Sejarah Sistem Penanggalan Gregorian Masehi | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Istimewa

Sejarah Sistem Penanggalan Gregorian Masehi

Ceknricek.com -- Hari Rabu, (1/1/2020) dunia merayakan tahun baru masehi dengan berbagai perayaan yang tentu saja berbeda satu sama lain, namun galibnya dengan menyalakan kembang api atau menyulut petasan.

Tahukah Anda, kalender masehi yang kita kenal sekarang keseragamannya dimulai sejak tahun 1752 oleh dekrit Paus Gregorius XIII yang sebelumnya berawal dari Ide Julius Caesar?

Dari sekian banyak kalender yang ada di muka bumi, sistem Gregorian-lah yang saat ini paling jamak dipakai, meski eksistensi penanggalan lain berdasarkan tradisi kebudayaan dan keagamaan juga masih ada.

Kalender Julian pertama kali diperkenalkan oleh Julius Caesar 45 tahun sebelum Masehi (SM) ketika ia dinobatkan sebagai kaisar dan mengganti sistem kalender tradisional Romawi dengan sistem kalender Julian atas arahan Sosigenes, seorang astronom asal Alexandria.

Sebelum 45 SM era itu disebut juga sebagai era bingung dimana jumlah hari dalam sebulan tidak karuan dan jumlah bulan dalam setahun hanya ada sepuluh. 

Julius Caesar  kemudian menyisipkan 90 hari dalam kalender tradisional Romawi supaya satu tahun sama dengan siklus matahari. Upaya Caesar melakukan penambahan ini sistem penanggalan lebih sesuai mendekati ketepatan pergantian musim tiap tahunnya.

Penetapan kalender Julian pada waktu itu didasarkan atas keyakinan bahwa panjang 1 tahun surya adalah 365 lebih seperempat hari atau 365 hari dan 6 jam. 

Sumber: Istimewa

Akibatnya, terdapat penambahan hari setiap beberapa tahun untuk mengakumulasi perbedaan 11 menit 14 detik karena perputaran bumi terhadap matahari hanya berlangsung selama 365 hari 5 jam 48 menit dan 46 detik.

Baca Juga: Di Balik Tradisi Natal 25 Desember

Namun, lama kelamaan datangnya musim semi di Roma tak bersamaan lagi dengan perayaan Hari Paskah karena perbedaan perhitungan tersebut. 

Maka, Paus Gregorius XVIII kemudian memperbaiki penanggalan Julian dengan meluncurkan sistem penanggalan Gregorian yang masih berdasar pada perhitungan Masehi dan nama-nama bulan yang sama.

Sumber: Wikipedia

Adalah Aloysius Lilius, seorang astronom dan dokter dari Ciro (kini bagian wilayah Italia) yang melayangkan proposal penanggalan pada Gregorius. Setelah ia meninggal dunia, pekerjaannya dilanjutkan dan disempurnakan oleh ahli matematika dan astronom Christopher Clavius asal Jerman. 

Hasilnya kemudian menjadi dasar reformasi kalender Gregorian dari tahun 1528, seperti dijelaskan August Ziggelar SJ dalam The Papal Bull of 1582 Promulgating A Reform of The Calendar.

The Papal Bull atau Inter Gravissimas yang memuat maklumat tersebut resmi dikeluarkan pada 24 Februari 1582. Paus memerintahkan para rohaniawan Katolik juga seluruh jajaran tertinggi Gereja Katolik mengadopsi sistem kalender baru tersebut.

Laporan Matt Rosenberg pada situs Geography About menyatakan bawa kabar perubahan kalender ini disebarluaskan di seluruh daratan Eropa. Di Asia, Jepang juga pada akhirnya mengadopsi penanggalan Gregorian pada 1873 sebagai bagian dari Westernisasi Meiji.

Pada 1875, Mesir juga menerapkan penanggalan Gregorian. Albania, Bulgaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Rumania, dan Turki menyesuaikan antara 1912 hingga 1917. 

Uni Soviet pada 1919, Yunani pada 1928. Cina yang notabene memiliki penanggalan sendiri telah mengganti kalendernya ke Gregorian pada tahun 1949, dan kemudian disusul Arab Saudi pada 2016.

Nama Bulan Dalam Kalender Gregorian

Dalam kalender Gregorian dikenal juga nama-nama bulan, yakni dari Januari hingga Desember. Penamaan atas bulan ini juga memiliki kisahnya tersendiri. Berikut:

Januari

Januari berasal dari kata Janus. Salah satu dewa dalam mitologi Roma yang konon memiliki dua wajah, sehingga dapat melihat ke depan dan ke belakang secara bersamaan.

Sumber: Istimewa

Menurut kepercayaan orang Romawi, Janus adalah dewa permulaan dan dewa akhir yang bisa melihat masa depan dan masa lalu.

Februari

Februari berasal dari kata Februra  yang berarti Pesta Penyucian. 

Setiap tanggal 15 Februari, orang Roma kuno selalu mengadakan ritual pemurnian atau ritual pengampunan dosa.

Sumber: Istimewa

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Teka-Teki Silang Muncul dan Begitu Digemari Dunia

Bagi orang Roma, Februus adalah Dewa Pemurnian. Bagi orang Etrusia, Februus adalah Dewa Pemurnian, Dewa Kekayaan, dan Dewa Kematian.

Maret

Maret berasal dari kata Mars. Ia adalah Dewa Perang dalam mitologi Roma. Jika dibandingkan dengan mitologi Yunani, posisi Mars sama dengan Ares.

Sumber: Istimewa

Mereka berdua sama-sama dewa perang. Mars adalah anak dari Yuno dan Yupiter. Mereka berdua adalah dewa dewi tertinggi di dalam mitologi Roma.

April

Kata April berasal dari kata aperire yang artinya terbuka. Terbuka di sini mengacu pada bunga-bunga yang mekar atau musim panen.

Sumber: Istimewa

Jadi, bulan April adalah bulan yang penting bagi petani. Namun, seumber lain ada juga yang menulis  bahwa kata April berasal dari kata Aphrodite, nama Dewi Venus dalam bahasa Yunani.

Mei

Mei berasal dari kata Maia. Maia adalah salah satu dewi dalam mitologi Roma. Setiap hari pertama di bulan Mei, masyarakat Roma biasanya melakukan ritual kepada Maia, sang Dewi Bumi.

Juni

Kata Juni berasal dari Juno. Juno adalah istri dari Dewa Jupiter dalam mitologi Roma. Juni merupakan dewi tertinggi dalam mitologi Roma. 

Jadi, tak heran kalau Juno sering dijuluki kepala para Dewi Romawi. Dalam mitologi Yunani, posisi Dewi Juno sama dengan posisi Dewi Hera (istri Dewa Zeus).

Juli

Kalender tradisional Romawi dimulai dari bulan Maret, bukan Januari. Jadi, Juli adalah bulan ke-5. Dulu, nama bulan kelima adalah Quintilis.

Namun, karena Julius Caesar lahir di bulan Quintilis dan ia sudah memberikan pengaruh besar terhadap kekuasaan Romawi, nama bulan kelima di kalender Romawi pun diubah menjadi Juli, bukan Quintilis lagi.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Perang Musim Dingin Uni Soviet Finlandia

Nama Juli ditetapkan oleh Markus Antonius, sebagai penghormatan kepada Julius Caesar yg terbunuh oleh pengawalnya sendiri, Brutus.

Agustus

Dulu, nama bulan ke-6 di kalender Romawi adalah Sextilis. Namun, namanya diubah menjadi Augustus. Kata augustus diambil dari nama Kaisar Romawi pertama yang bernama Augustus Caesar.

Oktober

Oktober berasal dari kata oktet. Itu adalah bahasa latin untuk angka delapan. Di dalam kalender Romawi, Oktober adalah bulan ke-8, bukan ke-10.

November

November berasal dari kata septem. Itu adalah bahasa latin untuk angka sembilan. Di dalam penanggalan Romawi, November adalah bulan ke-9, bukan ke-11.

Desember 

Desember berasal dari kata decem. Itu adalah bahasa latin untuk angka sepuluh. Di dalam penanggalan Romawi, Desember adalah bulan ke-10, bukan ke-12.

BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait