Ceknricek.com -- Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) yang selama ini terpecah ke dalam dua kubu, masing-masing yang dipimpin oleh Ketua Umum Febryan Aditya (Kuningan) dan Parfi yang dikomandoi oleh Pj. Ketua Umum Parfi Soultan Saladin (Bogor), akhirnya melakukan rekonsiliasi.
Kamis (5/9) siang, Kedua nakhoda Parfi yang sama-sama memiliki pengikut di belakangnya itu, melakukan pertemuan dan menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri perbedaan. Pertemuan dilakukan di rumah miliki anggota Parfi, Ayu B.N. di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.
Pertemuan itu mengakhiri dualisme yang ada selama ini di Parfi, pasca Kongres XV Parfi di Mataram, Lombok, NTB, yang kembali mengukuhkan Ketua Umum Parfi petahana Aa Gatot Brajamusti. Namun beberapa jam setelah terpilih, ketika sedang berpesta atas kemenangannya sekaligus HUT ke-54, Aa Gatot ditangkap polisi, dan kini sudah menjalani hukuman di Lapas Cipinang Jakarta.
Sumber: Istimewa
Aa Gatot ditangkap di Hotel Golden Tulip kamar nomor 1100, tempatnya menginap. Penangkapan dilakukan oleh Polres Mataram dan Polres Lombok Barat. Selain Gatot, petugas gabungan juga menangkap istri ketiga Gatot, DA. Petugas menemukan satu buah klip plastik yang berbentuk kristal putih di duga sabu dan alat hisap sabu.
Baca Juga: 4 Film Indonesia Ikuti Kompetisi Festival Film Locarno, Swiss
Dalam Kongres XV Parfi tanggal 26 Agustus 2016 berlangsung Aa Gatot berhadap-hadapan dengan Andryega da Silva. Andre satu-satunya orang yang menjadi penantang Gatot Brajamusti. Dalam pemungutan suara memilih Ketum Parfi di kongres Lombok itu Andry mendapat 78 suara, jauh di bawah Aa Gatot yang mendapat 464 suara.
Sehari setelah penangkapan Aa Gatot, Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) Parfi yang diketuai oleh Aspar Paturusi dan Sekjen Piet Pagau langsung menunjuk Andreanus Dedy Dermawan alias Andryega da Silva menjadi Ketua Umum Parfi Periode 2016-2021.
Andre dikukuhkan pada tanggal 29 Agustus 2016 melalui Surat Keputusan No. 10/ KONGRES/PARFI 2016 tentang Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Artis Film Indonesia Mas aBakti 2016 - 2021, dan Formatur Tunggal Hasil Kongres Persatuan Artis Film Indonesia ke-XV tahun 2016.
“Sekarang saya selaku ketua DPO menyatakan, sudah jelas gugur Ketua Umum terpilih. Demi menghargai juga calon Ketum terpilih yang kedua, sesuai AD/ART maka dia terpilih menjadi Ketua Umum. Itu sama juga di bidang olahraga, juara satu jika terbukti bersalah melakukan doping, akan dicabut medali emasnya, dan diberikan kepada pemenang kedua,” kata Aspar yang didampingi dengan Piet Pagau, Abdul Hanan dan anggota DPO lainnya, kepada wartawan, ketika itu.
Banyak yang menyayangkan keputusan DPO Parfi. Aktor senior Soultan Saladin menilai DPO terlalu tergesa-gesa mengambil tindakan.
“Seharusnya dalam situasi seperti ini mereka cooling down dulu. Tapi mereka sudah merasa paling ngerti organisasi dan terburu-buru mengambil tindakan,” kata Soultan, yang mencurigai, ada sesuatu di balik itu.
Aa Gatot yang setelah penangkapannya mendekam di tahanan Polres Mataram, sempat memberikan mandat kepada Soultan Saladin untuk memimpin Parfi selama proses hukumnya berjalan.
Anggota Parfi non Kongres Kamel Marvin juga tidak setuju dengan langkah DPO Parfi mengangkat Andriega. Menurutnya, menjadi ketua Parfi merupakan amanah anggota. Jika anggota mengamanahkan kepada seseorang, tidak bisa amanah itu dilimpahkan kepada orang lain. Seharusnya bila Ketum terpilih tersangkut masalah hukum, sebaiknya lakukanlah pemilihan Ketua Umum yang baru.
