Ceknricek.com—Apa persamaan Yessy Gusman dan Fairouz, biduanita kondang dari Lebanon, saat menghipnotis sisi romantis publik, utamanya mereka yang sedang dilanda gelora cinta? Andai ditarik garis lurus, mungkin ini titik temunya. Jika Yessy melempar adegan-adegan ikonik yang membuatnya jadi idola anak muda lewat aktingnya yang kuat, Fairouz begitu dipuja kalangan yang sedang kasmaran, saat ia melantunkan suara merdu dan syair cintanya.
Kalau Yessy dan pasangan ‘abadinya’ Rano Karno melahirkan film Ratna dan Galih yang coba mengekor kesuksesan Gita Cita dari SMA ,Fairouz menginspirasi penyair terkenal Suriah, Nizar Qabbani, untuk menulis sajak cinta yang diantaranya berbunyi,”Tatkala Fairouz bernyanyi, gunung-gunung dan sungai mengikuti aliran suaranya. Dengan mendengar suaranya, anak-anak kami lahir kembali,”.
Foto: Istimewa
Bukan sesuatu yang berlebihan jika menempatkan Yessy sebagai ikon cinta di masanya. Catatlah sekarang sedang ramai musim sepeda. Ini mengingatkan satu adegan paling menyentuh di film Gita Cinta dari SMA, saat Rano Karno yang berperan sebagai Galih terlihat sedang mengutak-atik sepedanya di pinggir jalan. Saat itu lewat Yessy yang berperan sebagai Ratna. Terjadilah dialog.
Ratna menanyakan nama Galih. Dia juga meminjam buku catatan Galih untuk mencatat jadwal pelajaran. Ketika Ratna mengambil buku yang dimaksud dalam tas, Galih mencuri-curi pandang dari balik roda sepeda. Adegan berikutnya, Ratna mengelap peluh di wajah Galih. Musik kemudian terdengar mengiringi adegan romantis itu.
Foto: Istimewa
Kemarin sosial media ramai-ramai memunculkan puisi cinta karya Sapardi Djoko Damono, seiring kepergian sang penyair ke alam baka. Sajak indah itu, juga mengingatkan saat Ratna membacakan sajak Galih di depan kelas, dari catatan di buku yang dipinjamnya. “Rahasia apa yang diam dalam debaran, saat kau seperti kijang emas meloncat-loncat di hadapanku. Ku simpan wujudmu dari sepi ke sepi, ku toreh hatimu dengan pisau naluri. Diam sendu, hangatmu rindu.”
Baca Juga :Widyawati 70 Tahun, Cerita Sang Legenda
Yeah,mengingat Yessy Gusman memang seperti mengaduk-aduk masa muda kita (bagi yang sudah tua) dan menjadi referensi lain bagaimana caranya mencinta (bagi generasi Dylan dan Milea). Semua menjadi sah-sah saja, karena nama Yessy mulai melambung ketika ia berlakon di film Gita Cinta dari SMA (1979) bareng Rano Karno. Dari situlah, sederet film romantis lain kemudian dimainkan Yessy, sebelum kondisi perfilman nasional sekarat karena resesi.
Berprestasi Akademik
Menariknya, dan publik banyak yang tidak tahu, Yessy mundur dari ingar bingar dunia hiburan, dan kemudian masuk ke wilayah yang butuh kesenyapan dan pemikiran; dunia akademis. Ia mengejar gelar BA di University of San Fransisco, Amerika Serikat. Tak puas, Yessy kemudian lanjut untuk meraih gelar MBA dari Golden Gate University of San Fransisco, yag diperolehnya tahun 1987. Selain itu, Yessy juga meraih gelar Sarjana Hukum (SH) dari Universitas Pancasila. Puncaknya, ia menggaet gelar Doktor bidang Pendidikan Anak Usia Dini dari Universitas Negeri Jakarta tahun 2015.
Dengan gelar berderet, Yessy lantas coba mengamalkan ilmunya dengan mendirikan yayasan pendidikan dan banyak taman bacaan. Ia juga pernah mendapat kepercayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi anggota Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal. Yayasan Bunda Yessy yang didirikannya bermitra dengan lebih dari 300 taman bacaan di seluruh Indonesia.
Foto: Istimewa
Kata Yessy, mengutip omongannya pada sebuah media, dunia yang digelutinya di luar keartisan ini dilandasi semangat mengabdi untuk Indonesia yang lebih baik. Ia yakin, melalui pendidikan anak usia dini, yang nota bene saat anak berada pada usia emas, kelak akan mampu membawa kesuksesan anak dan membangun sumber daya yang dimiliki. Anak usia dini, menurut Yessy, memiliki kecerdasan jamak yang semua harus dikembangkan untuk kehidupan masa depannya.
Yessy pun pantas diganjar beragam penghargaan,atas aktivitasnya. Pada 2003, Yessy menerima dua penghargaan masing-masing dari Penerbit Mizan atas kepeduliannya menyediakan taman bacaan bagi masyarakat, serta penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional kala itu, Prof Malik Fadjar, atas prestasinya meningkatkan minat baca masyarakat melalui Yayasan Bunda Yessy.
Tahun 2005, penghargaan kembali diterima dari Menteri Pemuda dan Olah Raga, Adyaksa Dault, sebagai tokoh yang mencurahkan segenap pikiran, tenaga, dan waktunya untuk mengembangkan minat baca generasi muda. Di samping itu tahun tersebut diterima pula penghargaan Anugerah Jasadarma Pustaloka dari Perpustakaan Nasional.
Baca Juga :Iyek, Rocker Gaek Berjiwa Muda
Penghargaan masih diterima tahun 2006 dari Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, atas jasanya meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan non formal. Adapun penghargaan dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) diterimanya tahun 2008 atas prestasinya dalam meningkatkan minat baca masyarakat.
Dara Pemalu
Semua pencapaian itu, seperti jalan Tuhan yang jadi penebus kegagalannya membangun makhligai rumah tangga. Yessy sendiri mengaku bukanlah gadis yang memiliki percaya diri tinggi. Saat memajang foto dirinya ketika berusia 12 tahun di instagram, ia mengaku tidak habis pikir bisa terjun ke dunia hiburan. Dunia akting.
“Dulu saya sangat pemalu. Rambutku juga tipis. Jadi kerap disasak sama peñata rambut supaya kelihatan mengembang,”katanya.
Foto: Istimewa
Ia tak suka keluyuran. Lebih senang main bareng anak tetangga, teman sekolah dan saudara-saudaranya. Mendadak harus main film, dan Yessy merasa dunia seperti terbalik-balik. Bertemu orang-orang baru, yang lebih berumur darinya. Syuting di muka umum. Kondisi itu dirasakannya berat. Terpaksa ayah dan ibunya harus berganti ganti mengantar.
Baca Juga :Ini Cerita Silaturahmi Artis Film Legend Indonesia
“Saat film beredar..teman-teman ku tambah banyaaaak lagi dari seluruh Indonesia.. Lama lama aku latihan buat nggak malu dan lebih percaya diri..Makasih mama n papa dan keluarga ku yang selalu ada dan mendukung.Love you all," tulis Yessy.
Selain Gita Cinta Dari SMA yang rilis tahun 1979, Yessy juga membintangi Romi & Yuli, Puspa Indah Taman Hati, Buah Terlarang, Neraca Kasih, La Madrastra, La Viuda De Blanco, dan Tali Merah Perkawinan dan lain-lain. Tiada gading yang tak retak. Sukses di film dan studi, Yessy harus gagal dua kali mempertahankan bangunan rumah tangganya. Sebagai single parent, Yessy membesarkan dua anaknya; Javan Dave Djakra dan Cherro Adimas Djakra. Yessy juga baru saja meminang cucu.
Foto: Istimewa
Hari-hari ini Yessy disibukan dengan jadi pemateri seminar di berbagai kota. Ia juga tampil baru dengan kerudung panjangnya. Meski terkesan sudah meninggalkan dunia artis yang serba gemerlap, Yessy tidak serta merta melupakan ketrampilan berakting yang sudah melambungkan namanya. Ia, misalnya, masih main film televisi (FTV). Terbaru, ia berakting di FTV berjudul Senyummu Surgaku. Sudah tentu, karena faktor umur, ia berperan sebagai orang tua.
Seperti Fairouz, nama Yessy memang akan selalu dikait-kaitkan dengan ikon cinta. Jika Fairouz refleksi keindahan sebuah lagu cinta, Yessy tetap melekat dalam benak penggemarnya, sebagai sesuatu yang indah, yang menyenangkan pada pandangan mata lewat akting-akting cintanya. Setidaknya itulah ‘warisan’ terindah Yessy di dunia film, dan kita jadi merasa kembali muda jika menontonnya. Selamat ulang tahun Doktor Yessy Gusman,di 21 Juli. Usia 57 tahun tidak terlalu tua untuk terus merenda asa.
BACA JUGA: Cek SENI & BUDAYA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.