Ceknricek.com -- Tepat pada tanggal hari ini, 107 tahun silam, 8 Oktober 1912, Montenegro mendeklarasikan perang terhadap Kesultanan Ottoman dan memicu pecahnya Perang Balkan I, di Semenanjung Balkan.
Kejadian ini kemudian turut memicu Liga Balkan yang terdiri dari Bulgaria, Serbia, dan Yunani untuk ikut dan bersekutu menyatakan perang melawan Ottoman hingga berakhir pada 18 Mei 1913.
Ottoman di Ambang Keruntuhan
Hingga awal abad ke-20 Kesultanan Ottoman masih merupakan negara besar yang ruang lingkup kekuasaannya cukup luas di Semenanjung Balkan, meliputi wilayah di sebelah utara Yunani, dan sebelah selatan Serbia, Montenegro, hingga Bulgaria.
Di bawah kekaisaran Ottoman, dataran yang terletak di Eropa tenggara ini juga memiliki bermacam etnis dan agama yang terdiri dari bangsa-bangsa di wilayah Balkan.
Sumber: Voina
Hetrogenitas kultural di wilayah ini kemudian membawa ide baru terkait nasionalisme berbasis etnis karena dipicu gaya pemerintahan Ottoman yang cukup otoriter. Ketidakpuasan-ketidakpuasan ini menggumpal dan memaksa penduduk setempat berambisi menjadikan tanah airnya sebagai negara yang merdeka dari kekuasanaan Ottoman.
Di tengah situasi ini juga muncul kepentingan-kepentingan lain dari negara Rusia terhadap Balkan, Turki yang menjadi benteng kepentingan Inggris, munculnya popaganda terselubung, hingga kegagalan Ottoman dalam berdiplomasi antar Liga Balkan.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Bersatunya Jerman Timur dan Barat
Segala campur tangan negara-negara luar tersebut kemudian menambah persoalan di Balkan yang semakin rumit dan terakumulasi menjadi satu dengan persoalan bangsa Balkan-Turki yang kemudian mengakibatkan pecahnya Perang Balkan.
Pecah Perang Balkan I
Selasa, 8 Oktober 1912, Pasukan Montenegro melakukan serangan mendadak ke dekat Podgorica, Ibu Kota Montenegro yang sekaligus menjadi konflik pembuka dalam Perang Balkan. Tindakan tersebut sama sekali tidak diduga oleh Ottoman, karena negara tersebut merupakan negara terkecil di semenanjung Balkan sehingga tidak mungkin berani menyerang kekaisaran Turki.
Sumber: Pinterest
Namun, berkat bantuan amunisi pasukan senjata dari liga-liga Balkan dan sekutunya, serta masih kurang siapnya Turki akibat kesalahan informasi intelijen, pasukan Montenegro secara mengesankan berhasil merebut provinsi-provinsi Ottoman di pesisir Balkan hanya dalam waktu beberapa minggu.
Situasi ini bertambah runyam tatakala negara-negara anggota Liga Balkan lainnya turut menyatakan perang terhadap Turki pada 18 Oktober 1912, yang pada saat bersamaan sedang menghadapi perang lainnya menghadapi Italia (1911-1912). Respon pemerintah Turki saat itu adalah langsung menandatangani perjanjian damai dengan Italia dan membiarkan Italia menguasai Libya.
Sumber: Istimewa
Meskipun demikian, hal tersebut tidak banyak membantu pasukan Ottoman dalam Perang Balkan yang telah dikepung dari banyak front secara sekaligus dan mendadak. Front barat diserang oleh Serbia dan Montenegro, front timur Bulgaria, dan front selatan dikepung oleh Yunani.
Baca Juga: Mengenang Anwar Sadat: Presiden Pemberani dari Mesir
Keadaan ini membuat Kesultanan Ottoman kewalahan dan tidak bertaji karena dikepung dari arag darat dan laut. Pada awal Desember 1912, setelah satu bulan perang berlangsung Liga-liga Balkan memaksakan gencatan senjata, dan Turki, mau tidak mau menyetujuinya. Buntut dari gencatan ini adalah Perundingan London.
Akhir Perang Balkan I yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian London pada 30 Mei 1913, ternyata menimbukan masalah baru. Negara-negara Liga Balkan mengaIami kesulitan dalam pembagian daerah-daerah yang merupakan hasil kemenangannya dalam Perang Balkan.
Inilah yang kemudian menjadi pemicu meletusnya kembali Perang Balkan II yang pecah setelah satu bulan pasca ditandainya Traktat London. Perang antar etnis ini kemudian terus berlanjut hingga menyebabkan ratusan ribu nyawa melayang dan jutaan orang tercabut dari tanah air mereka.
BACA JUGA: Cek BUKU & LITERATUR, BeritaTerkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.