Adapun posisi DPO menurut Kamel, sama statusnya dengan Gatot Brajamusti, dipilih oleh peserta kongres. “Apakah kalau ada apa-apa dengan DPO lalu bisa digantikan dengan calon DPO pesaingnya?”
Tak kalah sewotnya dengan tindakan DPO Parfi di bawah pimpinan Aspar Patturusi adalah Ki Kusumo. Aktor dan produser film yang dikenal sebagai paranormal itu justru menuding DPO yang dipimpin Aspar Patturusi tidak sah.
“Kalau mereka bilang ada DPO, berarti orang yang enggak ngerti organisasi. Dengan adanya kasus penangkapan Gatot Brajamusti, berarti Kongres di Lombok tidak sah. Gugur. Berarti semua produknya juga tidak sah. Apalagi Belum ditetapkan pengurus Parfi!,” tandas Ki Kusumo.
Tidak puas sampai di situ, Ki Kusumo bersama Parfi non Kongres Lombok kemudian menyegel kantor Parfi di lantai IV Gedung PPHUI. “Kami menyegel kantor Parfi, agar tidak ada orang yang masuk. Kalau ada yang membongkar segel dan masuk ke kantor Parfi, mereka akan berhadapan dengan saya,” katanya.
Parfi 56
Artis-artis yang anti Kongres Lombok yang antara lain terdiri dari Lela Angraini, Darti Manulang, Debby Cinthya Dewi, Kamel Marvin, Dessy Surachman, Ki Kusumo dan lain-lain, berniat membentuk Parfi sendiri, yang dinamakan Parfi 1956, sesuai tahun pendirian Parfi.
Di tengah perjalanan ada wacana untuk memasukan artis-artis muda yang masih eksis. Di antaranya yang aktif adalah artis Marcella Zalianti, yang juga pernah ditawarkan untuk bersaing melawan Aa Gatot Brajamusti dalam Kongres di Lombok, tetapi Marcella tidak bersedia.
Sumber: Istimewa
Baca Juga: Pahlawan dan Heroisme dalam Film
Setelah konsep Parfi 1956 matang, Marcella lalu dipilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum didampingi oleh Ray Sahetapy sebagai wakil. Organisasi itu kemudian diberi nama Parfi 56, dan para pencetusnya seperti Lela Anggraini dan lain-lain justru disingkirkan. Tetapi Debby Cinthia Dewi menjadi Ketua DPO.
Sumber: Istimewa
“Gua benar-benar kecewa dengan Debby Cynthia Dewi. Dia munafik! Kita yang berjuang bersama, kok cuma dia yang mau muncul sendirian! Dia sering ngoceh seolah-olah dia yang paling berjasa,” kata Lela Anggraini ketika dihubungi melelui telepon, 28 Oktober 2016 lalu.
Andriega Dilengserkan
Sejak memimpin Parfi, Andre memang selalu menjadi pergunjingan di kalangan pengurus maupun anggota yang lain. Terutama sejak utangnya sebesar Rp463 juta kepada Ketua Umum Parfi Febryan Aditya, terkuak di media massa. Andre telah melakukan wanprestasi, bahkan dituding melakukan penipuan terhadap Febryan, sehingga Ketua KFT memperkarakannya secara hukum, dan menyita mobilnya.
Andre sendiri kemudian jarang muncul di kantor Parfi di Lt. 4 Gedung PPHUI Kuningan, Jakarta. Bahkan beberapa pengurus inti sulit menghubunginya. Akhirnya para pengurus membuat mosi tidak percaya.
Sumber: Istimewa
“Sebelumnya kami telah melakukan pemanggilan kepada Andre, tapi dia tidak datang. Kita cek ke rumahnya di Jagakarsa, ternyata telah kosong. Menurut seorang pengurus Parfi yang menghubungi istrinya, keluarga mereka mengaku berada di Bandung. Tapi tidak jelas di mana alamatnya. Nah, berdasarkan itu semua akhirnya DPO mengambil keputusan. Dari delapan anggota DPO yang aktif, 5 terlibat dalam pengambilan keputusan. Artinya, pengambilan keputusan itu kuorum,” kata Ketua DPO Parfi Aspar Paturusi.
