Ceknricek.com -- Akhir abad ke-15, Vasco da Gama menemukan jalur baru lewat laut untuk melakukan perdagangan ke India. Penemuan ini menandai awal dibukanya rute perdagangan lewat laut di Eropa yang sebelumnya dilakukan lewat jalur sutra.
Kabar berhasilnya Vasco da Gama membuka jalur laut atas perintah Portugis itu memberikan dampak drastis terhadap Eropa, Timur Tengah, atau wilayah India dan Asia Tenggara karena dianggap lebih murah daripada lewat jalur darat.
Siapakah Vasco da Gama?
Vasco Da Gama dilahirkan tahun 1460 di Sines, Portugal, dia adalah anak ketiga dari pasangan Isabel Sodré dan Estevão da Gama yang merupakan komandan benteng di kota pesisir Alentejo, Portugal.
Sedikit yang diketahui tentang kehidupan awal Vasco da Gama. Namun ketika cukup dewasa pada tahun 1492, Raja John II dari Portugal mengirimnya ke pelabuhan Setúbal, untuk merebut kapal-kapal Prancis.
Sumber: History.com
Dalam misi tugas pembalasan atas penggusuran masa damai Prancis terhadap pengiriman Portugis ini pun dilakukan Da Gama dengan cepat dan efektif hingga namanya mulai terkenal di kalangan kerajaan sebagai pelaut yang handal.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Awak Kapal Magellan Kembali ke Spanyol Setelah Mengelilingi Dunia
Tak berselang lama, pada 1495, Raja Manuel naik tahta, sebuah misi lama yang sudah diabaikan digalakkan kembali oleh pihak kerajaan, yakni mengirim kembali armada Portugis ke India untuk membuka rute laut ke Asia untuk mengungguli bangsa Turki.
Satu dekade sebelumnya pada 1481, Raja John II pernah menunjuk penjelajah lain, bernama Bartolomeu Dias untuk melakukan perjalanan membuka jalur laut baru meski dengan tujuan lain, yakni ke Tanjung Harapan dan Afrika.
Menimbang efektivitas dan sepuhnya penjelajah Dias, akhirnya ditunjuklah Vasco da Gama untuk meneruskan ekspedisi pendahulunya tersebut.
Pelayaran Awal
Vasco da Gama angkat sauh dari Lisbon pada 8 Juli 1497, dengan empat armada kapal dan dua kapal layar berukuran sedang, masing-masing sekitar 120 ton, yang dinamai “São Gabriel” dan “São Rafael”. Tidak hanya itu ia juga membawa beberapa penerjemah dalam kapalnya.
Sumber: lookandlearn.com
Ia dan anak buahnya kemudian melakukan pelayaran melalui rute pantai barat Afrika. Ketika melintasi garis khatulistiwa, mereka mengambil arah ke selatan, seperti yang pernah dilakukan oleh Bartolomeau Dias.
Pelayaran da Gama kala itu menjadi yang terlama, yakni empat bulan dalam jarak 6.000 mil atau 9.656 km. Ia dan awak kapal sama sekali tak melihat daratan, sejauh mata memandang hanya terbentang lautan.
Baca Juga: Ibnu Batutah, Sang Petualang Abadi
Mereka sempat singgah di Kenya, dan beberapa tempat lain. Singkat cerita perjalanan ini pun berjalan dengan mulus, hingga da Gama tiba di Kapadu pada 20 Mei 1498, dan disambut baik oleh raja setempat yang saat itu dijabat oleh Zamorin.
Sumber: Istimewa
Mereka mendapat pasokan rempah-rempah yang dicari. Kendati demikian, hal itu tak membuat da Gama senang, karena ternyata banyak barang yang dibawanya dari Eropa tak sesuai dengan permintaan pasar India kala itu.
Dia pun memutuskan pulang pada Agustus 1498 dengan rasa kurang puas. Tanpa pengetahuan tentang angin musiman di Samudera Hindia mereka mengalami rintangan berat dalam perjalanan ke Portugis, dan melakukan perjalanan empat kali lebih lama ketika pergi.
Beberapa kru kapal bahkan terserang penyakit kudis, hingga meninggal meski setelah mendekati Eropa fase perjalanan relatif lancar. Hingga akhirnya pada awal September 1499, da Gama dan anak buahnya tiba di Portugis dengan membawa rempah-rempah dan mendapat laba 60 kali lipat.
Britannica menulis, dari 170 kru asli da Gama, hanya 55 orang yang berhasil selamat dalam ekspedisi tersebut dan Raja Manuel I pun memberikan da Gama gelar laksamana serta tunjangan pensiun tahunan sebesar 1.000 cruzados, dan perkebunan luas di sana.
Sisi Lain dan Akhir Hayat
Setelah pelayaran tersebut Vasco da Gama masih melakukan beberapa ekspedisi laut, salah satunya kembali lagi ke India pada 1502 atas perintah Raja Portugis.
Monument Vasco da Gama. Sumber: Istimewa
“Dalam ekspedisi keduanya, da Gama berencana mencegat kapal Arab," tulis mantan editor Harper’s magazine, seperti dikutip bloomberg, (7/9).
Baca Juga: Mengelilingi Dunia ala Ibnu Battuta
Nigel Cliff dalam bukunya The Last Crusade: The Epic of Voyages Vasco da Gama' menulis bagaimana kejamnya da Gama ketika membantai pasukan Kapal Arab bernama The Miri yang berangkat dari Makkah untuk membawa pedagang kaya asal Kolkata, India itu.
"Menurut saksi mata, jeritan penumpang terdengar hebat. Miri kemudian dibakar dengan sisa 300 penumpang di dalamnya. Sangat kejam dan tanpa belas kasihan sedikit pun," tulis Cliff mengutip Republika.
Pasca peristiwa ini, da Gama sempat kembali lagi ke India pada 1524, setelah ia dicalonkan Raja John III untuk diangkat menjadi Raja Muda Portugis di India.
Namun entah karena terlalu bekerja keras, ia jatuh sakit dan meninggal tepat hari ini, sekitar 5 abad lalu, tepatnya 24 Desember 1524 di Chocin.
BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar