak memberi dan berkorban bagi kemajuan masyarakat di Minsel dan Sulut.
Kemampuan Manajerial
Sejak dipercaya menjadi Bupati Minsel Tahun 2010, performance dan kualitas kepemimpinan Tetty terlihat jelas. Ia merumuskan arah kebijakan pembangunan Minsel difokuskan di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, revitalisasi pertanian, Pemantapan Pengelolaan Keuangan Daerah dan Reformasi Birokrasi. Formula tersebut dijabarkan ke dalam Visi Misi Kepemimpinan "Minsel Berdikari Cepat".
Tak terhitung prestasi yang terukir di berbagai bidang yang mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Beberapa penghargaan secara individual maupun institusi, baik di tingkat Daerah dan Nasional. Di antaranya penghargaan UHC (Universal Health Covarage) 2018 yang diserahkan langsung oleh Presiden RI Jokowi, yaitu terobosan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan menghadirkan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat berupa akses pelayanan kesehatan optimal dan berkualitas secara luas kepada masyarakat dengan total covarage sebesar 95%.
Sumber: Istimewa
Prestasi lainnya ketika Tetty diundang di Istana Negara untuk menerima Penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden Jokowi pada 2015. Tetty satu diantara 43 tokoh se-Indonesia karena dinilai berjasa luar biasa terhadap nusa dan bangsa, peristiwa atau hal tertentu di luar bidang militer.
Beberapa penghargaan itu tentunya menandakan bahwa Tetty bukan wanita sembarangan. Ia bukan pemimpin biasa. Ia tak bisa diremehkan, tak bisa dipandang sebelah mata dan diperlakukan tidak pantas oleh orang lain. Tetty dikenal sebagai seorang negosiator sekaligus promotor ulung yang berhasil mendatangkan investasi dan bantuan anggaran dari luar. Kabupaten Minsel bahkan tercatat sebagai penerima DAK terbesar selama beberapa tahun terakhir dibandingkan daerah lain di Sulut.
Sumber: Istimewa
Kemampuan entrepreneurship dan networking Tetty, tidak lepas dari latar belakangnya sebagai pebisnis dan pekerja sosial. Sebelum menjadi Bupati Minsel, Tetty telah dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang bergerak di bidang distribusi, alat-alat berat, perangkat telekomunikasi, perkapalan dan lain sebagainya.
Tetty Terluka, Masyarakat Terluka
Mendengar kabar Tetty batal menjadi Menteri, sontak membuat publik Sulut begitu sedih dan Kecewa. Publik tentu tidak terima Tetty dipermalukan, bagaimana mungkin seorang kandidat menteri yang proporsional dan berkualitas mumpuni, telah terundang resmi di Istana Negara, tetapi “dianggap” tidak memenuhi kriteria, apalagi “jika” digagalkan karena faktor-faktor yang tidak relevan, tidak objektif dan cenderung tendensius.
Perdebatan terjadi di kalangan masyarakat, reaksi penyesalan muncul, berbagai pertanyaan mengemuka: apakah mungkin ada manifestasi yang sengaja dibuat untuk menjegal Tetty. Tentunya sangat disesalkan “para penentu” terjebak pada isu-isu murahan yang tidak benar, yang terlanjur dijadikan standar kualifikasi penjaringan kandidat Menteri.
Harapan itu seharusnya tidak diberikan ketika ada keraguan sejak awal, jika memang ada pertimbangan untuk menghindarkan kabinet baru dari citra noda korupsi. Mengapa klarifikasi dilakukan pada detik-detik penentuan akhir? Mengapa tidak dilakukan sebelumnya, sehingga Tetty tidak harus terekspos membawa ekspektasi dan euforia masyarakat.
Baca Juga: Tetty Paruntu: Saya Diundang Pak Pratikno
Peristiwa ini sontak memberi kesan negatif di masyarakat Sulawesi Utara yang terlanjur berharap akan adanya representasi Kawanua dalam kabinet. Tetty sosok kebanggaan masyarakat Sulut yang tak sepantasnya dipermalukan seperti itu. Tetty tak pernah melakukan manuver politik untuk menjadi menteri, ia secara tulus mendukung pemerintahan Jokowi-JK sampai Jokowi-Ma'ruf.
Tetty seorang profesional dan dalam keseharian mengerti betul tata cara protokoler, hingga menghargai dan menerima iktikad baik ketika dihubungi sebagai kandidat/calon menteri. Tetapi kekeliruan prosedur, protokoler dan mekanisme penjaringan ini seharusnya tidak terjadi kembali, seperti mengulang peristiwa yang dialami Politikus Populer Maruarar Sirait pada 2014 silam, juga oleh Prof. Mahfud MD pada Pilpres 2019.
Prosedur penjaringan Menteri harusnya mulia, berwibawa dan bermartabat karena dinantikan oleh seantero negeri, sehingga tidak ada dampak "pembunuhan karakter", “perlakuan yang tidak etis” atau "permalukan figur".
Sumber: Kompas
Jelas kehadiran Tetty pasti ada undangan, tidak mungkin ia hadir tanpa konfirmasi, seperti kata Ibu Tetty "saya gila kalau tidak diundang". Sekali lagi, tidak seharusnya Tetty diperlakukan seperti itu. Tidak ada yang salah dengan Tetty. Dimana letak kesalahan Tetty, sehingga dampak atas "keteledoran mekanisme" ini, membuat ia harus menghadapi konsekuensi cibiran, fitnah dan dampak psikologis. Tetty ibarat seorang pahlawan yang diperlakukan sebagai penjahat.
Pemberitaan, koreksi dan klarifikasi bahkan pembenaran pihak Istana telah mengonfirmasi alasan pembatalan akibat "dugaan", perihal keberadaan Tetty sebagai saksi di KPK justru terkesan tendensius dan diskriminatif.
Apakah seorang saksi dalam pengusutan kasus KPK harus dihakimi seolah-olah seperti seorang kriminal? Saksi justru dipanggil dalam rangka membantu penyelesaian penuntasan kasus, bukan justru harus mengalami proses pembunuhan karakter. Ini pun pembelajaran bagi kita semua, bahwa hukum Indonesia menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah, walau opini yang terlanjur terbentuk, telah dikemas dan dibumbuhi pedas sehingga telah menghakimi lebih jauh, sehingga Tetty menjadi korbannya.
Sulut Tetap Bangga
Akhirnya, mau salahkan siapa? Tetty sekali lagi membuktikan kapasitasnya sebagai pemimpin yang berjiwa besar, Tetty sangat legowo, memilih move on dan justru mengajak masyarakat untuk menerima peristiwa ini sebagai peristiwa temporer, bagian dari dinamika politik dan pengalaman berharga dalam perjalanan hidupnya.
Saat ini, Tetty memilih memfokuskan energi dan spiritnya dalam menuntaskan pembangunan di Minsel. Ia tetap konsisten menyeruhkan kepada masyarakat untuk mendukung sepenuhnya pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf, sungguh suatu sikap politik yang dewasa dan mulia. Jiwa besarnya menunjukkan sikap kenegarawan, dimana kepentingan negara lebih penting daripada sebuah jabatan.
Baca Juga: Eks Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu Juga Merapat ke Istana
Di atas semua itu, kami masyarakat Sulawesi Utara tetap bangga dengan Tetty yang berhasil menggemparkan tanah air, terlanjur ekspektasi dan euforia publik terbangun akan kehadiran sosok Tetty di kabinet. Realitas antiklimaks ini tentunya menyurutkan langkah dan karya Tetty di masa mendatang.
Ia kembali pulang ke daerah dengan kepala tegak. Tetty disambut bak pahlawan dengan mahkota kehormatan ketika kembali ke Minahasa Selatan. Tetty semakin dicintai. Ia akan terus berjuang, berkarya dan menjadi terang di manapun dia berada. Ia akan terus dikenang dan dicintai masyarakat Sulawesi Utara sebagai Srikandi kebanggaan masyarakat di Bumi Nyiur Melambai.
Terus berjuang Ibu Tetty. Kami mencintai Ibu Tetty. Tuhan memberkati.
Michael Kamang Waworuntu. Sumber: Manado Today
(*) Michael Kamang Waworuntu, Camat Kumelembuai, ASN terbaik Minsel.
BACA JUGA: Cek HEADLINE Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Farid R Iskandar