Dewan Pembina Organisasi (DPO) Parfi akhirnya memutuskan untuk mengangkat artis senior Wieke Widowati yang selama (Ketum) ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Parfi pada 18 Januari 2017, untuk menjadi Ketua Umum PB Parfi yang baru, menggantikan Andreanus Dedi Darmawan alias Andryega da Silva. Keputusan itu diambil setelah DPO mempelajari mosi tidak percaya 30 Pengurus PB Parfi terhadap kepemimpinan Andryega.
Dengan lengsernya Andre, begitu panggilannya, berarti Andre merupakan Ketum Parfi tersingkat yang pernah ada. Dia diangkat oleh DPO Parfi pimpinan Aspar Paturusi, 30 Agustus 2016, setelah Ketum Parfi terpilih dalam Kongres Lombok, Gatot Brajamusti ditangkap polisi karena kasus narkoba.
Baca Juga: Mengenang Usmar Ismail, Bapak Perfilman Nasional
Wieke Widowati diberhentikan setelah sebulan lebih ditetapkan sebagai Ketua Umum Parfi, karena dianggap tidak mampu menyusun kepengurusan. Selain itu sebagai Ketua Umum tidak mau bertanggungjawab untuk menanggulangi kebutuhan sekretariat termasuk mambayar gaji karyawan di sekretariat. Yang paling fatal, menurut sumber, ketika Wieke mengeluh hanya menerima uang Rp2 juta saat melantik pengurus Parfi Cabang Sumbar.
Setelah Wieke dilengserkan, PB Parfi mengadakan KLB di Kuningan, pada 12 Februari 2017. Melalui proses yang singkat, terpilihlah Febryan Aditya sebagai Ketua Umum. Lucunya, pada saat yang sama Febryan masih menjabat sebagai Ketua Umum KFT (organisasi karyawan film dan televisi). Kedua jabatan penting itu dipegang sampai sekarang.
Untuk Apa Parfi?
Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) merupakan organisasi perfilman tertua. Didirikan pada awal bulan Maret 1956 dalam kongres yang diadakan para pemain dan pekerja film melakukan kongres pada saat itu. Para tokohnya yang mendirikan pada saat itu adalah Usmar Ismail dan Djamaludin Malik, dan terpilih sebagai Ketua Umum Soerjo Sumanto.
Sumber: Istimewa
Dalam perjalanannya, Parfi selalu mengalami gonjang-ganjing bahkan pertikaian hebat. Konflik paling menyita perhatian adalah ketika terjadi perebutan Ketua Umum antara Ratno Timoer dan Dicky Zulkarnaen, tahun 1983. Sejak itu Parfi tak henti dirundung masalah. Antara lain konflik antara Sys Ns-Eva Rosdiana Dewi, Yenny Rachman-Aa Gatot Brajamusti, hingga Parfi kemudian terpecah seperti saat ini.
Meskipun kubu Soultan Saladin dan Febryan Aditya sudah bertemu di Jakarta, Kamis (5/9) dan sepakat untuk mengakhiri perbedaan. Pertemuan itu diyakini tidak akan mengembalikan lagi kejayaan Parfi seperti dulu, terlebih di tengah fenomena menjauhnya artis, karyawan, dan produser film terhadap organisasinya sendiri.
Sejak lahirnya UU No.8 tahun 1992 tentang perfilman, tidak ada lagi kewajiban artis/karyawan film untuk meminta rekomendasi kepada organisasinya, jika ingin bekerja di film. Tanpa ketentuan rekomendasi, artis atau pekerja film merasa tidak terlalu butuh dengan organisasinya.
Sedangkan bagi organisasi, hapusnya ketentuan rekomendasi itu membuat organisasi kehilangan sumber pemasukan yang sangat penting untuk kehidupan organisasi. Dihapuskannya ketentuan rekomendasi sama artinya mematahkan sayap organisasi, sehingga organisasi perfilman langsung lumpuh.
Sejak itu organisasi tidak menarik lagi, meskipun masih ada saja yang ingin duduk di organisasi karena alasan sejarah atau ada motivasi lain.
Saat ini mayoritas organisasi film, seperti hanya memiliki pengurus, tetapi “tidak punya” anggota. Aktivitasnya pun entah apa saja. Gelap!
BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini