Seputar Vaksin Covid-19 Pfizer | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Seputar Vaksin Covid-19 Pfizer

Ceknricek.com -- Uji coba vaksin Covid-19 Pfizer fase 3 telah selesai dan dirilis lewat siaran pers Rabu (18/11/20) kemarin dengan efektifitas 95%, dan tampaknya ditoleransi dengan baik.  Menanggapi hal itu, tentunya kita perlu melihat data lebih detail dalam jurnal ilmiah. 

Walaupun secara keseluruhan ini adalah berita yang luar biasa, tetapi apa artinya semua ini dalam konteks pandemi dan hal apa saja yang harus kita pastikan dari produk vaksin ini? 

Pertama, vaksin bukan solusi ajaib. Keberhasilan setiap program vaksinasi akan dipengaruhi strategi kesehatan masyarakat yang sukses. Kedua, kita semua perlu menyadari bahwa dibutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum vaksin aman dan efektif dapat diproduksi dan didistribusikan secara global.

Ketiga, untuk keluar dari situasi pandemi, maka setiap negara dan wilayah wajib melakukan upaya testing, tracing, treatmen, isolasi dan karantina serta menggerakkan masyarakat untuk membiasakan cuci tangan, menjaga jarak, memakai masker dan membatasi keramaian/kumpulan massa di dalam atau di luar ruangan guna mengurangi penularan covid-19 di komunitas sekaligus melandaikan kurva pandemi. 

Keempat, untuk menjamin keberhasilan strategi herd immunity dengan adanya vaksin yang aman dan efektif, maka setiap negara harus melandaikan kurva pandeminya yang berakibat pada rendahnya angka reproduksi sehingga akan memperbesar peluang keberhasilan program vaksinasi (herd immunity).

Seputar Vaksin Covid-19 Pfizer
Sumber: Istimewa

Dua faktor lainnya yang mempengaruhi keberhasilan program vaksinasi ini adalah % cakupan vaksinasi atau jumlah penduduk yang  divaksinasi dan efektifitas vaksin.

Untuk vaksin Pfizer yang telah menyelesaikan uji fase 3-nya ini, ada beberapa hal yang masih harus diklarifikasi, dievaluasi dan diamati, yaitu:

Kita masih belum tahu bagaimana kinerja vaksin ini pada populasi umum. Karena kita tidak dapat mengatakan dengan pasti apakah efektifitas vaksin akan tetap pada 95% dalam populasi yang lebih besar. Kita juga masih belum tahu data viral load pada kasus orang yang divaksinasi. Viral load ini memiliki implikasi penting untuk potensi penularan. Karena jika orang yang divaksinasi dapat terinfeksi (walaupun kecil kemungkinannya) dan memiliki viral load yang tinggi maka mereka berpotensi menularkan ke orang lain. Sehingga sangat penting untuk memahami bahwa orang yang menerima vaksin tidak boleh menghentikan tindakan lain untuk mengurangi risiko penularan (masker, jaga jarak, dll). 

Selain itu, penting untuk mengevaluasi vaksin dan kemanjurannya secara umum setelah vaksin dipasarkan. Sebagaimana hal serupa terjadi dalam setiap produk pengembangan vaksin. Vaksin tidak berhenti dipelajari dan diamati setelah uji klinis fase 3 selesai atau meski izin edar telah diberikan. Ini yang sering disebut dengan uji fase 4.

Artinya, meski hasil uji vaksin Pfizer ini adalah kabar baik, tapi harus diingat dan disadari bahwa pandemi ini belum berakhir, apalagi bagi Indonesia yang masih punya PR besar terkait intervensi 3T  dan  3M dengan strategi komunikasi risiko yang tepat. 

Kita semua harus terus berupaya fokus pada optimalisasi program 3T dan 3M yang dilakukan massif, merata dan setara dengan eskalasi pandeminya, selain juga terus menerus melakukan pengurangan risiko, seperti menutup sekolah/pesantren/kampus, setidaknya 70% pegawai non esensial WFH, peniadaaan aktifitas yang menyebabkan mobilisasi massa yang besar seperti pilkada, demonstrasi, dan lain-lain. 

*dr. Dicky Budiman, Epidemiolog Universitas Griffith Australia

Baca juga: Pakar Virologi Dunia Minta Hentikan Politisasi Vaksin COVID-19

Baca juga: Vaksin COVID-19 Dari Pfizer Menjanjikan Tapi Penuh Tantangan



Berita Terkait